Jumat, 04 April 2014

Jual Buku Lima Serpihan Moral / Umberto Eco

Jual Buku Lima Serpihan Moral, Penulis Umberto Eco, Penerbit: Jendela, Judul Buku : Lima Serpihan Moral
Penulis Umberto Eco
Harga Rp 75.000 TERJUAL
Penerbit: Jendela,
Tahun 2002
Tebal: 174 hlm,
Kondisi: Seken, Lumayan
Tersedia 1 buah


Essay pertama dalam buku Lima serpihan Moral-nya Umberto Eco (sekaligus satu-satunya essay yang kubaca sebelum mengembalikannya lagi ke Perpus) berjudul; Renungan Atas Perang. Melalui essay ini, Umberto Eco mengajukan pertanyaan besar mengenai perang; apakah perang memang dibutuhkan? Mungkin ini adalah salah satu pertanyaan terbesar kita, umat manusia. Hampir semua orang membenci perang. Kenyataannya perang tidak pernah absen di muka bumi. Ia masih saja terjadi hingga detik ini.

Selama berabad-abad apa sih sebenarnya tujuan perang?

Perang dijalankan untuk mengalahkan musuh dan memperoleh keuntungan dari kekalahannya. Bahkan sekarang perang tidak hanya soal mengalahkan musuh. Perang juga melibatkan bisnis senjata: yang diproduksi besar-besaran di dunia barat, Perang juga merupakan lahan yang subur bagi industry media. Kalau tidak ada perang, media akan membosankan. Serta banyak kepentingan lain yang bermain di dalamnya.

Disamping itu, selalu ada alasan untuk melancarkan perang. Perang untuk membela diri, membela agama, membela Negara dari ancaman teroris, mempertahankan wilayah, menjaga sumber daya alam, dsb. Melihat alasan-alasan yang muncul, perang terkesan sebagai solusi yang masuk akal. Tidak peduli sebenci apapun kita terhadap perang.

Perang Itu Tabu
Akhirnya Umberto Eco membawa kebencian kita terhadap perang kedalam pengertian tabu. Tabu tidak dinyatakan, ia menyatakan dirinya sendiri, begitu tulisnya.

salah satu contoh tabu adalah incest (pernikahan sedarah). Incest telah menjadi tabu selama berabad-abad. Meski jaman dulu belum ada sains yang bisa membuktikan pernikahan sedarah tidak sehat, namun manusia telah menerapkan aturan yang ketat agar tidak terjadi perkawinan jenis ini. Hampir semua budaya—kecuali mesir kuno—menabukan incest.

Berabad-abad kemudian, lewat ilmu pengetahuan incest terbukti berakibat negatif.

Mungkin perang juga begitu. Kita membenci perang karena sebenarnya ia memang tidak dibutuhkan. Mungkin suatu hari kelak, kita menemukan rumusan ilmiah, rumusan moral, atau apalah namanya, sebuah rumusan tak terbantahkan yang menyatakan bahwa perang sebenarnya tidaklah diperlukan.

Perang Adalah Kesia-siaan
Menanggapi pertanyaan tersebut, Umberto jelas mengatakan perang tidaklah penting. Perang adalah kejahatan besar-besaran terhadap kehidupan manusia. Perang adalah kesia-siaan. Sebanyak apapun alasan yang diajukan para pendukung perang.

Tapi aku juga teringat sebuah pernyataan yang mendukung perang. Sayangnya aku lupa dimana aku telah membaca pernyataan ini; Perang tidak mungkin dihindari. Perang merupakan bagian dari peradaban manusia yang alami. (kalau tidak salah di blognya Paulo Coelho).

Kalau dipikir-pikir, iya juga. Perang selalu ambil bagian dalam sejarah peradaban kita. Perang turut serta membentuk kita. Perang sepertinya lahir dari naluri alamiah kita yang kompetitif dan kecenderungan kita untuk membalas dendam.

Tapi aku tetap setuju dengan pernyataan si Umberto Eco, perang itu kesia-siaan. Lihat berapa juta manusia yang tidak berdosa menjadi korban. Kalau dihitung semenjak peradaban manusia dibangun pertama kali, mungkin sudah milyaran nyawa yang telah terbuang sia-sia. Belum lagi kerusakan ekosistem yang diakibatkan. Saat ini kita sampai pada teknologi nuklir. Kalau semua negara memakai teknologi nuklir mereka dalam berperang, bisa-bisa bumi lenyap dari tata surya.

Tapi toh…perang masih saja terjadi. Masih saja ada yang nafsu untuk berperang. Masih saja ada alasan untuk melancarkan serangan.

War is suck!
Mungkinkah suatu hari kita bisa benar-benar terlepas dari perang? Mungkin kah suatu hari kita membawa nafsu kompetitif kita ke level yang berbeda? Ke level yang jauh lebih positif? Alih-alih berlomba-lomba memproduksi senjata, kita mungkin berlomba-lomba menghijaukan kembali bumi ini. Alih-alih berlomba membunuh tentara musuh sebanyak-banyaknya, kita mungkin berlomba-lomba menjaga kehidupan setiap manusia apapun bangsa, warna kulit, dan keyakinannya.

Mungkinkah suatu hari perang tidak lagi bisa ditemukan di kehidupan nyata kita sehari-hari. Ia menjadi sesuatu yang usang, atau sekedar hiburan di video game, film, atau buku cerita?

Mungkinkah?
Seperti yang dikatakan John Lennon; you may say I’m a dreamer, but I’m not the only one….
Kalau Anda membenci perang, Anda tidak sendirian....
Stok langka
Minat sms.wa. 0896-6116-2026  BBM 3300A029
email: sibukmainbuku@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar