DALAM JEBAKAN KAPITALISME
Kondisi Stok lama, Bagus, segel
Harga Rp 100.000
Penulis Riris K Toha Sarumpaet, Sapardi Djoko Damono, Maman S Mahayana, dkkPenerbit Univ Sanata Dharma
(xxiii + 4205 hlm.; 160 x 230 cm. Cet: I th. 2011)
ISBN 978-602-9187-04-5
Editor Bahasa:
Yoseph Yapi Taum,
I. Praptomo Baryadi
S. E. Peni Adji
Kapitalisme bukan hanya sekedar sebuah sistem perekonomian melainkan lebih dari itu sebuah sistem sosial yang menyeluruh. Sistem itu dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang terfokus pada upaya memperoleh keuntungan yang besar. Munculnya kapitalisme memang diwarnai semangat Aufklärung yang amat mementingkan kemerdekaan (freedom of thoughts, freedom of expression, freedom of life). Liberalisme dan kemudian neo-liberalisme adalah anak kandung yang lahir dari rahim kapitalisme. Asumsi dasarnya sangat mulia, bahwa jika setiap individu diberi kebebasan untuk berusaha, maka secara alamiah dia akan berkembang mencapai kesejahteraan ekonomi. Jiwa masyarakat kapitalisme sarat dengan harapan dan semangat ekonomi yang tinggi. Pada masa-masa awal pertumbuhan sistem kapitalisme, harapan masyarakat (Eropa) akan datangnya zaman berperadaban baik dan sempurna bersinar begitu cerah.
Dalam kenyataannya, cita-cita kapitalisme untuk mewujudkan tata masyarakat dan tata dunia yang manusiawi tidak kunjung terwujud. Kondisi dunia yang telah dihegemoni oleh kekuatan kapitalisme global yang mencengkram menghasilkan kehidupan yang kontradiktif. Dampak negatif dari sistem kapitalisme ternyata sangat mengejutkan. Proses alienasi masih terus berjalan. Penderitaan dan kecemasan manusia semakin besar. Disparitas antara pemilik kapital dan kaum pekerja semakin besar. Tenaga kerja manusia direduksi menjadi sarana modal produksi.
Semakin subur lahan kapitalisme di sebuah negara, seharusnya semakin berkembang pulalah kritik yang tajam atasnya. Sistem yang pongah itu tak bisa dibiarkan bersimaharajalela tanpa kritik. Ketidak-seimbangan hubungan kekuasaan (buruh-majikan, petani-tuan tanah, wanita-pria, desa-kota, tradisional-modern) menimbulkan banyak persoalan kemanusiaan. Eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia demi kepentingan pemilik modal menjadi persoalan humanistik bangsa yang menuntut untuk dipersoalkan.
Diskursus-diskursus keilmuan, termasuk ilmu bahasa, sastra, dan budaya di Indonesia telah lama terjebak dalam sistem kapitalisme. Buku ini telah ikut mencoba merunut, memaknai, mencari alternatif agar jebakan kapitalisme itu tidak sampai menciptakan disparitas, alienasi, dan degradasi nilai manusia menjadi sekadar komoditas. Itulah sumbangan humaniora bagi bangsa ini, yaitu menghargai martabat luhur manusia dan turut menciptakan keadilan sosial bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar