Buku : Politik Harapan:
Perjalanan Politik Perempuan Indonesia Pasca Reformasi
Harga Rp 37.000,-
Penulis Ani Soetjipto
Pengantar: Rocky Gerung
ISBN 978-979-1260-10-7
140 + xxii hlm.; 14 x 20,3 cm.
Minat sms.wa. 0896-6116-2026 BBM 3300A029
email: sibukmainbuku@gmail.com
“Perjuangan kuota 30 persen perempuan di parlemen telah dibajak elite politik yang hendak melanggengkan dominasi. Perempuan pun terseret arus permainan politik maskulin dengan ikut menjalankan politik transaksi dan melanggengkan oligarki partai. Bak berjalan dalam terowongan gelap dan panjang, begitulah perjalanan perempuan di jalur politik formal. Buku ini mengingatkan, jangan melompat di tengah lorong! Mungkin memang harus melewati gelap untuk menyongsong cahaya.”
— Maria Hartiningsih, wartawati Kompas
Gerakan politik perempuan Indonesia telah mencapai beberapa kemajuan penting seperti makin banyaknya perempuan yang terpilih menduduki kursi di parlemen maupun jabatan publik. Namun peningkatan kuantitas ini belum dibarengi kualitas yang bisa membuahkan transformasi politik. “Feminisasi kemiskinan“ masih terus terjadi, struktur birokrasi dan institusi pembangunan di Indonesia juga masih terus dilekati oleh “watak patriarki”. Bagaimana gerakan perempuan Indonesia harus menyikapi kondisi ini secara politik?
Pengamat politik senior Ani Soetjipto memaparkan temuan-temuan empiris serta pemikirannya tentang tantangan dan masa depan gerakan perempuan dalam konstelasi politik Indonesia terkini.
“Buku ini merupakan upaya agar kita semua terjaga kesadaran dan semangatnya dalam saga sejak zaman purba: diskriminasi! Refleksi kegagalan gerakan perempuan harus menjadi sumber energi melanjutkan perjuangan meraih keadilan bagi semua melalui dunia politik. Buku ini dapat membuka mata dan memberi alasan untuk tidak menyerah.”
— Eva K. Sundari, politisi PDI Perjuangan
“Di negeri ini perempuan banyak terpinggirkan karena akses politik, sosial, dan ekonomi tertutup oleh struktur yang tidak adil. Ketidakadilan banyak berpangkal dari cara berpikir yang sesat. Dalam buku ini tergambar jelas betapa penulis berjuang keras mendobrak sekat-sekat kesesatan berpikir itu.”
— Imam B. Prasodjo, sosiolog UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar