Sedia dan Jual Buku Referensi Skripsi.:Thesis dan Research Bidang: Filsafat.Sosiologi.Antropologi.Pemerintahan.Hubungan Internasional. Politik.Komunikasi.Psikologi.Sejarah.Hukum.Pendidikan.Sastra Budaya dan Bahasa.
Kamis, 30 April 2015
Jual Buku Jihad Melawan Ekstremis AGAMA, Sumanto Al Qurthuby
Judul: Jihad Mekawan Ekstrimisme Agama; Membangkitkan Islam Progresif. Harga Rp 42.000
Penulis: Sumanto aL Qurtuby
Jumlah halaman: 210
Cetakan I: Oktober 2009
Penerbit: Borobudur Indonesia Publishing Semarang
ISBN: 978-979-25-2706-3
Kondisi : Stok lama,bagus
Peresensi: Mustaqim
Agama selain sebagai “sumber makna”bagi etos sebuah masyarakat, juga berpotensi sebagai “sumber konflik”. Ajaran-ajaran yang tertuang dalam teks-keks keagamaan itu secara langsung atau tidak dapat memberi inspirasi kaum ekstremis dan konservatif dalam agama serta memicu tmbulnya konflik horizontal dan kekerasan berbasis agama di masyarakat. Agama dengan demikian menyimpan sejumlah paradoks. Satu sisi agama dimaknai sebagai jalan dan menjamin keselamatan, cinta dan perdamian. Di sisi lain, sejarah membuktikan, agama justru menjadi sumber penyebab dan alasan bagi kehancuran dan kemalangan manusia. Dengan agama manusia bisa saling mencinta. Tetapi atas nama agama pula, orang bisa saling membunuh dan menghancurkan. Bahkan ideologi dan komitmen keagamaan telah menjadi faktor sentral dalam eskalasi kekerasan dan kejahatan di seluruh dunia.
Kekerasan demi kekerasan terus menjamur dan mewarnai kawasan Islam sejak Arab Saudi, Mesir, Sudan, dan kawasan Sahara, Iraq, Iran, Lebanon, Afganistan, Pakistan, Bangladesh, sampai Inonesia. Aksi-aksi kekerasan dalam bentuk teror, pengeboman pemksaan, pembajakan, penculikan, pembakaran, pengruakan, pengroyokan dan lain sebagainya. Realitas empiris atas pristiwa kekerasan ini seolah sebagai pembenar asumsi dan tesis sebagian orang-orang Barat dan non-mulim yang anti islam yang mengatakan bahwa dunia islam adalah “dunia kekerasan” dan barbarisme sera islam adalah agama yang memproduksi teks-teks kekerasan sekaligus pengekspor kaum teroris-militan. Slogan islam sebagai agama “rahmatan lil alamin” dan “peaceful religion” juga kalah populer dengan berita hiruk-pikuk tindkan kekerasn nda vandalisme yang dilakukan kelompok muslim radikal. Kekerasan Monas (2008) yang dilakukan secara istiqomah oleh Front Pembela Islam, Komando Laskar Islam, Forum Umat Islam (FUI) dan berbagai kelompok muslim militan-radikal-konservatif menambah daftar panjang tentang “fakta kekerasan dunia Islam”.
Kasus-kasus kekerasan berbasis agama yang dilakukan beberapa organisasi Islam militan-konservatif Indonesia adalah salah satu contoh nyata bagaimana wacana, ajaran, dan simbol-simbol keagamaan (keislaman) telah ”dieksploitasi” sedemikian rupa oleh para “oknum” muslim untuk dijadikan sebagi “legitimasi teologis”guna menggerus dan melibas individu dan kelompok agama yang mereka anggap sebagai sesat, kafir, jahil, dan lain sebagainya.
Selain memiliki “sisi buruk” atau “dimensi negatif” yang bisa menginspirasi lahirnya tindakan kejahatan dan kekerasan, agama juga memuat aspek-aspek baik dan positif yang bisa dijadikan sebagai “common ground” dan “fondasi teologis” untuk membangun hubungan antar dan intra agama yang lebih sehat, dinamis, berkualitas, dan manusiawi yang penuh dengan semangat toleransi dan pluralisme seperti yang dengan tepat dikemukakan Richard Solomon, Presiden The United States Institute of Peace: “will religion can and does contribute to violence conflict, it also can be powerful factor in the struggle for peace and reconciliation (Smock, ed. 2002: viii).
Ke depan, umat beragama khususnya kaum muslim harus memperbanyak “amalan wiridan” keislaman yang mencerahkan, mencerdaskan, dan menyejukan hati. Islam yang agung ini hanya akan dihargai keagungannya oleh umat dan bangsa lain. “islam pentungan” di Indonesia hanya akan memperburuk citra islam. Bagaimana tidak Allah Yang Maha Agung itu didengungkan oleh tangan-tangan kotor dan mulut-mulut kasar kaum “Islam pentungan”untuk melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan. Tindakan premanisme ini tentu bukan menambah apalagi meninggikanderajat Allah SWT tetapi justru sebaliknya merosotkan dan bahkan menodai kebesaran Allah SWT sendrir sebagai “Zat Maha Damai”.
Jual Buku Kerajaan Petro Dollar SAUDI ARABIA / Robert Lacey
Buku Kerajaan KERAJAAN PETRODOLAR SAUDI ARABIA
Penulis Robert Lacey.
Harga Rp 200.000 BOOKED MLG 1/5/15
Penerbit Pustaka Jaya.
Tahun: CETAKAN PERTAMA, 1986.
Tebal :663 halaman.
Ukuran 12,5 x 18,5 cm.
Kondisi : Buku bekas,Halaman lengkap,Dilengkapi beberapa peta pada era yang berbeda.
Tersedia 0 Buah
Sinopsis
Laksana disulap, seabad yang lalu negeri Arab merupakan gurun pasir yang gersang dan melarat, diperintah oleh sheik-sheik dan sultan-sultan kecil. Kini Saudi Arabia diperintah oleh keluarga yang terkaya di dunia, dan yang menguasai pasaran uang internasional. Bumi padang pasir menganugerahinya dengan sumber-sumber minyak, yang disedot tiada habis-habisnya.
Buku ini mengisahkan bagaimana negara ini dibentuk oleh Ibnu Saud yang perkasa, lalu dilanjutkan dengan pemerintahan oleh anak-anaknya, lengkap dengan berbagai kisah di berbagai aspek.
Penulis Robert Lacey.
Harga Rp 200.000 BOOKED MLG 1/5/15
Penerbit Pustaka Jaya.
Tahun: CETAKAN PERTAMA, 1986.
Tebal :663 halaman.
Ukuran 12,5 x 18,5 cm.
Kondisi : Buku bekas,Halaman lengkap,Dilengkapi beberapa peta pada era yang berbeda.
Tersedia 0 Buah
Sinopsis
Laksana disulap, seabad yang lalu negeri Arab merupakan gurun pasir yang gersang dan melarat, diperintah oleh sheik-sheik dan sultan-sultan kecil. Kini Saudi Arabia diperintah oleh keluarga yang terkaya di dunia, dan yang menguasai pasaran uang internasional. Bumi padang pasir menganugerahinya dengan sumber-sumber minyak, yang disedot tiada habis-habisnya.
Buku ini mengisahkan bagaimana negara ini dibentuk oleh Ibnu Saud yang perkasa, lalu dilanjutkan dengan pemerintahan oleh anak-anaknya, lengkap dengan berbagai kisah di berbagai aspek.
Jual Buku Tarikh Al Khulafa / Imam As-Suyuthi
Buku : Tarikh Al Khulafa, Ensiklopedia Pemimpin Umat Islam dari Abu Bakar hingga Mutawakkil
Penulis : Imam As-Suyuthi
Harga Rp 120.000
Penerbit : Hikmah
Tanggal Terbit :
ISBN/EAN : 978-602-8767-05-7
Tebal : 720hal
Berat : 1.000grm
Dimension : 16 x23
Konidis : bagus, lepas segel
Tersedia 1 Buah
Sinopsis :
Dalam buku yang menguraikan sejarah berdasarkan riwayat hadis ini, beragam isu sensitif dan menarik dikupas dengan dukungan data dan fakta yang tepercaya. Berikut di antara isu-isu sensitif dan menarik tersebut:
-dalih Rasulullah Saw. tidak menunjuk khalifah penggantinya;
-pembunuhan Utsman bin Affan yang penuh misteri;
- peralihan kekuasaan yang dramatis dari Hasan bin Ali ke Muawiyah bin Abu Sufyan;
- perselisihan tentang khalifah pengganti Muawiyah bin Yazid;
- peran Al-Manshur dalam memecah belah keluarga Abbasiyah dan keluarga Alawiyyin;
- peristiwa pembunuhan tragis para ulama hadis dan fikih pada masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah;
-keteladanan Umar bin Abdul Aziz dan Harun Ar-Rasyid dalam membangun peradaban Islam.
- Besar harapan, penelusuran jejak-jejak pemimpin Islam ini bisa memberi inspirasi bagi kita semua untuk menentukan langkah terbaik mewujudkan peradaban Islam kembali bersemi. Inilah buku rujukan utama bagi siapa pun yang ingin mengenal sejarah panjang perkembangan Islam.
Penulis : Imam As-Suyuthi
Harga Rp 120.000
Penerbit : Hikmah
Tanggal Terbit :
ISBN/EAN : 978-602-8767-05-7
Tebal : 720hal
Berat : 1.000grm
Dimension : 16 x23
Konidis : bagus, lepas segel
Tersedia 1 Buah
Sinopsis :
Dalam buku yang menguraikan sejarah berdasarkan riwayat hadis ini, beragam isu sensitif dan menarik dikupas dengan dukungan data dan fakta yang tepercaya. Berikut di antara isu-isu sensitif dan menarik tersebut:
-dalih Rasulullah Saw. tidak menunjuk khalifah penggantinya;
-pembunuhan Utsman bin Affan yang penuh misteri;
- peralihan kekuasaan yang dramatis dari Hasan bin Ali ke Muawiyah bin Abu Sufyan;
- perselisihan tentang khalifah pengganti Muawiyah bin Yazid;
- peran Al-Manshur dalam memecah belah keluarga Abbasiyah dan keluarga Alawiyyin;
- peristiwa pembunuhan tragis para ulama hadis dan fikih pada masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah;
-keteladanan Umar bin Abdul Aziz dan Harun Ar-Rasyid dalam membangun peradaban Islam.
- Besar harapan, penelusuran jejak-jejak pemimpin Islam ini bisa memberi inspirasi bagi kita semua untuk menentukan langkah terbaik mewujudkan peradaban Islam kembali bersemi. Inilah buku rujukan utama bagi siapa pun yang ingin mengenal sejarah panjang perkembangan Islam.
Jual Buku Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholish Madjid
Buku Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholish Madjid
Harga Rp 90.000
Penulis Mohammad Monib & Islah Bahrawi
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit Maret - 2011
No. ISBN 9789792268119
Jumlah Halaman 384
Berat Buku -
Jenis Cover Soft Cover
Dimensi(L x P) 150x230mm
SINOPSIS
Banyak pihak memberi stigma konsep HAM Barat sebagai sekuler. Benturan konseptual banyak terjadi, khususnya dengan kubu yang mendasarkan argumentasinya pada suatu paham yang diyakini sebagai wahyu. Termasuk di dalamnya: Islam.
Ditulis berdasarkan sumber yang begitu luas, buku ini secara komprehensif menjabarkan ijtihad Nurcholish Madjid terkait dengan persoalan HAM. Selain menggeluti problem-problem konseptual falsafi, seperti masalah partikularisme dan universalisme, teosentrisme dan antroposentrisme, ditangani pula problem-problem konkret keseharian yang sensitif dan kontroversial seperti:
- Islam: Pro-HAM atau Anti-HAM
- Hak Menikah Beda Agama
- Hak Kebebasan Nurani
- Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
- Hak Tidak Beragama dan Hak Murtad
- Hak Hidup dan Hak Mati
- Hukuman Mati, Aborsi dan Eutanasia
- Fitrah Monogami dan Poligami
Dan banyak lagi.
Pengkaji Islam dan HAM tak pelak akan merujuk buku ini.
Harga Rp 90.000
Penulis Mohammad Monib & Islah Bahrawi
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit Maret - 2011
No. ISBN 9789792268119
Jumlah Halaman 384
Berat Buku -
Jenis Cover Soft Cover
Dimensi(L x P) 150x230mm
SINOPSIS
Banyak pihak memberi stigma konsep HAM Barat sebagai sekuler. Benturan konseptual banyak terjadi, khususnya dengan kubu yang mendasarkan argumentasinya pada suatu paham yang diyakini sebagai wahyu. Termasuk di dalamnya: Islam.
Ditulis berdasarkan sumber yang begitu luas, buku ini secara komprehensif menjabarkan ijtihad Nurcholish Madjid terkait dengan persoalan HAM. Selain menggeluti problem-problem konseptual falsafi, seperti masalah partikularisme dan universalisme, teosentrisme dan antroposentrisme, ditangani pula problem-problem konkret keseharian yang sensitif dan kontroversial seperti:
- Islam: Pro-HAM atau Anti-HAM
- Hak Menikah Beda Agama
- Hak Kebebasan Nurani
- Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
- Hak Tidak Beragama dan Hak Murtad
- Hak Hidup dan Hak Mati
- Hukuman Mati, Aborsi dan Eutanasia
- Fitrah Monogami dan Poligami
Dan banyak lagi.
Pengkaji Islam dan HAM tak pelak akan merujuk buku ini.
Jual Buku Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu, Johannes Muller
Buku Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu
Penulis Johannes Muller
Harga Rp 90.000
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 324 halaman
Terbit : Februari 2006
Cover : Soft
ISBN : 978-979-22-1955-5
Kondisi : Baru
Tersedia 1 buah
Sinopsis
Kesenjangan antara negara-negara kaya dan miskin menjadi semakin lebar dalam lima dasawarsa terakhir ini. Sementar itu, keadaan tersebut semakin diperparah dengan adanya proses globalisasi. Kecenderungan itu mendatangkan kemelaratan bagi begitu banyak orang, juga ikut merusak ekosistem bumi, dan mengancam perdamaian dunia. Mengingat semua itu, dengan demikian, diperlukan kerja sama antarnegara. Kerja sama yang terjalin erat hanya dapat diwujudkan dengan pemahaman yang mendalam mengenai politik perkembangan masyarakat dan mengedepankan solidaritas global.
Buku ini menganalisis kekurangan-kekurangan dalam politik pembangunan yang masih saja terjadi sampai sekarang dan menggariskan patokan-patokan untuk suatu politik yang peka terhadap masalah-masalah sosial dan ekologi. Politik dengan tujuan tersebut memerlukan perubahan, baik struktural maupun personal, baik di negara industri maupun negara berkembang. Pusat perhatian buku ini adalah pendasaran metodis dan etis dari kebijakan tersebut. Sedangkan kepedulian utama buku ini adalah dialog antarbudaya antara Utara dan Selatan.
Jual Buku Demokrasi Klasik dan Modern
Jual Buku Pergumulan Seorang Intelektual - Biografi Soedjatmoko, oleh M. Nursam
Buku Pergumulan Seorang Intelektual - Biografi Soedjatmoko,
oleh M. Nursam
Harga Rp 65.000 TERJUAL
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama Tahun 2002
ISBN13 :9789796866915
Bahasa :Indonesia
Tebal :xxi + 257 halaman.
Dimensi :150 mm x 230 mm
Kondisi buku : Lama, Segel Bagus
Tersedia 1 buah
Jika kaum intelektual diartikan -- meminjam pendapat Karl Mannheim -- sebagai kelompok orang dalam suatu masyarakat yang bertugas memberikan penjelasan tentang dunia kepada masyarakatnya, maka tak pelak lagi Soedjatmoko masuk dalam kategori ini. Hal ini dapat dilihat dari dinamika keseluruhan hidupnya dalam proses penyejarahannya.
Dengan penuh kesadaran ia melaksanakan peran dan tugas yang mesti dijalankannya sebagai tanggungjawab yang melekat dalam hakikat kediriannya. Pencarian, keterasingan, kesepian, kesendirian, konflik intimidasi, penyiksaan, interogasi, dan bahkan penjara, serta sejumlah dilema lainnya merupakan beberapa konsekuensi logis yang harus diterima sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pilihan hidupnya.
Membaca buku ini anda akan tercerahkan dan hanyut , dalam alur perjalanan hidup beliau yang sangat manusiawi bahwa menjadi seorang intelektual adalah pilihan yang tidak muncul begitu saja dari ruang hampa, jatuh dari langit, tetapi dari sebuah proses panjang yang dibentuk oleh krisis dan revolusi.
oleh M. Nursam
Harga Rp 65.000 TERJUAL
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama Tahun 2002
ISBN13 :9789796866915
Bahasa :Indonesia
Tebal :xxi + 257 halaman.
Dimensi :150 mm x 230 mm
Kondisi buku : Lama, Segel Bagus
Tersedia 1 buah
Jika kaum intelektual diartikan -- meminjam pendapat Karl Mannheim -- sebagai kelompok orang dalam suatu masyarakat yang bertugas memberikan penjelasan tentang dunia kepada masyarakatnya, maka tak pelak lagi Soedjatmoko masuk dalam kategori ini. Hal ini dapat dilihat dari dinamika keseluruhan hidupnya dalam proses penyejarahannya.
Dengan penuh kesadaran ia melaksanakan peran dan tugas yang mesti dijalankannya sebagai tanggungjawab yang melekat dalam hakikat kediriannya. Pencarian, keterasingan, kesepian, kesendirian, konflik intimidasi, penyiksaan, interogasi, dan bahkan penjara, serta sejumlah dilema lainnya merupakan beberapa konsekuensi logis yang harus diterima sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pilihan hidupnya.
Membaca buku ini anda akan tercerahkan dan hanyut , dalam alur perjalanan hidup beliau yang sangat manusiawi bahwa menjadi seorang intelektual adalah pilihan yang tidak muncul begitu saja dari ruang hampa, jatuh dari langit, tetapi dari sebuah proses panjang yang dibentuk oleh krisis dan revolusi.
Jual Buku Surat Surat Pribadi Soedjatmoko
Jual Buku Sosialisme Kerakyatan, Prof Sarbini Sumawinata,
Jual Buku Astaghfirullah Islam Jangan Dijual
ASTAGFIRULLAH Islam Jangan Dijual,
/ Eko Prasetyo
Harga Rp 60.000
ResistBook
Kondisi : Stok lawas, Bagus
/ Eko Prasetyo
Harga Rp 60.000
ResistBook
Kondisi : Stok lawas, Bagus
Jual Buku: LESBUMI: Strategi Kebudayaan Politik /: Choirotun Chisaan
Judul Buku: LESBUMI: Strategi Kebudayaan Politik
Penulis : Choirotun Chisaan
Harga : Rp 65.000
Penerbit : LKIS, Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2008
Tebal : xvi+247 halaman
KabarIndonesia - Ada tiga peristiwa penting seputar kebudayaan saat Indonesia dalam proses pembentukan Negara-Bangsa pada abad ke-20. Ketiga peristiwa kebudayaan tersebut yakni Polemik Kebudayaan yang terjadi pada tahun 1930-an. Disusul dengan terbitnya Surat Kepertjajaan Gelanggang tahun 1950-an dan berkembangnya Politik Aliran Kebudayaan pada tahun 1960-an.
Polemik Kebudayaan merupakan titik pangkal ditiupkannya ruh dinamika kebudayaan di Indonesia. Persoalan identitas, orientasi masyarakat terdidik dalam lapangan kebudayaan, kesenian, kesusastraan, pendidikan, politik, sosial, dan agama mengalami pergulatan yang sangat serius. Sebagai penanda, "perang pena" secara terbuka dan hangat tanpa melibatkan massa menjadi ajang pertukaran gagasan kebudayaan antar intelgensia masa itu.
Namun menjelang pertengahan abad ke-20, pasca kolonialisasi, terjadi kebimbangan orientasi kebudayaan. Tradisi "perang pena" lambat laun membelot ke arah politik (praktis) aliran. Gejala tersebut terjadi sejak tumbuhnya sikap partisan sebagian kaum intelegensia, baik perorangan maupun kelompok, terhadap partai politik (parpol) secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terkait dengan menjamuran parpol, khususnya pada tahun 1950-1960-an, sebagai tuntutan kehidupan politik di Indonesia saat itu.
Akibat perubahan orientasi kebudayaan tersebut, aroma perselingkuhan antara kebudayaan dengan politik mulai tercium. Perbedaan pandangan tentang orientasi kebudayaan dan aliran berkesenian di antara para intelegensia mengarah pada perpecahan. Fenomena tersebut menjadi catatan pembuka dalam buku LESBUMI: Strategi Politik Kebudayaan, yang ditulis Choirotun Chisaan.
Kenyataan ini diperkuat dengan makin massifnya pertumbuhan lembaga-lembaga kebudayaan serta keterlibatannya dalam setiap agenda-agenda politik parpol seperti kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang menampilkan kesenian tradisi di sela-sela acara yang dimotori oleh lembaga-lembaga kebudayaan, ataupun sebaliknya.
Politik Kebudayaan
Pada waktu itu lembaga kebudayaan banyak (di)muncul(kan) dan berafiliasi dengan partai politik tertentu, di antaranya: Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra/ PKI), Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN/ PNI), Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi/ NU), Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI/Masyumi), Lembaga Kebudayaan Indonesia Katolik (LKIK/Partai Katolik), Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi/ Partindo), Lembaga Kebudayaan dan Seni Muslim Indonesia (Laksmi/ PSII), Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam (Leksi/ Perti), dan lain sebagainya.
Keberadaan lembaga-lembaga kebudayaan tersebut menandakan bahwa relasi antara kebudayaan dengan politik cukup erat dan saling memengaruhi. Bahkan pada fase tertentu, seni budaya dapat dipandang sebagai produk dari sebuah proses politik. Dengan kata lain, pada masa itu, seni budaya dijadikan alat tindak politik (politic act). Fenomena ini dapat ditilik dalam lembar sejarah Bangsa Indonesia rentang tahun 1950-1960-an, khususnya pada masa Demokrasi Terpimpin.
Lesbumi, sebagai salah satu lembaga kebudayaan yang lahir pada masa itu, bermain peran yang tak jauh beda dengan lembaga-lembaga kebudayaan lainnya. Sebagai lembaga otonom Nahdhatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang seni dan budaya, Lesbumi memiliki peran sentral dalam strategi politik kebudayan NU setelah organisasi ini secara resmi menyatakan diri keluar dari partai Masyumi pada tahun 1952 dan membentuk parpol sendiri.
Ada tiga momentum penting, menurut Choirotun Chisaan, yang patut mendapat perhatian bersamaan dengan kelahiran Lesbumi. Pertama, dikeluarkannya manifesto politik pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno. Kedua, pengarusutamaan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis) dalam tata kehidupan sosio-budaya dan politik Indonesia pada awal tahun 1960. Serta, ketiga, perkembangan Lekra, organisasi yang sejak lahir tahun 1950-an dan seterusnya makin menampakkan kedekatannya dengan PKI, baik secara kelembagaan maupun ideologi.
Di samping ketiga faktor ekstern tersebut, ada faktor internal yang juga turut memprakarsai kelahiran Lesbumi yakni kebutuhan akan pendampingan terhadap kelompok-kelompok seni budaya di lingkungan nahdliyyin dan kebutuhan akan modernisasi seni budaya.
Memang, tidak bisa dibantah, bahwa, secara historis, keberadaan Lekra yang semakin harmonis dengan PKI-lah faktor yang paling mencolok melatarbelakangi kelahiran Lesbumi. Sebab Lekra tidak hanya dilihat sebagai organisasi kebudayaan per se, tetapi juga dilihat sebagai organisasi kebudayaan yang memiliki kedekatan ideologi dengan PKI yang makin mengembangkan sayap kekuasaannya. (hlm.121-123)
Akan tetapi, patut dicatat, kelahiran Lesbumi tidak semata counter-responses terhadap kedekatan Lekra dengan PKI, seperti jamak anggapan selama ini. Tetapi, menurut Chorotun Chisaan, latar belakang kelahiran Lesbumi tidak bisa dilepaskan dari momen politik dan momen budaya. Dari dua konteks momen inilah 'Trio Macan' Lesbumi: Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, dan Asrul Sani, menyuarakan perlunya pendefinisian kembali agama dalam konteks Indonesia yang sedang dalam proses nation-building, khususnya dalam bidang kebudayaan.
Dengan kata lain, pengarusutamaan Nasakom di bidang kebudayaanlah yang menjadi penyebab langsung kelahiran Lesbumi. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan garis-garis manipol-USDEK yang dicetuskan oleh Bung Karno pada masa Demokrasi Terpimpin (hlm.133-135).
Namun, seiring dengan makin memanasnya suhu politik hingga terjadi tragedi kemanusiaan '65, Lesbumi lenyap bersama sunyi jerit pembantaian. Peristiwa ini menjadi titik ujung matinya dinamika seni budaya Indonesia yang berimbas pada eksistensi Lesbumi yang baru 'seumur jagung' dan sedang mencari formula baru tentang format seni budaya.
Di hadapan sidang pembaca, buku ini bermaksud menganalisis tiga persoalan pokok. Pertama, historisitas Lesbumi, yaitu kelahiran dan perkembangan, pendiri-pendiri dan tujuan-tujuannya, serta landasan ideologis dan warna seni budaya Lesbumi. Dari persoalan ini menggiring pada pertanyaan kedua, bagaimana posisi Lesbumi di tengah perdebatan politik-aliran seni budaya di Indonesia kurun waktu 1960-an?
Persoalan terakhir yang ingin dijawab adalah, bagaimana dinamika internal yang terjadi di dalam tubuh partai NU dengan lahirnya Lesbumi? Persoalan ini ingin diarahkan pada pertanyaan; bagaimana respons ulama terhadap kelahiran Lesbumi?
Buku yang diangkat dari tesis S2 penulisnya ini tidak serta-merta memaparkan profil Lesbumi semata. Namun turut memberikan perespektif yang berbeda sekaligus baru tentang cara pandang NU terhadap relasi antara agama dan politik dalam perspektif kebudayaan.
Tak pelak jika kehadiran buku ini cukup penting, selain sumbangsih wacana, guna menambah wawasan dan referensi baru bagi para peminat kajian sejarah perpolitikan di Indonesia. Semoga kelahiran buku ini dapat mengantarkan Lesbumi yang dibangunkan dari tidur panjangnya pada Muktamar NU ke-30 dan Muktamar NU ke-31.
Penulis : Choirotun Chisaan
Harga : Rp 65.000
Penerbit : LKIS, Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2008
Tebal : xvi+247 halaman
KabarIndonesia - Ada tiga peristiwa penting seputar kebudayaan saat Indonesia dalam proses pembentukan Negara-Bangsa pada abad ke-20. Ketiga peristiwa kebudayaan tersebut yakni Polemik Kebudayaan yang terjadi pada tahun 1930-an. Disusul dengan terbitnya Surat Kepertjajaan Gelanggang tahun 1950-an dan berkembangnya Politik Aliran Kebudayaan pada tahun 1960-an.
Polemik Kebudayaan merupakan titik pangkal ditiupkannya ruh dinamika kebudayaan di Indonesia. Persoalan identitas, orientasi masyarakat terdidik dalam lapangan kebudayaan, kesenian, kesusastraan, pendidikan, politik, sosial, dan agama mengalami pergulatan yang sangat serius. Sebagai penanda, "perang pena" secara terbuka dan hangat tanpa melibatkan massa menjadi ajang pertukaran gagasan kebudayaan antar intelgensia masa itu.
Namun menjelang pertengahan abad ke-20, pasca kolonialisasi, terjadi kebimbangan orientasi kebudayaan. Tradisi "perang pena" lambat laun membelot ke arah politik (praktis) aliran. Gejala tersebut terjadi sejak tumbuhnya sikap partisan sebagian kaum intelegensia, baik perorangan maupun kelompok, terhadap partai politik (parpol) secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terkait dengan menjamuran parpol, khususnya pada tahun 1950-1960-an, sebagai tuntutan kehidupan politik di Indonesia saat itu.
Akibat perubahan orientasi kebudayaan tersebut, aroma perselingkuhan antara kebudayaan dengan politik mulai tercium. Perbedaan pandangan tentang orientasi kebudayaan dan aliran berkesenian di antara para intelegensia mengarah pada perpecahan. Fenomena tersebut menjadi catatan pembuka dalam buku LESBUMI: Strategi Politik Kebudayaan, yang ditulis Choirotun Chisaan.
Kenyataan ini diperkuat dengan makin massifnya pertumbuhan lembaga-lembaga kebudayaan serta keterlibatannya dalam setiap agenda-agenda politik parpol seperti kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang menampilkan kesenian tradisi di sela-sela acara yang dimotori oleh lembaga-lembaga kebudayaan, ataupun sebaliknya.
Politik Kebudayaan
Pada waktu itu lembaga kebudayaan banyak (di)muncul(kan) dan berafiliasi dengan partai politik tertentu, di antaranya: Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra/ PKI), Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN/ PNI), Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi/ NU), Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI/Masyumi), Lembaga Kebudayaan Indonesia Katolik (LKIK/Partai Katolik), Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi/ Partindo), Lembaga Kebudayaan dan Seni Muslim Indonesia (Laksmi/ PSII), Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam (Leksi/ Perti), dan lain sebagainya.
Keberadaan lembaga-lembaga kebudayaan tersebut menandakan bahwa relasi antara kebudayaan dengan politik cukup erat dan saling memengaruhi. Bahkan pada fase tertentu, seni budaya dapat dipandang sebagai produk dari sebuah proses politik. Dengan kata lain, pada masa itu, seni budaya dijadikan alat tindak politik (politic act). Fenomena ini dapat ditilik dalam lembar sejarah Bangsa Indonesia rentang tahun 1950-1960-an, khususnya pada masa Demokrasi Terpimpin.
Lesbumi, sebagai salah satu lembaga kebudayaan yang lahir pada masa itu, bermain peran yang tak jauh beda dengan lembaga-lembaga kebudayaan lainnya. Sebagai lembaga otonom Nahdhatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang seni dan budaya, Lesbumi memiliki peran sentral dalam strategi politik kebudayan NU setelah organisasi ini secara resmi menyatakan diri keluar dari partai Masyumi pada tahun 1952 dan membentuk parpol sendiri.
Ada tiga momentum penting, menurut Choirotun Chisaan, yang patut mendapat perhatian bersamaan dengan kelahiran Lesbumi. Pertama, dikeluarkannya manifesto politik pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno. Kedua, pengarusutamaan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis) dalam tata kehidupan sosio-budaya dan politik Indonesia pada awal tahun 1960. Serta, ketiga, perkembangan Lekra, organisasi yang sejak lahir tahun 1950-an dan seterusnya makin menampakkan kedekatannya dengan PKI, baik secara kelembagaan maupun ideologi.
Di samping ketiga faktor ekstern tersebut, ada faktor internal yang juga turut memprakarsai kelahiran Lesbumi yakni kebutuhan akan pendampingan terhadap kelompok-kelompok seni budaya di lingkungan nahdliyyin dan kebutuhan akan modernisasi seni budaya.
Memang, tidak bisa dibantah, bahwa, secara historis, keberadaan Lekra yang semakin harmonis dengan PKI-lah faktor yang paling mencolok melatarbelakangi kelahiran Lesbumi. Sebab Lekra tidak hanya dilihat sebagai organisasi kebudayaan per se, tetapi juga dilihat sebagai organisasi kebudayaan yang memiliki kedekatan ideologi dengan PKI yang makin mengembangkan sayap kekuasaannya. (hlm.121-123)
Akan tetapi, patut dicatat, kelahiran Lesbumi tidak semata counter-responses terhadap kedekatan Lekra dengan PKI, seperti jamak anggapan selama ini. Tetapi, menurut Chorotun Chisaan, latar belakang kelahiran Lesbumi tidak bisa dilepaskan dari momen politik dan momen budaya. Dari dua konteks momen inilah 'Trio Macan' Lesbumi: Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, dan Asrul Sani, menyuarakan perlunya pendefinisian kembali agama dalam konteks Indonesia yang sedang dalam proses nation-building, khususnya dalam bidang kebudayaan.
Dengan kata lain, pengarusutamaan Nasakom di bidang kebudayaanlah yang menjadi penyebab langsung kelahiran Lesbumi. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan garis-garis manipol-USDEK yang dicetuskan oleh Bung Karno pada masa Demokrasi Terpimpin (hlm.133-135).
Namun, seiring dengan makin memanasnya suhu politik hingga terjadi tragedi kemanusiaan '65, Lesbumi lenyap bersama sunyi jerit pembantaian. Peristiwa ini menjadi titik ujung matinya dinamika seni budaya Indonesia yang berimbas pada eksistensi Lesbumi yang baru 'seumur jagung' dan sedang mencari formula baru tentang format seni budaya.
Di hadapan sidang pembaca, buku ini bermaksud menganalisis tiga persoalan pokok. Pertama, historisitas Lesbumi, yaitu kelahiran dan perkembangan, pendiri-pendiri dan tujuan-tujuannya, serta landasan ideologis dan warna seni budaya Lesbumi. Dari persoalan ini menggiring pada pertanyaan kedua, bagaimana posisi Lesbumi di tengah perdebatan politik-aliran seni budaya di Indonesia kurun waktu 1960-an?
Persoalan terakhir yang ingin dijawab adalah, bagaimana dinamika internal yang terjadi di dalam tubuh partai NU dengan lahirnya Lesbumi? Persoalan ini ingin diarahkan pada pertanyaan; bagaimana respons ulama terhadap kelahiran Lesbumi?
Buku yang diangkat dari tesis S2 penulisnya ini tidak serta-merta memaparkan profil Lesbumi semata. Namun turut memberikan perespektif yang berbeda sekaligus baru tentang cara pandang NU terhadap relasi antara agama dan politik dalam perspektif kebudayaan.
Tak pelak jika kehadiran buku ini cukup penting, selain sumbangsih wacana, guna menambah wawasan dan referensi baru bagi para peminat kajian sejarah perpolitikan di Indonesia. Semoga kelahiran buku ini dapat mengantarkan Lesbumi yang dibangunkan dari tidur panjangnya pada Muktamar NU ke-30 dan Muktamar NU ke-31.
Jual Buku Modal Asing, Beban Hutang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia, Sritua Arief, Adi Sasono
Jual Buku Susunan Ilmu Pengetahuan sebuah pengantar Filsafat Ilmu, CA Van Peuersen
Buku Susunan Ilmu Pengetahuan, sebuah pengantar Filsafat Ilmu, CA Van Peuersen ,antik seken, utuh, bagus, lawas, Rp 45,000
Buku Susunan Ilmu Pengetahuan –Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu- karya Prof. Dr. C.A van Peursen adalah buku yang menarik untuk belajar memahami landasan filsafat yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Judul asli buku ini adalah De Opbouw van de wetenschap een inleiding in de wetenschamsleer ditulis tahun 1980 di Amsterdam. Kemudian di terjemahkan oleh J. Drost dalam bahasa Indonesia.
Penulisan dalam buku ini memuat suatu prinsip pengajaran yang disebut sebagai cara berpikir filsafat. Dalam berfilsafat ada makna sedang berfikir, meski tidak berarti semua proses berfikir dapat disebut berfilsafat.
Terlepas ada perbedaan dan pertentangan kuat antara mahzab filosuf dalam memahami ilmu dan filsafat sebagai sebuah kesatuan ataukah masing masing mandiri. Tetapi secara gamblang dasar
dasar berfikir filsafat dan demarkasi dengan ilmu diuraikan secara mudah dengan menghadirkan pemikiran tokoh tokoh pemikir pada mahzab-mahzab tertentu.
Merangkum dari berbagai sumber, setidaknya beberapa ciri berpikir filsafat, berfikir dengan sungguh sungguh tentang suatu hal memiliki beberapa syarat-syarat utama, yaitu pertama, radikal, yaitu berpikir sampai ke akarnya; melihat kaitan antara couses – impact. kedua, sistemik, yaitu berpikir secara logis, bergerak selangkah demi selangkah penuh kesadaran, runut dengan menggunakan alur tertentu, berurutan dan penuh rasa tanggung jawab; ketiga, universal; atau berpikir secara menyeluruh, holistic, tidak terbatas pada bagian – bagian tertentu saja. Bukan pada kulit, batang, daun, tetapi pada keseluruhan proses dan isi obyek tersebut.
Dalam kontek filsafat ilmu, berfikir filsafat secara nyata merupakan sesuatu yang berharga bagi perkembangan umat manusia, bagi dunia pengetahuan dan ilmu serta bagi alam semesta. Dalam proses
penemuan, pengembangan, pengujian atau pembuatan ilmu, filsafat adalah basic awal dari semua
proses, perumusan hasil maupun verifikasi dan falsifikasi dari perkembangan ilmu tersebut.
Di runut dari cara penulisannya, dalam buku ini Prof. Dr. C.A van Peursen memaparkan dasar dasar
filsafat ilmu dengan mengetengahkan pembahasan-pembahasan definisi dari filsafat dan ilmu dalam
kontek. Dua hal tersebut dikaitkan dengan kontek berfikir dan kekinian dalam bab- bab dan sub
tema Masalah Ilmu, Membatasi Ilmu, Susunan Ilmu, Teori Ilmiah, Ilmu Dalam Konteks, Filsafat
Ilmu, dan Strategi Ilmu. Penyajian tersebut memudahkan memahmi filsafat dalam konteks.
Buku Susunan Ilmu Pengetahuan –Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu- karya Prof. Dr. C.A van Peursen adalah buku yang menarik untuk belajar memahami landasan filsafat yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Judul asli buku ini adalah De Opbouw van de wetenschap een inleiding in de wetenschamsleer ditulis tahun 1980 di Amsterdam. Kemudian di terjemahkan oleh J. Drost dalam bahasa Indonesia.
Penulisan dalam buku ini memuat suatu prinsip pengajaran yang disebut sebagai cara berpikir filsafat. Dalam berfilsafat ada makna sedang berfikir, meski tidak berarti semua proses berfikir dapat disebut berfilsafat.
Terlepas ada perbedaan dan pertentangan kuat antara mahzab filosuf dalam memahami ilmu dan filsafat sebagai sebuah kesatuan ataukah masing masing mandiri. Tetapi secara gamblang dasar
dasar berfikir filsafat dan demarkasi dengan ilmu diuraikan secara mudah dengan menghadirkan pemikiran tokoh tokoh pemikir pada mahzab-mahzab tertentu.
Merangkum dari berbagai sumber, setidaknya beberapa ciri berpikir filsafat, berfikir dengan sungguh sungguh tentang suatu hal memiliki beberapa syarat-syarat utama, yaitu pertama, radikal, yaitu berpikir sampai ke akarnya; melihat kaitan antara couses – impact. kedua, sistemik, yaitu berpikir secara logis, bergerak selangkah demi selangkah penuh kesadaran, runut dengan menggunakan alur tertentu, berurutan dan penuh rasa tanggung jawab; ketiga, universal; atau berpikir secara menyeluruh, holistic, tidak terbatas pada bagian – bagian tertentu saja. Bukan pada kulit, batang, daun, tetapi pada keseluruhan proses dan isi obyek tersebut.
Dalam kontek filsafat ilmu, berfikir filsafat secara nyata merupakan sesuatu yang berharga bagi perkembangan umat manusia, bagi dunia pengetahuan dan ilmu serta bagi alam semesta. Dalam proses
penemuan, pengembangan, pengujian atau pembuatan ilmu, filsafat adalah basic awal dari semua
proses, perumusan hasil maupun verifikasi dan falsifikasi dari perkembangan ilmu tersebut.
Di runut dari cara penulisannya, dalam buku ini Prof. Dr. C.A van Peursen memaparkan dasar dasar
filsafat ilmu dengan mengetengahkan pembahasan-pembahasan definisi dari filsafat dan ilmu dalam
kontek. Dua hal tersebut dikaitkan dengan kontek berfikir dan kekinian dalam bab- bab dan sub
tema Masalah Ilmu, Membatasi Ilmu, Susunan Ilmu, Teori Ilmiah, Ilmu Dalam Konteks, Filsafat
Ilmu, dan Strategi Ilmu. Penyajian tersebut memudahkan memahmi filsafat dalam konteks.
Rabu, 29 April 2015
Jual Buku Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta dkk
Jual Buku Berita Dari Tembok Besar / A Dahana
Jual Buku Perilaku Konsumen ,edisi Revisi, Dr Nugroho J Setiadi
Penulis Dr Nugroho J Setiadi
Harga Rp 82.000
Penerbit : Kencana - Prenada
Tebal : 446hlm
Tahun : Cet ke 5, 2013
Ukuran : 15X23 cm
ISBN : 979-3465-18-2
Kondisi: Baru
Konsumen adalah entitas yang mudah berubah. keinginan mereka tak selalu lurus, kadang berbelok dengan amat cepat. Untuk itu diperlukanlah suatu studi tentang perilaku konsumen agar segala gerak mereka mudah diantisipasi.
Bab I Pendahuluan
Bab II Motivasi konsumen
Bab III Kepribadian dan gaya hidup
Bab IV Persepsi konsumen
Bab V Pembelajaran konsumen
Bab VI Pembentukan dan perubahan sikap konsumen
Bab VII Komunikasi dan perilaku konsumen
Bab VIII Pengaruh dinamika kelompok dan rujukan
Bab IX Pengaruh kelas dan status sosial
Bab X Pengaruh budaya dalam perilaku konsumen
Bab XI Penyebaran inovasi
Bab XII Keputusan pembelian konsumen
Bab XIII Penelitian perilaku konsumen
Bab XIV Segementasi pasar dan memosisikan produk
Selasa, 28 April 2015
Jual Buku Tidak Ada Negara Islam, Nurcholish Madjid - Mohammad Roem
Judul : Tidak Ada Negara Islam (Surat-surat Politik Nurcholish Madjid – M. Roem)
Harga Rp 80.000
Penyunting : Agus Edi Santoso
Penerbit : Djambatan (Jakarta, 2000)
Kata Pengantar : Ahmad Syafii Maarif & Adi Sasono
Jumlah Halaman : XXVII + 198 halaman
Sejak semakin intens mengerjakan skripsi, beberapa waktu belakangan, saya mencoba untuk mengisi weekend dengan beristirahat. Istirahat yang dimaksud bukan dengan jalan-jalan atau berwisata, melainkan dengan membaca buku-buku di luar tema skripsi (analisis wacana Liga Primer Indonesia di SCTV & Metro TV). Minggu ini, buku yang saya pilih untuk menemani weekend adalah Surat Menyurat antara Cak Nur (Nurcholish Madjid) dengan Pak Roem (M. Roem). Judulnya bombastis: Tidak Ada Negara Islam. Judul ini bisa jadi relevan untuk dibahas beberapa waktu terakhir, mengingat beberapa mahasiswa yang menghilang (konon) karena dicuci otaknya oleh NII (Negara Islam Indonesia). Dan, saya kira dengan membaca buku ini, saya (dan juga rekan-rekan) akan lebih terbuka dalam memaknai “Negara Islam” itu sendiri.
Tokoh besar memang tidak terlahir secara instan. Bisa jadi seluruh kehidupan mereka memang dihibahkan untuk memikirkan obyek perjuangan mereka. Bahkan dalam surat-menyurat yang sifatnya amat personal pun, kedua tokoh ini bisa membicarakan banyak permasalahan bangsa dan agama. Luar biasa!
Surat menyurat yang terjadi dalam kurun waktu Maret 1983 – September 1983 ini dimulai saat Amien Rais pada tahun 1982 menulis sebuah essay kontroversial di Majalah Panji Masyarakat berjudul “Tidak Ada Negara Islam”. Menurut Amien, negara Islam tidak ada tuntunannya baik dalam Al Qur’an maupun As Sunnah (Hal. XXII). Oleh karena itu, yang jauh lebih penting menurutnya adalah Islam menganjurkan agar suatu negara menjalankan etos Islam, menegakkan keadilan sosial dan menciptakan suatu masyarakat yang egalitarian ketimbang formalitas “negara Islam”. Beberapa negara di Timur Tengah memang berdasarkan Islam, tapi monarki. Suatu sistem yang sebenarnya begitu jauh dari konsep kepemimpinan ala Khulafaur Rasyidin.
Beberapa waktu kemudian essay itu ditanggapi oleh M. Roem di majalah yang sama. Beliau cenderung sepakat dengan apa yang telah disampaikan oleh Amien Rais. Menurut beliau, “Tidak saja sudah benar melainkan amat bijaksana, karena di Indonesia istilah itu (negara Islam) lebih baik jangan dipakai. Karena tidak sedikit orang yang tidak menyukainya, bahkan malah alergi” (hal. 2). Beliau melanjutkan dengan menyitir Shakespeare, what’s in a name?. Andaikata bunga mawar yang harus semerbak dinamakan orang bunga bangkai, ia akan masih harum semerbak (hal. 3). Sehingga, Negara Indonesia yang berbentuk Republik ini, menurut M. Roem jauh lebih dekat dengan sunnah daripada kerajaan (hal. 8). Tanggapan dari M. Roem tentang “Negara Islam” itulah yang kemudian menjadi pemantik suara pertama dari Cak Nur, tanggal 29 Maret 1983 dari Chicago.
Jual Buku Maling Teriak Maling, AMERIKA SANG TERORIS, Noam Chomsky
Jual Buku Polemologi / Teuku Jacob Prof Dr
Judul Buku Polemologi, Bacaan tentang Perang dan Damai , Teuku Jacob Prof Dr,
Harga Rp 40.000
Jakarta;Balai Pustaka;
Tahun 1992;
Tebal 180hlmn
Ukuran 14x21cm
Harga Rp 40.000
Jakarta;Balai Pustaka;
Tahun 1992;
Tebal 180hlmn
Ukuran 14x21cm
Jualb Buku Hukum Akumulasi dan Keruntuhan Sistem Kapitalisme, Henryk Grossman
Jual Buku KONSEP MANUSIA MENURUT MARX / Erich Fromm,
Judul Konsep Manusia Menurut Marx
Penulis : Erich Fromm
Harga : RP 40.000 DARI Rp 50.000
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tebal : 352 hlm
Ukuran 14x21
Berat : 550gram
Kondisi : Baru
Sinopis
Buah pikiran Karl Marx bisa dikatakan telah menggoncangkan dunia. Sejak akhir abad ke-18, hampir keseluruhan perubahan radikal terhadap tatanan ekonomi-politik suatu bangsa berkaitan dengan gagasan Marx, ironisnya hal ini dianggap malah menyudutkan dan menyempitkan gagasan filsafat manusia yang diusung Marxisme.
Berangkat dari kenyataan bahwa mayoritas dunia menolak, bahkan memusuhi Marxisme sebagai ajaran atau gagasan soal perubahan tatanan ekonomi-politik yang ada, dan menempatkan Karl Marx sebagai peletak dasar ilmiah gagasan masyarakat komunisme sebagai penjahat kemanusiaan, Erich Fromm terdorong menyusun sebuah pembelaan.
Sebagai salah seorang eksponen Mazhab Frankfurt, Fromm memperkenalkan wajah lain gagasan Marx. Ia menunjukan relung terdalam Marxisme yang bertolak dari filsafat manusia yang humanis. Untuk membicarakan Marx, Fromm ingin menghapus citra negatif pemikiran bahwa tatanan masyarakat komunisme bakal terjebak pada subordinasi manusia itu sendiri.
Jual Buku Sistem Perekonomian PANCASILA dan Ideologi Ilmu Sosial di Indonesia
Jual Buku Politik Islam dalam Lintasan Sejarah, Montgomery Watt,
Montgomery Watt,
Harga Rp 50.000
Jakarta, P3M,
Jakarta, P3M,
Cet I 1988,
Tebal X+214hlm
Kondisi : seken, bagus, ada sign pemilik
Kondisi : seken, bagus, ada sign pemilik
Senin, 27 April 2015
Jual Buku Hukum HAM dan Hukum Humaniter, Andrey Sujatmoko SH MH
Jual Buku NALAR dalam SEJARAH / GWF Hegel
Buku NALAR dalam SEJARAH / GWF Hegel.
Harga Rp 60.000 TERJUAL BANDUNG 7/5/15
Penerbit Teraju'
Kondisi Bagus
Tersedia 1 Buah
Harga Rp 60.000 TERJUAL BANDUNG 7/5/15
Penerbit Teraju'
Kondisi Bagus
Tersedia 1 Buah
Jual Buku Lebih Tajam dari Pedang, Refleksi Agama Agama tentang Paradoks Kekerasan, Penulis Daniel L Smith
Judul Buku Lebih Tajam dari Pedang, Refleksi Agama Agama tentang Paradoks Kekerasan,
Penulis Daniel L Smith, Harga Rp 60.000
Penerbit Kanisius
Terbit : 2005
Tebal : 282hlm
Berat : 380gram
Ukuran : 16x23cm
ISBN : 979-21-1252-9
Kondisi Baru, stok lama, segel
Sinopsis
Persaingan antaragama sepanjang sejarah telah sering menjadi akar konflik manusia. Dalam buku ini tokoh-tokoh dari sembilan agama dunia memberikan wawasan tentang bagaimana tiap tradisi itu dapat menanggulangi racun kebencian. Tidak hanya tentang arti penting prinsip antikekerasan dalam masing-masing tradisi, mereka pun merefleksikan dengan jernih bagaimana agama-agama menghadapi persoalan dalam mengejawantahkan cita-cita luhur ini ke dalam praktek. Buku ini menghadirkan khazanah pengetahuan dan perspektif baru berkenaan dengan tantangan perdamaian sepanjang masa.
Penulis Daniel L Smith, Harga Rp 60.000
Penerbit Kanisius
Terbit : 2005
Tebal : 282hlm
Berat : 380gram
Ukuran : 16x23cm
ISBN : 979-21-1252-9
Kondisi Baru, stok lama, segel
Sinopsis
Persaingan antaragama sepanjang sejarah telah sering menjadi akar konflik manusia. Dalam buku ini tokoh-tokoh dari sembilan agama dunia memberikan wawasan tentang bagaimana tiap tradisi itu dapat menanggulangi racun kebencian. Tidak hanya tentang arti penting prinsip antikekerasan dalam masing-masing tradisi, mereka pun merefleksikan dengan jernih bagaimana agama-agama menghadapi persoalan dalam mengejawantahkan cita-cita luhur ini ke dalam praktek. Buku ini menghadirkan khazanah pengetahuan dan perspektif baru berkenaan dengan tantangan perdamaian sepanjang masa.
Jual Buku Tesis Tesis Pokok Marxisme / Ernest Mandel
Jual Buku Islam Kiri Melawan Kapitalisme Kapitalisme Modal dari wacana menuju Gerakan / Eko Prasetyo
Jual Buku Lenin Untuk Pemula / Richard Appignanesi
Jual Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya / Ajahn Brahm
Jual Buku Kitab Undang Undang Hukum Pidana / Dep Kehakiman
Jual Buku Pijar Pijar Pemikiran Gramsci, oleh A Pozzolini
Judul Pijar-Pijar Pemikiran Gramsci
Harga Rp 65.000
Penulis A Pozzolini
Bahasa Indonesia
Penerbit Resist Book
Tahun 2006
Tebal xxv, 209hlmn
Ukuran 14 x 21 cm.
ISBN/ISSN 979 372 378 5
Sinopsis
Buku ini memaparkan dengan lengkap, sistematis, dan gamblang pikiran-pikiran Gramsci yg sering dianggap rumit, meliputi banyak hal, tapi brilian.
Jual Buku Islam Kiri Jalan Menuju Revolusi Sosial, oleh Eko Prasetyo
Jual Buku Fasisme, Penulis Hugh Purcell
Judul Fasisme
Harga Rp 45.000
oleh Hugh Purcell
Tebal : 142hlmISBN13 : 9789793723150
Terbit : Cet 2004
Bahasa : Indonesia
Penerbit: Resist Books
Deskripsi:
Jangan anti-fasisme dulu sebelum membaca buku ini! Karena menolak sebuah ideologi sepatutnya didahului dengan memahaminya. Inilah buku yang mengulas Fasisme, ideologi yang menyebarkan kengerian dan ketakutan abadi dalam sejarah masyarakat Eropa. Bicara Fasisme, tak dapat dilepaskan dari nama Hitler dan Mussolini. Dua tokoh kontroversial ini menghipnotis jutaan pengikut atas nama "keunggulan ras dan bangsa". Di sisi lain, mereka juga menuai korban terbunuhnya jutaan umat manusia. Pembunuhan massal yang mengiringi Fasisme, membuat ideologi ini dijauhi dan dibenci. Namun sesungguhnya, apakah Fasisme? Siapa sajakah yang termasuk pengikutnya? Buku ini mengajukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Dengan bahasa yang lugas serta gambar dan foto yang menarik, Anda akan memahami A sampai Z tentang Fasisme. Sehingga dengannya, lengkaplah modal Anda untuk bersikap: membenci atau mendukung Fasisme.
Langganan:
Postingan (Atom)