Selasa, 06 Januari 2015

Buku Budaya Konflik dan Jaringan Kekerasan / Zaiyardam Zubir


Jual Buku  Budaya Konflik dan Jaringan Kekerasan: Pendekatan Penyelesaian Berdasarkan Kearifan Lokal Minangkabau, Penulis: Zaiyardam Zubir
Judul : Buku  Budaya Konflik dan Jaringan Kekerasan: Pendekatan Penyelesaian Berdasarkan Kearifan Lokal Minangkabau  .Harga: Rp. 50.000
Penulis: Zaiyardam Zubir
Penerbit: Insist Press,
Tahun :2010
Tebal: 325 halaman
Kondisi: Stok lama,Bagus

Reformasi di negeri ini ternyata tak seluruhnya membawa perubahan yang positif. Serentak dengan embusan reformasi dan demokratisasi, bangsa ini seperti kehilangan sesuatu yang amat berharga: nilai-nilai kemanusiaan.

Tengok saja. Hanya dalam hitungan bulan setelah reformasi, pecah konflik horizontal di berbagai daerah. Hingga detik ini kekerasan demi kekerasan masih terus bergulir. Di tingkat bawah, rakyat di banyak daerah tetap kerap bakupukul bahkan saling membunuh. Konflik yang melebar menjadi kerusuhan pun jadi tontonan sehari-hari di layar televisi.

Tak hanya di tingkat bawah, elemen masyarakat di tingkat atas pun tampak sudah mencabik-cabik rasa kemanusiaan. Berapa banyak dari mereka yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menjarah uang rakyat. Dalam banyak kasus, tanpa malu-malu pula kalangan atas ini lalu mengadu-domba rakyat kecil atas nama demokrasi.

Buku ini memang tidak bicara budaya konflik dan kekerasan secara umum di Indonesia. Ini merupakan hasil kajian tentang budaya konflik yang pernah tumbuh di Sumatera Barat. Zaiyardam Zubir dalam penelitiannya menemukan kearifan lokal di balik budaya konflik urang awak itu. Ia mendapati, konflik pada masyarakat Minangkabau bukan sekadar melahirkan kekerasan, melainkan justru juga menjadi sumber dinamika kehidupan mereka.

Selama ini diketahui, ada dua nilai yang kuat mempengaruhi cara berpikir, cara pandang, dan tingkah laku masyarakat Minangkabau: adat dan agama Islam. Pada suatu masa, benturan kedua nilai ini menjadi sumber konflik yang keras dan berkepanjangan. Konflik berkepanjangan itu pada akhirnya melahirkan filosofi dasar urang awak: adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah.

Buku ini mengindikasikan, dalam konflik yang bagaimanapun keras dan panjangnya mesti ada jalan tengah. Tentu saja sejauh budaya konflik yang jadi sumber dinamika kehidupan masyarakat tidak ditempatkan dalam jaringan kekerasan. Kenyataannya selama ini, ada pihak ketiga yang menempatkannya dalam jaringan kekerasan untuk mencapai tujuan tertentu.

Erwin Y. Salim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar