Sabtu, 17 Mei 2014

Sell Books > Jual Buku Tragedi Nasional Percobaan KUP G 30 S PKI /Notosusanto

Title Judul: Tragedi Nasional Percobaan KUP
G 30 S/ PKI di Indonesia
Penulis: Nugroho Notosusanto & Ismail Saleh
harga Rp 60.000,
Thn Terbit: 1989
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9798114345
Cover: Soft Cover
Kondisi: Bekas(ada stempel)
Halaman: 240
Berat Buku:340.00 (gram)
Dimensi: 23X15
Tersedia  1 buah

Review
Saat beberapa tahun sebelum peristiwa 1 Oktober 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI) tampak mengalami perkembangan yang pesat. Dari partai kecil dengan latarbelakang yang diragukan iktikat baiknya karena peristiwa Pemberontakan Madiun tahun 1948. PKI tumbuh menjadi partai massa yang hebat dan memiliki pengaruh dalam segala bidang. Bidang politik pengaruhnya hingga pada kekuasaan parlementer. Pengaruhnya juga terasa dibidang social, pendidikan hingga kesenian.

Semua itu berkat kepemimpinan D.N. Aidit sebagai ketua Partai pada tahun 1951. Salah satu factor yang menunjang keberhasilan itu adalah persahabatannya dengan Presiden Soekarno. Dengan kharismatik Presiden Soekarno PKI mendapat perlindungan dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Salahsatu musuh PKI yang paling utama adalah golongan agama karena alas an ideologis yang berlawanan. Namun Angkatan Darat lebih dianggap musuh yang terpenting bukan karena ancaman terhadap fisik, tetapi juga terdapat alas an ideologis. Angkatan Darat menganggap PKI yang berfaham komunisme sangat bertentangan dengan ideologis bangsa yaitu Pancasila. Komunis melambangkan pertentangan kelas dan penumbangan system tata hidup yang non-komunis. Dan Pancasila melambangkan kegotongroyongan dan toleransi. Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa sedangkan komunisme melambangkan atheis yang anti- Ketuhanan.

PKI memikirkan tentang bagaiman menghindari ancaman penumapasan dari Angkatan Darat dan mereka mengerti bahwa bahwa akan ada saatnya kekuasaan rezim Soekarno akan berakhir. Kekuatan Angkatan Bersenjata, dari Angkatan Udara sudah membuat PKI puas karena Menteri/ Panglima Angkatan Udara Omar Dhani cenderung bersimpati kepada PKI.Angkatan Laut dianggap sebagai kesatuan yang tidak begitu penting bagi PKI, sedangkan Kepolisian mengalami perpecahan dalam tubuhnya sehingga tidak dapat berfungsi efektif saat darurat. Dan Angkatan Darat yang paling dikhawatirkan kekuatan oleh PKI.

Semakin menurunnya kesehatan Presiden Soekarno semenjak tanggal 5 Agustus 1965, membuat suasana semakin tegang mendorong PKI untuk secepatnya mempersiapkan pasca – Soekarno. Persiapan awal berupa pertemuan dengan politbiro yang diketuai oleh D.N. Aidit. Operasi 1 Oktober 1965 di ibukota oleh G 30 S telah direncanakan dalam serentetan pertemuan yang dihadiri biro khusus PKI dan simpatisan dari Angkatan Darat . Semua rencana dibuat agar harus nampak sebagai masalah intern Angkatan Darat sendiri.

Letnan Satu Dul Arief selaku pimpinan Kesatuan Pasopati dari Gerakan 30 September membagi pasukannya menjadi 7 sub kesatuan. Setiap kesatuan bertanggungjawab untuk menculik serta membawa ke Pangkalan Lubang Buaya masing- masing satu jendral dalam daftar yang dibuat para pengkhianat. Para jendral harus ditangkap walau dalam keadaan hidup atau mati. Tipu muslihat digunakan untuk melancarkan penculikan dengan cara mengatakan bahwa para jendral dipanggil oleh presiden.

Sesuai dengan perintah Letnan Dul Arief, korban penculikan dan pembunuhan di bawa ke Lubang Buaya. Para korban mengalami penganiayaan oleh anggota kesatuan Pasopati dan Pringgadani termasuk beberapa oknum Tjakrabirawa dan pasukan para Angkatan Udara serta Pemuda Rakyat dan Gerwani . Berdasarkan visum et repertum atas jenazah para korban mengalami penganiayaan yang sangat kejam.

Pada tangggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta , Batalyon L dipimpin oleh Wisnuradji menculik Kolonel Katamso dan juga kepala stafnya Letnan Kolonel Sugijono dari Markas Komando. Mereka berdua dibawa ke kestarian batalyon di Kentungan sebuah desa di sebelah utara Yogyakarta. Penculikan tersebut dipimpin oleh Pembantu Letnan Satu Sumardi. Kedua perwira kemudian dibunuh ditempat tersebut.

Berdasarkan fakta dan kondisi yang ada pada saat itu, penulis mencoba untuk mencerita peristiwa kup G 30 S / PKI secara lengkap dan terpercaya, disertai dengan hasil persidangan para tersangka percobaan kup G 30 S dan berbagai lampiran yang mendukung isi buku tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar