Sabtu, 10 Januari 2015

Jual Novel The Forgotten Massacre, Persahabatan dan Cinta di Tengah Tragedi G-30-S PKI

Jual Buku The Forgotten Massacre,Persahabatan dan Cinta di Tengah Tragedi G-30-S PKI
Judul Buku The Forgotten Massacre,Persahabatan dan Cinta di Tengah Tragedi G-30-S PKI
Harga Rp 49.000
Penulis: Peer Holm Jorgensen
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Penerbit: Qanita
Terbit:  Juni 2009
Tebal: 450 halaman
ISBN: 9789793269986
Tersedia 1 buah

Ulasan by sinta nisfuanna
Dari sekian banyak peristiwa bersejarah, G30S-PKI merupakan salah satu sejarah di Indonesia yang menyimpan banyak misteri dan kontroversial. Sejarah yang dipenuhi intrik pihak-pihak yang berebut kekuasaan. Sejarah yang selalu menebar rasa keingin-tahuan baik dari pihak dalam negeri ataupun luar negeri.
Peristiwa yang berujung dengan pembantaian berdarah atas orang-orang “berlabel” PKI atau pun orang yang tak sengaja sedarah dengan mereka, ini cukup menggemparkan dunia. Pada kala itu, tahun 1965, merupakan momen di mana PKI dianggap sampah, pemberontak yang berjiwa keji sekaligus dalang dari terbunuhnya 6 jenderal Angkatan Darat, seorang ajudan dan Ade Nasution, seorang bocah perempuan berusia 5 tahun. Bagi kita yang pernah hidup di era 90-an, pasti tahu bagaimana warga Indonsia dicekoki dengan dongeng sejarah yang dipermak lewat film G30S-PKI yang selalu tayang tiap tahunnya pada hari menjelang perayaan kesaktian pancasila. Bahkan supersemar, surat penyerahan jabatan dari Soekarno kepada Soeharto, hanyalah cerita kosong hasil rekayasa manusia no.1 di dalam tubuh TNI, Soeharto. Dengan tujuan untuk menjatuhkan Soekarno yang memang dalam kondisi “sendirian” dan sekarat. Di kemudian hari, mulai tersingkap borok-borok sejarah berupa penyelewengan sejarah dan adanya campur tangan pihak luar, CIA.

Peer Holm Jorgensen, pria kelahiran Denmark, mencoba untuk menuliskan keterlibatan CIA dalam peristiwa G30S-PKI di sela-sela kisah cinta dan persahabatan dengan segala konfliknya. The Forgotten Massacre bercerita tentang seorang pemuda 19 tahun, Kasper, yang bertugas sebagai tukang masak pada beberapa kapal. Berlabuhnya kapal di Tanjung Priok mempertemukannya dengan Nadia. Kehadiran cinta pun tak mampu ditepis Kasper teruntuk gadis blasteran Belanda-Padang ini. Namun, selayaknya kisah cinta yang penuh keraguan membuat cerita cukup berliku-liku karena pembaca diajak mengikuti perdebatan batin antara dua tokoh tersebut yang masing-masing telah memiliki tambatan hati.

Mengingat latar cerita adalah tragedi G30S PKI, penulis menyelipkan bagian kisah Ed Rossen sebagai pejabat CIA yang menggenggam kunci keterlibatan CIA pada peristiwa yang juga menjadi detik kejatuhan Soekarno dari kursi pemimpin. Soekarno yang dianggap orang yang cukup berbahaya bagi Amerika dan sekutu, karena keberaniannya menantang dan menjadi salah satu pelopor terbentuknya gerakan non blok, dirasa harus segera ‘dimusnahkan’ dan caranya dengan menggunakan tangan orang ‘dalam’. Bagian cerita yang dipenuhi dengan selipan-selipan dan intrik sejarah yang sangat menarik, tetapi sayangnya bagian ini hanya terasa seperti “sampingan” cerita, karena pembaca akan lebih banyak diajak untuk menekuni kisah cinta dan persahabatan dari Kasper dan Nadia.

Cerita tidak hanya berlatar tempat di Indonesia, tetapi juga tempat kelahiran tokoh yaitu Denmark, yang dituturkan lewat kenangan masa kecilnya.

Penulis kelahiran 1946 ini, menuturkan tumpukan keresahan dan kritikan atas pemerintahan lewat tokoh Kasper dan Nadia. Banyak pertanyaan di benak Kasper tentang kolonialisme, mengapa perbedaan warna kulit menjadi masalah, mengapa keserakahan terus merasuki jiwa para penguasa dan semua keresahan tersebut disebutkan berulang kali hampir di setiap bab. Akibatnya, cerita terasa bertele-tele dan menyebabkan pembaca beberapa kali harus merehatkan buku, sekedar meredakan rasa jenuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar