Title Judul :MASYARAKAT SIPIL UNTUK TRANSFORMASI SOSIAL,
pergolakan Ideologi LSM di Indonesia.
DR Mansour Fakih,
Penerbit Pustaka Pelajar 2004.
xi+ 200 hlm ; 14x22 cm .
Harga Rp. 30.000
Minat please sms.wa. 0896-6116-2026 BBM 3300A029.
Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM atau dahulu lebih dikenal dengan
Organisasi Nonpemerintah (Ornop) atau NGO adalah lembaganya masyarakat
sipil di luar pemerintah. Di manakah kemudian posisi LSM jika dikaitkan
dengan pembangunanisme yang sudah banyak dikritik bahkan dikatakan gagal
dalam mencapai perubahan menuju masyarakat yang lebih adil, makmur,
sejahtera? Agak ironis kemudian ketika banyak LSM menggunakan cara-cara
yang sama dengan pemerintah (baca: pembangunanisme) di dalam
program-program kerjanya. Akibatnya sulit untuk mengategorikan LSM
sebagai gerakan rakyat dan bahkan sebaliknya, LSM hanya menjadi sebuah
organisasi konsultan pembangunan belaka. Penggantian istilah dari Ornop
menjadi LSM juga merupakan moderasi istilah yang dilakukan oleh
pemerintah agar LSM tidak terkesan sebagai Organisasi Nonpemerintah yang
cenderung "anti" pemerintah.
Buku ini menguak pergolakan ideologi dan dinamika pergerakan LSM di
Indonesia sejak tahun 1970an hingga tahun 1990an. Bagai memakan buah
simalakama, LSM di Indonesia senantiasa berada dalam posisi dilematis
untuk bisa 100 % membela kepentingan rakyat tertindas, ketika keberadaan
dan kehidupan LSM masih sangat bergantung pada lembaga donor dari luar
negeri yang tentunya memiliki suatu ideologi dan kepentingan tertentu.
Bagaimana kemudian LSM harus menempatkan dirinya sebagai organisasi
masyarakat sipil untuk transformasi sosial di tengah-tengah tekanan dari
lembaga donor, pemerintah, dan rakyat yang difasilitasinya. Menurut
Mansour Fakih (Alm), penulis buku ini yang sudah malang melintang di
dalam pergerakan LSM di Indonesia sejak akhir era 1970an, sudah saatnya
bagi aktivis LSM di Indonesia untuk mulai melakukan reposisi ideologi
mereka di dalam masyarakat sipil, yaitu dengan menyebut dan menempatkan
dirinya sebagai "intelektual organik" yang merupakan jenis intelektual
yang berakar di dalam kelas yang dieksploitasi dan didominasi.
Sejak pertama kali diterbitkan tahun 1996 hingga saat ini, buku ini
belum kehilangan konteksnya, dan bahkan semakin menemukan konteksnya
seiring dengan semakin menjamurnya LSM-LSM baru yang bermunculan di
Indonesia pascareformasi 1998. Buku ini mendesak sangat diperlukan bukan
hanya oleh kalangan aktivis LSM, tetapi juga oleh kalangan akademisi,
pemerintahan, dan masyarakat sipil yang mendambakan transformasi sosial
di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar