Buku Indonesia Mencari Demokrasi .
Harga : 55.000
Pengarang : Mochtar Buchori
Penerbit : Insist, Yogyakarta
Tebal : xii+357 halaman
Tahun : 2005
Kondisi : stok lama, segel
Tersedia 1 buah
NEGARA ini sangat awam dengan demokrasi. Itu sebabnya, ketika negara-negara maju mensyaratkan demokrasi sebagai salah satu indikator kemajuan suatu negara, secara membabi-buta warga bangsa kita berusaha mewujudkan demokrasi itu.
Namun, pemahaman yang serbaterbatas, ditambah belum ada contoh yang bisa menjadi panutan, demokrasi di negeri ini menggelinding seperti pepatah "gerobak buruk sapi gila". Satu per satu rezim pemerintah jatuh dan terakhir ikon demokrasi seperti Megawati Soekarnoputri, ikut tersingkir.
Sebagai pemilik ideologi demokrasi yang mengejawantah dalam nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), citra Megawati Soekarnoputri luluh manakala ia meladeni konflik dengan Susilo Bambang Yudhoyono di masa akhir pemerintahannya. Konflik yang terbukti mengangkat citra Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ikon baru dalam demokrasi karena demokrasi bagi bangsa kita adalah "menghargai orang-orang yang tertindas".
Definisi demokrasi itu tidak keliru tetapi menyesatkan. Namun, definisi seperti itulah yang membuat Susilo Bambang Yudhoyono mampu memperebutkan kursi Presiden RI, mengalahkan Megawati Soekarnoputri. Definisi yang sangat universal meskipun sangat tak menghargai intelektualitas. Tapi, harus diakui, itulah kenyataan yang sebenarnya, demokrasi di negara kita masih sangat sulit diwujudkan. Soal itulah yang dibicarakan Mochtar Buchori dalam buku ini, kesulitan bangsa ini untuk mewujudkan demokrasi.
Muchtar Buchori termasuk salah satu penulis kolom di negara ini yang pantas untuk dibaca karena tawaran-tawaran gagasannya sangat universal dan tetap aktual sampai sekarang. Begitu juga dengan buku yang diterbitkan Penerbit Insist Yogjakarta ini. Sebagai bunga rampai kolom Mochtar Buchori di berbagai media massa, Penerbit Insist menilai isinya sangat aktual untuk zaman sekarang meskipun sebagian besar ditulis di zaman lalu dan mengupas masalah-masalah lama.
Namun, cara penyajiannya tetap relevan dengan persoalan kehidupan politik kini. Sebut saja persoalan mengenai transformasi, suksesi, dan demokrasi yang dihadapi masyarakat Indonesia yang belum dapat terselesaikan sampai sekarang meskipun masyarakat sudah melaksanakan usaha yang sangat berani untuk mereformasi kehidupan politik.
Dari ragam persoalan yang digarap, kentara sekali orientasi Muchtar Buchori sangat kuat pada dunia politik. Itu sebabnya, judul buku ini sangat bernuansa politis.
Tetapi, karena hampir tidak ada persoalan di negara ini yang tak berkaitan dengan politik, tidak heran jika nuansa pemikiran-pemikiran politik sangat kuat dalam sebagian besar tulisan yang dikumpulkan dalam buku ini.
Pemikiran-pemikiran politik Muchtar Buchori bukanlah pemikiran yang partisan, yang berafiliasi pada ideologi tertentu yang ditawarkan partai politik meskipun ia tak asing dengan pemikiran dalam dunia politis. Kapasitasnya sebagai kader PDI Perjuangan, sebuah partai politik dengan ideologi nasionalisme yang kental, ternyata tidak mengemuka secara khusus. Pemikiran dan gagasannya tentang politik, terutama berkaitan nilai-nilai demokrasi, terkesan sangat universal.
Demokrasi dalam pemikiran Mochtar Buchori bukan hal mudah untuk diwujudkan. Lewat tulisan-tulisannya, upaya mewujudkan demokrasi itu dilakukan dengan cara menelusuri kembali perjalanan kultural yang sangat panjang, dimulai dari budaya feodal-kolonial menuju budaya baru yang mempunyai wajah yang berbeda-beda bagi komponen-komponen yang saling berbeda dalam masyarakat yang bersifat pluralistik dan multikultural ini.
Pada akhirnya, Mochtar Buchori sampai pada kesimpulan bahwa bangsa Indonesia masih terus mencari titik-titik temu kultural antara berbagai golongan, lapisan serta aliran dalam masyarakat kita. Karena mencari demokrasi di Indonesia ini sangat susah, yang membuat Indonesia harus terus memperhitungkan gejolak-gejolak penting yang bersifat global yang terjadi di sekitar diri kita.
Jadi, mencari demokrasi di Indonesia seperti menembak sasaran yang terus-menerus bergerak tanpa pola gerak yang jelas. Melalui kumpulan karangannya ini, Mochtar Buchori menyajikan buku dengan sketsa-sketsa sosial-politik serta sosio-kultural yang tajam, tetapi ringan._ Budi Hutasuhut, Wartawan Lampung Post.
Sumber: http://www.lampungpost.com/cetak/cetak.php?id=2006081402133277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar