Judul DEMOKRASI KITA.
Muhammad Hatta
Harga Rp 75.000 TERJUAL SLEMAN
Pustaka Antara 1966;
Tebal 36hlmn
Kondisi : Seken, isi bagus, hanya punggung jilid sobek.
Buku kecil yang hanya terdiri dari 35 halaman ini berisikan kurang lebih 11 bab, namun efeknya sungguh luar biasa dimana majalah/harian yang memasang tulisan ini akhirnya dibredel atau dibekukan oleh pemerintahan Soekarno. Terdapat pula ancaman bagi setiap orang yang menyimpan atau bahkan mengedarkan tulisan Bung Hatta. Tak lama kemudian di tahun 1965 terjadi geger G30S yang kemudian mengubah wajah Indonesia. Rezim Soekarno tumbang seperti perkiraan bung Hatta pada tulisannya ini.
Buku ini diawali dengan kisah demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia pada saat itu serta kaitannya dengan pemerintahan Bung Karno. Bung Hatta menuliskan secara runut jalannya sejarah demokrasi yang berlangsung di Indonesia saat itu. Pada awal berdirinya, republik indonesia merupakan suatu negara dengan sistem presidensiil dengan Soekarno sebagai presiden dan Hatta sebagai wakilnya, mereka berdua menjelma menjadi dwitunggal, simbol pemersatu rakyat indonesia dalam memerangi penjajah. Namun kemudian sistem tersebut diubah menjadi parlementer melalui maklumat wakil presiden nomor X (nomor eks) yang menyatakan bahwa badan KNIP dinaikkan statusnya menjadi badan legislatif karena belum terbentuk DPR dan MPR. Dengan meningkatnya status KNIP ini maka ia menjadi suatu badan yang berhak dalam menentukan garis besar haluan negara.
ituasi politik yang tak kunjung mereda ditambah dengan tidak selesainya tugas badan konstituante dalam membuat undang-undang baru pengganti UUD 45 menyebabkan negara menjadi dalam keadaan genting. Pihak militer yang saat itu dekat kepada presiden soekarno memberikan saran untuk mengembalikan sistem dari parlementer menjadi presidensiil sesuai dengan UUD 45. Akhirnya presiden pun mengeluarkan apa yang disebut dengan dekrit 5 juli 1959 yang tentunya disokong penuh oleh militer. Dapat pula dikatakan bahwa hal ini menandai apa yang kemudian disebut dengan dwifungsi ABRI itu
Demokrasi liberal yang dibabat habis digantikan dengan demokrasi terpimpin, dimana seluruh kebijakan diambil alih oleh presiden selaku pemimpin tertinggi. Bung karno kemudian bebas menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan konsepsinya sendiri.
Menurut bung Hatta, demokrasi yang berlaku di Indonesia tidaklah sama dengan demokrasi yang diutarakan oleh JJ Rosseau. Hal ini karena demokrasi yang disebutkan oleh rosseau merupakan demokrasi yang bersifat individualistis dimana setiap orang hanya memiliki hak yang sama di bidang politik namun tidak sama dibidang lainnya. Sehingga sistem ini tidaklah cocok jika diterapkan di Indonesia. Indonesia menurut Bung Hatta lebih pas jika menerapkan sistem demokrasi sosial. Dimana setiap orang memiliki hak yang sama baik dibidang politik maupun sosio-ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar