Senin, 16 Maret 2015

Buku Transisi Menuju Demokrasi : Tinjauan Berbagai Perspektif, Penulis O’Donnell, Guillermo, Philippe C Schimitter, dan Laurence Whitehead, (eds)

Buku Transisi Menuju Demokrasi : Tinjauan Berbagai Perspektif, Penulis O’Donnell, Guillermo, Philippe C Schimitter, dan Laurence Whitehead, Penerbit Jakarta : LP3ES,Buku Transisi Menuju Demokrasi : Tinjauan Berbagai Perspektif,
Harga Rp 90.000 TERJUAL
Penulis O’Donnell, Guillermo, Philippe C Schimitter, dan Laurence Whitehead, (eds) terj.
Penerbit Jakarta : LP3ES
Tahun 1993.
Tebal;xvii, 280p.
Ukuran ; 16x23cm
Kondisi : bekas, Bagus

Guillerno O ‘Donnel, Philippe Schmitter dan Laurence Whitehead, dalam bukunya Transisi Menuju Demokrasi : Tinjauan berbagai Perspektif menjelaskan studi tentang teoritisasi transisi menuju demokrasi yang beranggapan bahwa pembangunan di negara-negara terbelakang dengan kapitalisme barat mensyaratkan adanya stabilitas politik dengan menekan partisipasi massa dalam politik untuk mengamankan pembangunan ekonomi dan modal kapitalis mancanegara. Agen yang paling memungkinkan untuk menciptakan stabilitas politik ini adalah negara, d,i bawah komando militer. Oleh karena itu menurut O’Donnell dkk, pembangunan di negara-negara terbelakang bukannya mendorong demokrasi, dimana peran negara menjadi begitu sentral, sementara massa disingkirkan dari proses politik. O’Donnell dkk menyebut fenomena ini sebagai “Bureaucratic Authoritarinnism”.[1]
            Pemikiran O’Donnell tentang Bureaucratic authoritarinnism tersebut kemudian dikritik oleh R. William Liddle dan Saiful Mujani,  thesis O’Donnell ini dibangun atas dasar pilihan atas kasus (case-selection) secara selektif sehingga bias. O’Donnell tidak menghiraukan pembangunan ekonomi di negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Hongkong pada tahun 80-an. Mereka melakukan demokratisasi di negaranya dengan bertumpu pada ekonomi pasar termasuk di Asia Tenggara negera-negara Bekas Uni Soviet, dan Eropa Timur. Menurut Liddle dan Mujani setelah O’Donnel mengetahui bahwa argumen Bureaucratic authoritarinnism tidak realistik, penghujung tahun 80-an beralih kependakatan elite untuk menjelaskan variasi muncul dan stabilnya demokrasi. Mereka berkesimpulan bahwa, munculnya rezim demokasi adalah suatu kebetulan sejarah yang tidak bisa dijelaskan. Elit dinilai penting dalarn proses transisi ke rezim demokrasi tetapi kapan elit menjadi pro demokrasi dan kapan tidak, menurutnya tidak bisa dijelaskan. Konsep ini juga telah dikritik oleh Prezeworski dan Lunongi, yang datang juga dari lingkaran Kiri. Elit melakukan pro demokrasi karena mereka menggunakan rational choice theory.
            Guillerno O ‘Donnel, Philippe Schmitter dan Laurence Whitehead, merupakan kelompok sarjana-sarjana kiri, upaya karyanya memang telah membantu untuk memahami transisi demokrasi namun dibangun atas dasar runtuhnya rezim otoritarian-totalitarian yang tumbuh di kawasan Eropa Selatan dan Amerika Latin, namun tidak punya kekuatan komparatif untuk menjelaskan gelombang transisi demokrasi yang problematik dari rezim neopatrimonial yang eksis diberbagai negara seperti Filipina, Zaire, Haiti, Rusia dan juga Indonesia. Transisi adalah tahapan awal terpenting yang sangat menentukan dalam proses demokrasi. Sebagian besar kajian para ilmuwan difokuskan pada transisi menuju demokrasi itu. Dalam transisi pasti terjadi liberalisasi yang mungkin akan diakhiri dengan instalasi demokrasi. Namun pertanyaannya, bagaimana negara mampu mengelola demokrasi apalagi dalam massa transisi untuk tidak kembali ke sistem otoritarian-totalitarian ? Karena demokrasi tidak dilalui dengan waktu pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar