Judul Buku : Revolusi Sandinista; Perjuangan Tanpa Akhir Melawan Neo-Liberalisme
Harga Rp 40.000
Penulis : Nurani SoyomuktiPenerbit : Garasi, Yogyakarta
Cetakan : I, Januari 2008
Tebal : 200 halaman
Kondisi Baru , 1buah
Fakta membuktikan, kawasan Asia-Afrika telah menjadi ladang subur hidupnya kapitalisme dan neoliberalisme. Kemudian pada titik akhir, Asia-afrika tergopoh-gopoh menjalankan roda kehidupan bangsa. Tak salah, berbagai sistem, berbagai gerakan penentang kapitalisme dan neoliberalisme bermunculan. Tak jauh berbeda yang dilakukan Hugo Chavez yang turun ke jalan dengan gerakan anti-neoliberalnya, bersama sosialismenya. Akhirnya, Neo-liberalisme meratapi hembusan nafas terakhir. Namun, setelah itu lahirlah kapitalisme. Kapitalisme membelenggu metodologi rentetan sistem kehidupan negara di dunia yang tak seimbang. Ia menumbuhkan sebuah modal pasar sebagai defferensasi sekaligus sebagai penguasa segala-galanya.
Ya, Dengan di susulnya kemenangan Evo Morales di Bolivia dalam menyatukan kaum anti neo-liberalisme dalam ALBA (Alternativa Bolivariana para Las Americas) implikasi kapitalisme tidak terlalu tampak. Malahan menjadikan doa kematian Neo-liberalisme dan kapitalisme lebih nyata dan sempurna. Dari sinilah gerakan revolusi mendapatkan tempat yang signifikan dalam mengawali perubahan sistem dan merevolusi segala ketentuan yang menyimpang.
Dari gerakan Revolusi Bolivirian yang di dengungkan Chevez hingga Evo Moralisme dalam menentang imperialisme dan Neo-liberalisme, revolusi beranjak mendekati kemandiriannya. Dan kini, Daniel Ortega di Nirakagua juga melakukan hal yang sama dengan melakukan perlawanan Sandinista terhadap segala intervensi AS yang hegemonik dan imperialis. Dus, memang total perfec kematian menyambut Neo-liberalisme, imperialisme.
Dalam buku berjudul Revolusi Sandinista; Perjuangan Tanpa Akhir Melawan Neo-liberalisme ini Nurani Soyomukti mencoba menemalisir gerakan Revolusi Sandinista yang di tapaki Daniel Ortega. Gerakan Revolusi Sandinata merupakan gerakan pembantai kapitalisme dan neo-lineralisme. Ia mengiringi sejarah yang panjang bersama dinamika rakyat berhadapan dengan imperialisme dan kapitalisme global.
Menurut Soyomukti, daya sokong perlawanan di kawasan dan di negara-negara tetangga Nikaragua terhadap neoliberalisme dan kapitalisme global sangat kuat. Bangkitnya politik kiri adalah ancaman bagi kelangsungan kekuasaan liberal rezim-rezim yang ada, dan menjadi sebuah sinyal kuat untuk merontokkannya.
Keberadaan gerakan Sandinista merupakan warning bagi negara Imperialis (Amerika Serikat). Sebab, revolusi Sandinista ogah-ogahan dan muak dengan penjajahan dan ketidakadialan (Imperialisme). Ia memprioritaskan kebersamaan dan membangun kerjasama.. Gerakan Sandinista lebih berkeinginan menapaki relasi aktif menuju kekuatan integratif dalam melawan pemaksaan pasar bebas (kapitalisme) oleh AS di kawasan negara-negara di dunia.
Kesengsaraan akibat neoliberalisme di Ameriaka Latin memang sungguh nyata. Amerika latin yang mulanya sama sekali tidak mengalami defisit, kini tercatat mempunyai hutang sebesar 1 triliun dolar. Ini menjadikan gambaran bagi bangsa lain untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi perkembangn zaman. Neo-liberalisme dan kapitalisme menjadi ukuran negara berkuasa dengan kebebesan yang tak saling menguntungkan. Tak sedikit bangsa yang tergerus oleh putaran kediktatoran. Wa Al-akhir, mati kutu dengan sendirinya.
Meskipun adanya kekurangan dan kesempurnaan sumber yang ada, namun hadirnya buku ini mencoba memasuki sebuah literatur yang sedikit banyak dalam kajian internasional atau kawasan dan kepolitikan global. Terutama bagi gerakan anti globalisasi. Sebenarnya karya ini adalah karya dari beberapa karya penulis. Dalam buku gerakan yang lain, penulis lebih menspesifikkan gerakan dalam satu-persatu gerakan itu di ulas. Misal, ”Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez” dan ”Politik Radikal”(2007) yang masing-masing karya itu memiliki sebuah contents berkualitas sama yakni, revolusi. Namun, di kemas dalam literatur berbeda.
Gerakan Sandinista adalah sebuah organisasi politik yang dalam sejarahnya sangat berperan dalam memimpin perjuangan rakyat. Kebangkitan rakyat menandai babak baru dalam politik global. Amerika Latin, adalah kawasan yang paling berlawan dengan hasil memuaskan setelah jangka waktu yang lama. Kawasan ini digandangi dan tertidur pulas oleh pemerintahan militeristik yang diktator. Tak jauh berbeda masa Orba dengan kediktatoran militernya. Ia membawa kemiskinan pada masyarakat Indonesia (krisis moneter). (hal: 19)
Merebaknya neoliberalisme, kapitalisme menjadi pembangkit gerakan Sandinista untuk melakukan manuvernya. Ia membangun sosialisme, menebas imperialisme dan neo-liberalisme. Kemudian, berbagai komunitas akar rumput lainnya seperti kaum perempuan dan masyarakat adat yang memperjuangkan imajinasi politik baru dengan tawaran alternatif tatanan siosial yang lebih humanis. Gerakan kelas petani dan pekerja di Brazil dan Bolivia memperjuangkan reformasi agraris dan membentuk fair trade sebagai lawan free trade.
Sehubungan dengan keberhasilan kaum kiri dalam arena politik di Amerika Latin periode awal abad ke-21 dalam memperjuangkan kedaulatan politik rakyat, Ada beberapa yang dapat kita jadikan bahan renungan untuk membenahi lingkungan realitas politik di Indonesia.
Pertama, kemenangan demokrasi populer di Amerika Latin merupakan simbol kemenangan politik yang memperjuangkan kemandirian dan politik otensitas. Sebab, dari pardigma neo-liberalisme adalah langkah kongrit untuk menegaskan politik kemandirian. Kedua, arus gelombang demokrasi populer Amerika berhasil membesar dan dapat menyatukan elemen –elemen gerakan akar rumput dengan para revolusionernya. Ketiga, praktik-praktik demokrasi populer di Amerika Latin memberikan kesempatan masyarakat tidak hanya dalam untuk melibatkan diri dalam proses politik keseharian bagi kepentingan mereka. Namun, lebih dari itu. (hal:21)
Melalui buku ini praktik demokrasi populer di Amerika Latin semestinya mendorong kita dan para aktivis pejuang demokrasi, keadilan di Indonesia untuk merumuskan kerja–kerja politik lebih matang dan autentik. Juga bagi pemulihan kedaulatan rakyat atau publik. Ketika kita mengkaji dari suksesnya demokrasi populer Amerika latin maka proses trasformasi karakter elit politik perlu adanya perubahan kepercayaan yang kuat kepada masyarakat. Intensitas perjuangan masyarakat sipil sangatlah di butuhkan agar kemandirian politik dapat tercipta untuk merealisasikan justice dalam bangsa ini.***
*) Peresensi adalah Pengelola Cabeyan Scriptorium, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar