Buku : MATA AIR PERADABAN, Dua Milenium Wonosobo
Penulis : H. A. Kholiq Arif & Otto Sukatno CR
Harga : Rp. 115.000 dari 130.000,-
Kata Pengantar : KH. Abdurrahman Wahid
Epilog : Prof. Dr. Daryono Suyoto
Penerbit : LKiS Yogyakarta
Cetakan : I, Agustus 2010
ISBN 10 : 979-25-5331-2
ISBN 13 : 978-979-25-5331-4
Tebal : xxvi + 546 hlm
Ukuran : HVS / 15,5 x 23 cm
Kondisi Baru, bagus , 1buah
“SEBENARNYA Wonosobo mempunyai sejarah yang lebih lama, yaitu pada abad ke-6 M. Adalah seorang tokoh Budha datang dari Cina ke Sriwijaya... Pada abad ke-8 M, orang-orang Sriwijaya datang ke Pulau Jawa, mendarat di pelabuhan lama Pekalongan, (karena waktu itu jalan raya antara Pekalongan dan Semarang belum dibuat) maka orang-orang Sriwijaya itu langsung mendaki pegunungan Dieng. Di daerah yang sekarang bernama Kabupaten Wonosobo itu, mereka menemukan Kerajaan Kalingga Hindu. Tanpa menggangu orang-orang Hindu itu, mereka meneruskan perjalanan ke arah Tenggara, hingga mereka sampai di kawasan Kabupaten Magelang sekarang, tepatnya di daerah Muntilan. Mereka pun lalu membuat/mendirikan Candi Borobudur di tempat itu... Sebagian lagi dari mereka meneruskan perjalanan ke Selatan, ke kawasan Yogyakarta sekarang, dan mendirikan Kerajaan Kalingga Budha. Pada abad ke-9 M, mereka mendirikan Candi Prambanan, yaitu sebuah candi yang menyatukan kedua agama, Budha dan Hindu.
Dari uraian di atas tampaklah bahwa negeri kita sudah sejak dahulu menerima pluralitas etnis dan budaya, dan dengan demikian tidak dapat menerima keunggulan kelompok mana pun atas kerugian kelompok-kelompok lain”. (Alm. KH. Abdurrahman Wahid/Gus Dur).
“Buku Mata Air Peradaban mengajak orang awam memahami bahwa daerah Wonosobo yang terletak di pedalaman Pulau Jawa ternyata merupakan sumber peradaban di Jawa. Didukung dengan disajikannya fakta yang berupa artefak-artefak peninggalan prasejarah dan ditemukannya prasasti-prasasti serta candi-candi yang tersebar di seluruh Jawa merujuk pada daerah Wonosobo sebagai sumber (mata air) peradaban di Jawa yang berkembang dan mengalir dari masa ke masa di seluruh Nusantara sampai kini.
Buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam masalah pembentukan jati diri bangsa, sebagai mata air peradaban... bila gagasan ini benar maka Wonosobo tidak hanya sebagai mata air peradaban, tetapi juga sebagai sumber budaya Mataram Baru”. (Prof. Dr. Daryono Suyoto, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar