Selasa, 15 Juli 2014

Jual Buku Memotret Kanan Baru, tanggapan atas The End Of History FUKUYAMA / Irving Kristol

Jual Buku Memotret Kanan Baru, tanggapan atas The End Of History FUKUYAMA,  Penulis Irving Kristol  Penerbit Kreasi Wacana Judul Memotret Kanan Baru, tanggapan atas The End Of History FUKUYAMA,
Penulis Irving Kristol
Penerbit Kreasi Wacana
Tebal  : xiv + 130 halaman
Ukuran : 12 x 19,5 cm
Kondisi Stok lama, Bagus,
Tersedia 1 buah

Harga Rp 26.000

 Ancaman fasisme dan komunisme tidak mampu menggoyahkan liberalisme sebagai akhir dari sejarah. Fasisme hancur bukan karena revolusi moral universal yang menentangnya, namun karena kekalahan idenya dalam menggambarkan gelombang masa depan. Demikian pula yang terjadi pada komunisme. Gagasan Fukuyama tentang akhir dari sejarah, bukanlah ide orisinilnya. Penganjurnya yang paling tersohor adalah Karl Marx. Tapi sebenarnya konsep sejarah sebagai proses dialektika yang mengandung awal, tengah dan akhir ini dipinjam Karl Marx dari pendahulunya, yaitu Hegel. Tulisan dalam buku ini mencoba menguak dialektika Hegel dalam wacana Fukuyama melalui tanggapan ilmuwan dari tiga negara. Suatu yang menarik adalah, kenapa Fukuyama menjadikan Hegel sebagai landasan filsafatnya jika ia menyimpulkan abad ke-20 sebagai kemenangan demokrasi liberal dan masyarakat konsumtif. Yang karena kesimpulannya itu, “musuh-musuhnya” menempatkan gagasannya itu sejajar dengan keyakinan para penganut Kanan Baru. Ditambah karya awal Fukuyama yang dilampirkan, buku ini menjadi tidak sekadar bahasan biasa. Pembaca diajak merasakan polemik awal ketika gagasan The End of History Fukuyama diluncurkan.

Sejarah berakhir ketika kaset video disetel?
(Stephen Sestanovich)

Saya tidak percaya pada omongan mengenai “gelombang masa depan”. Itu saya anggap hanya sebuah fatamorgana yang dipicu oleh demam imajinasi politik para penganut neo-Hegel.
(Irving Kristol)

Ia memilih bukti-bukti politik dari kenyataan abad ke-20 namun mengambil perspektif filsafat abad ke-19. Padahal, pengalaman Auschwitz dan Totaliterisme serta gambaran masa depan tentang teknologi yang bisa menghancurkan umat manusia telah mendorong banyak orang mempertanyakan keabsahan filsafat sejarah abad ke-19.
(Pierre Hassner)

Sayang hanya sedikit dari kita yang akrab dengan karya-karya Hegel melalui studi langsung. Kebanyakan karya itu telah melewati saringan dengan kacamata Marxisme yang sudah diputarbalikkan.
(Francis Fukuyama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar