Judul Benturan Budaya Islam : Puritan dan Sinkretis
Harga 58.000 TERJUAL
No. ISBN 9789797095345
Penulis Sutiyono
Penerbit Kompas
Tanggal terbit November - 2010
SINOPSIS BUKU
Bagaimana pergulatan kultural nilai-nilai Islami yang dibawa kalangan Islam puritan dan Islam sinkretis selama ini? Hingga kini Islam sinkretis memelihara tradisi slametan, seperti slametan perkawinan, kematian, ziarah kubur, termasuk slametan alam seperti upacara mboyong Mbok Sri. Aspek-aspek kekeramatan inilah yang mendukung maraknya kehidupan tradisi sinkre tis.
Siapakah yang dimaksud dengan penganut tradisi sinkretis ini? Tetapi bagaimana halnya dengan Islam puritan, apakah memiliki tradisi yang sama dengan sinkretis? Benarkah Islam puritan sangat menentang keras ziarah kubur dan berbagai slametan yang dijalankan sinkretis dan sebaliknya berusaha memperjuangkan doktrin-doktrin suci dalam Al Quran dan As-Sunnah? Siapakah mereka ini sesungguhnya?
Seperti apa wujud benturan budaya Islam puritan dan sinkretis tersebut? Sejauhmana tindakan radikal yang dilakukan kaum puritan terhadap kaum sinkretis?
Pada tataran teoretis terdapat dua konsep penting yang dimiliki oleh setiap agama, yang dapat mempengaruhi pemeluknya dalam interaksi di antara mereka, yaitu fanatisme dan toleransi. Dua konsep ini selalu dipraktikkan dalam pola yang seimbang, karena ketidakseimbangan di antara keduanya akan menyebabkan ketidakstabilan sosial antarpemeluknya (Turmudi, 2003).
Hal ini sering terlihat di lapangan, bahwa jika fanatisme terlalu kuat sementara toleransi rendah, maka eksistensi agamanya menjadi menguat dan sering menimbulkan permusuhan terhadap penganut agama lain. Sebaliknya, jika fanatisme terlalu lemah sementara toleransi tinggi, maka eksistensi agamanya menjadi melemah karena mereka merasa tidak bangga dengan agama yang dianutnya.
Keanekaragaman budaya, ras, suku bangsa, etnik, dan golongan di Indonesia merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Pada tingkat tertentu keanekaragaman itu menimbulkan batas-batas sosial serta perbedaan-perbedaan yang sering menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial. Demikian pula keanekaragaman budaya Islam dalam masyarakat pedesaan di Senjakarta , Klaten , baik yang dibawa oleh kelompok pendukung budaya puritanisme maupun pendukung budaya sinkretisme telah mempertegas batas-batas golongan sosial kedua kelompok. Akibatnya, pada tingkat ekstrim, benturan budaya antara kedua kelompok ini pun tidak dapat dihindari. Dalam situasi seperti itu, prasangka-prasangka menjadi lebih mengemukadan perpecahan pun terjadi. Aspek-aspek simbolik pun dapat berfungsi sebagai penambah faktor disintegrasi dalam kehidupan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar