Sedia dan Jual Buku Referensi Skripsi.:Thesis dan Research Bidang: Filsafat.Sosiologi.Antropologi.Pemerintahan.Hubungan Internasional. Politik.Komunikasi.Psikologi.Sejarah.Hukum.Pendidikan.Sastra Budaya dan Bahasa.
Selasa, 03 Februari 2015
Jual Buku Identitas Dayak, Dr Yekti Maunati
Judul Identitas Dayak : Komodifikasi & Politik Kebudayaan
Penulis Dr. Yekti Maunati, Harga. Rp 95.000
Penerbit Lkis
Tanggal terbit 2004
Tebal 434hlmn
Berat Buku 550grm
Jenis Cover : Soft SC
Ukuran 145x210mm
Kondisi Baru, stok lama, LANGKA,segel
Apakah benar orang Dayak adalah pemburu kepala , pemakan daging manusia serta memiliki ekor? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan membuat kita yang awam menjadi penasaran sekaligus dihantui perasaan ngeri. Ditambah lagi ketika terjadi konflik di Sambas antara orang-orang Melayu, Dayak, dan Madura pada awal 1997 dan tahun 1999 beredar foto-foto orang di Kalimantan yang menenteng kepala manusia. Fakta ini semakin meyakinkan bahwa orang Dayak adalah pemburu kepala manusia.
Diangkat dari disertasi penulis di Universitas La Trobe, Melbourne Australia di jurusan sosiologi dan antropologi tahun 2001, buku yang terdiri dari tujuh bab ini dengan lugas mengulas identitas Dayak (Bab 2) dan kebiasaan memanjangkan daun telinga dan membuat tato di kalangan orang Dayak (Bab 3) . Di samping itu diungkapkan pula sengketa-sengketa tanah dan konflik internal yang terjadi (Bab 4), menikmati keeksotisan Dayak melalui pariwisata (Bab 5) serta identitas ‘orang Dayak Baru’ (Bab 6).
Dengan obyek penelitian di Samarinda dan Long Mekar, Kalimantan Timur, penulis juga menguji hipotesis bahwa identitas kultural masyarakat Dayak dikonstruksi dan direkonstruksi melalui hubungan kekuasaan. Selain itu penulis juga berupaya meneliti faktor-faktor lain yang turut serta mengkonstruksi identitas kultural tersebut.
Dalam upaya menyelidiki siapa saja yang berkuasa mengkonstruksi identitas kultural masyarakat Dayak selama masa pemerintahan Orde Baru (1965-1998), Yekti Maunati membandingkan bagaimana ketika orang Dayak direpresentasikan oleh pejabat-pejabat Belanda di masa kolonial.
Perbandingan tersebut cukup menarik mengingat konseptualisasi pemerintah Orde Baru tentang suku Dayak sebagai suku terasing memiliki banyak prasangka yang sama dengan sikap para pejabat Belanda di masa kolonial. Penulis juga memetakan kemunculan pemahaman baru tentang identitas Dayak dalam konteks kemunculan industri pariwisata yang menggunakan nilai-nilai budaya Dayak sebagai komoditi dan daya tarik bagi wisatawan internasional dan domestik......(motjoboekoe.wordpress)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar