Senin, 05 Januari 2015

Jual Buku GERAKAN SERIKAT BURUH Jaman Kolonial Hindia Belanda Hingga Orde Baru / Soegiri D. S., Edi Cahyono

Jual Buku GERAKAN SERIKAT BURUH Jaman Kolonial Hindia Belanda Hingga Orde Baru, Soegiri D. S., Edi Cahyono,  Hasta Mitra
Buku GERAKAN SERIKAT BURUH
Jaman Kolonial Hindia Belanda
Hingga Orde Baru. Harga Rp 50.000
Soegiri D. S., Edi Cahyono
Hasta Mitra, 2003 - 182 halaman
Tersedia 1 buah

Kata Pengantar:
Serikat buruh yang muncul pada tingkat awal kapitalisme adalah
sebuah organisasi yang menghimpun massa kaum buruh untuk
perbaikan nasib. Sebagai gerakan yang berada di dalam masyarakat
yang bersendikan kapitalisme, jangkauan serikat buruh pada
dasarnya tidak melampaui batas perbaikan kepentingan ekonomi
dan sosial kaum buruh. Serikat buruh menangani juga tuntutan-
tuntutan dan aksi-aksi politik. Namun karena berada di dalam
masyarakat yang belum bebas dari sistem kapitalisme, gerakan
serikat buruh tidak keluar dari batas gerakan reform. Meskipun
ada gerakan serikat buruh, keuntungan kapitalis tetap bisa
berlimpahan, produksinya tidak terhenti dan kualitasnya sebaliknya
dari bertambah jelek.

Di dalam gerakan nasional di dunia Barat, serikat buruh terseret
pada gerakan mematangkan batas daerah nasional untuk
kepentingan pasar ekonomi kapitalis sebagai landasan
pengembangan kapitalisme. Beda dengan di negeri-negeri jajahan
dan setengah jajahan dulu. Serikat buruh di negeri-negeri ini
berpartisipasi pada perjuangan nasional melawan imperialisme
dalam pengejawantahan kolonialisme dan neo kolonialisme.
Gerakan serikat buruh di negeri-negeri bekas jajahan dan setengah
jajahan, pada dewasa ini masih berhadap-hadapan dengan kapital
monopoli luar, terutama Amerika, meskipun negerinya formal
merdeka.

Munculnya gerakan Sosialis di Barat, ada yang mendahului dan
ada pula yang membelakangi gerakan serikat buruh. Namun
pengalaman di Barat menunjukkan, bahwa baik yang di dalam
sejarah mendahului maupun membelakangi, dari gerakan serikat
buruh dewasa ini tidak muncul banyak kader dan pemimpin yang
benar-benar gigih bersedia menyumbangkan diri untuk perjuangan
revolusioner. Yang berdominasi adalah kelibatan diri dalam
menangani gerakan serikat buruh yang hanya mengapung pada
niveau reformisme. Kader-kader dan pemimpin-pemimpin serikat
buruh sebagian ada yang dengan terus-terang menolak
membimbing kaum buruh memasuki perjuangan revolusioner.
Sebagian lagi ada yang menutup-nutupi pendiriannya yang
reformis dengan berdalih tentang “kenetralan politik” serikat
buruh. Kader-kader dan pemimpin-pemimpin di Barat tadi tidak
sedikit yang berposisi sebagai birokrat-birokrat komplemen
kapitalis yang berperangai Aristokrasi Buruh. Di waktu perang,
sementara pemimpin-pemimpin tertingginya malah aktif
menganjurkan peperangan dan menempatkan diri sebagai socio-
imperialis.

Untuk Indonesia adalah penting dan urgen perlunya pembenahan
gerakan serikat buruh. Gerakannya perlu dipicukan pada sasaran
yang kena dengan pengutamaan kapitalis-kapitalis monopoli asing,
kapitalis-kapitalis birokrat serta kapitalis-kapitalis domestik yang
merusak kehidupan dan perkembangan ekonomi nasional.

Gerakan serikat buruh Indonesia memerlukan kader-kader yang
teguh membela kepentingan pokok dan aspirasi kelas buruh,
terutama kader-kader muda, sehingga serikat buruh Indonesia tidak
hanya mandeg sebagai aparat birokrasi yang hakekatnya anti kelas
buruh. Indonesia mempunyai urgensi untuk terben-tuknya negara
demokratis yang mandiri di bidang politik, ekonomi dan militer.

Suatu negara yang berprinsip pada penggalangan hubungan
kerjasama dan saling bantu dengan negara-negara lain di dunia
yang berpola sama, yang menjamin tercapainya Demokrasi sejati
sebagai kekuasaan politik yang berpadu dengan Sosialisme.
Gerakan serikat buruh berkewajiban mendukung negara semacam
itu.

Soegiri DS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar