Rabu, 28 Mei 2014

Sell Books > Jual Buku Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme

Judul Buku : Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme terbesar di Indonesia.
Penulis : Hikmah Diniah
Tahun Terbit : 2007
Penerbit : Carasvati Books
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 236 ; 12x19 cm
 Harga Rp 60.000
Resensi: Buku yang berjudul “Gerwani Bukan PKI Sebuah Gerakan Feminisme Terbesar di Indonesia” yang ditulis oleh Hikmah Diniah ini di kemas dalam empat Gerakan/ Bab masing-masing memiliki Jejak/ Sub Bab. Setiap bab saling memeiliki keterkaitan alur cerita meskipun banyak penulisan yang sudah disampaikan di tulis ulang di bab berikutnya. Buku ini menarik untuk dikaji karena penulisan buku tentang perjuangan kaum perempuan masih sedikit ditemukan, terutama mengenai gerakan feminisme revolusioner yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Buku ini menyajikan perjuangan kaum perempuan seperti R. A. Kartini, Dewi Sartika, Aisyiyah, Puteri Mahardika, Gerwani dll, namun sejarawan hanya memusatkan perhatiannya pada perjuangan kaum perempuan yang tergabung dalam organisasi Gerwani. Sejarawan menjelaskan tentang awal mula munculnya gerakan perempuan di Indonesia, kondisi politik nasional Indonesia tahun 17950-1965, latar belakang berdirinya Gerwani dan perseteruan politik Gerwani dan organisasi. Sejarawan mencoba menuliskan alur cerita secara runtut dan menggali isu tentang organisasi Gerwani yang terlibat dengan PKI.
Sejarah gerakan perempuan di Indonesia telah melewati perjalanan yang sangat panjang. Jauh sebelum Indonesia merdeka telah banyak muncul tokoh-tokoh dan organisasi perempuan. Organisasi tersebut didirikan demi kepentingan kaum perempuan. Kegiatan utama organisasi ini adalah memperbaiki pendidikan, menambah lapangan pengajaran, dan mempertinggi kecakapan sebagai perempuan. Namun, perjalanan sejarah yang panjang dari gerakan perempuan ini terhenti ketika terjadi peristiwa G/ 30/ S pada tanggal 1 Oktober 1965 sehingga mengakibatkan adanya pembantaian massal terhadap rakyat yang dituduh terlibat dalam peristiwa tersebut. Sejak saat itulah, organisasi-organisasi perempuan yang dianggap memiliki ideology yang bertentangan dengan ciptaan pemerintahan Orde Baru dibubarkan dan diberi title sebagai organisasi terlarang.
Pada tahun 1932 kembali muncul organisasi perempuan istri Sedar yang tidak hanya berjuang dan bergerak untuk kepentingan kaum perempuan, tetapi juga ikut terlibat dan terjun langsung digaris depan dalam perjuangan untuk kemerdekaan nasional. Gerakan ini merupakan organisasi yang dianggap paling radikal. Organisasi inilah yang nantinya secara ideologis akan menjadi cikal bakal berdirinya organisasi perempuan Gerakan Wanita Sedar (Gerwis) yang menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Organisasi-organisasi perempuan progresif pun ikut diberangus dan dibantai. Salah satunya adalah organisasi gerakan Wanita
Indonesia (Gerwani) karena dianggap terlibat dalam peristiwa G/ 30/ S. Gerwani dituduh memiliki hubungan secara organisasional dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena sebagian anggota Gerwani memiliki hubungan erat dengan komunis, selain itu ketika Aidit menjadi pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) ingin menjadikan Gerwani sebagai bagian ormas perempuan PKI. Meskipun pada kenyataannya, kekuatan dan pengaruh PKI kuat dalam organisasi ini, perjuangan awal yang dilakukan banyak mencurahkan perhatiannya pada masalah pendidikan bagi kaum perempuan. Namun, akhirnya karena kedekatan politik, emosional dan kedekatan organisasional dengan PKI semakin erat maka secara resmi pada konggres V pada bulan Desember 1965 Gerwani bergabung dengan PKI. Akan tetapi rencana itu tidak bisa dicapai karena sebelum bulan Desember 1965 Gerwani dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
Buku ini patut disimak dan dijadikan bahan pelajaran sejarah terhadap guru untuk disampaikan ke peserta didik, karena kita akan dapat melihatnya bukan secara subjektif berdasarkan kepentingan suatu pihak namun lebih pada hal-hal positif yang dapat dipelajari bersama. Buku ini akan mengingatkan kita akan perjuangan kaum perempuan akan hak dan keadilan dan untuk menambah wawasan sejarah kita terhadap sejarah Indonesia. Penulisan buku ini banyak menggunakan sumber baik primer maupun sekunder, sumber lisan (pelaku sejarah) yang digunakan sangat bagus demi kebenaran isi buku dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu disertai pula dokumen-dokumen, arsip dan gambar-gambar untuk memperkaya isi buku. Judul yang digunakan sangat menarik, karena dapat menimbulkan minat rasa ingin tahu bagi pembaca, desain buku/ sampul juga menarik dan ilustrasi gambar yang digunakan saling berkaitan. Namun, isi buku yang ditulis oleh sejarawan sedikit tidak sinkron karena judul dan isi bertolak belakang. Sejawaran banyak mengupas tentang keterkaitannya Gerwani dengan PKI bukan sebaliknya, sejarawan tidak bisa meyakinkan pembaca bahwa Gerwani bukan PKI.
Alangkah baiknya, jika membaca buku ini bandingkan pula dengan buku Amurwani Dwi L yang berjudul “Kisah Tapol Wanita di kamp Plantungan” buku ini dapat dijadikan referensi mengenai Gerwani. Di buku ini disebutkan bahwa kedudukan Gerwani dari stagmanisasi politik sebagai organisasi wanita yang kurang bermoral, yang diciptakan oleh kekuasaan sistem patriarkat Orde Baru, sebagai satu-satunya organisasi wanita yang terjun kedunia politik pada masa itu. Gerwani yang bersuara keras dan militant dianggap sebagai ancaman bagi kaum lelaki. Terlepas dari kontroversi Gerwani dalam peristiwa Gerakan 30 Sepetember 1965, setidaknya Gerwani telah membangun sejarah gerakan perempuan Indonesia.1
Peresensi berharap buku ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi para pembaca, mengambil hikmah segala peristiwa sejarah dan penambah wawasan akan kekayaan sejarah Indonesia khususnya sejarah wanita. Buku ini mengajak kita untuk berfikir lebih kritis akan isu-isu yang terjadi pada tahun 1965. Selain itu kita dapat mengungkap kebenaran sejarah yang dulu kontroversial untuk tidak dipublikasikan sekaranglah waktunya pembaca tahu akan kebenaran rtersebut dan semoga setelah membaca buku ini pembaca akan mendapat wawasan dan informasi yang lebih detail lagi.(jojho-jhoula.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar