Buku Pending Emas
Penulis : Herlina
Harga : Rp 125.000
Terbit : 1965
Bahasa : Indonesia
Cover : Soft Cover
Kondisi : Bekas, sedang
Tebal: 257
Berat Buku : 265gram
Ukuran : 20,5X14,5
Stok : 1
Herlina Kasim mungkin satu-satunya perempuan Indonesia di jaman modern yang paling berani dan bisa dijadikan “role model” bagi remaja-remaja jaman sekarang, terutama putri-putrinya. Bagaimana tidak ? Di tahun 1963-an Herlina yang waktu itu mungkin umurnya masih belasan, setara anak SMA jaman sekarang, sudah berani diterjunkan di hutan rimba dan rawa buas di Pulau Irian, dalam rangka merebut Irian Barat dari tangan Belanda (FYI, seluruh Indonesia sudah merdeka 17 Agustus 1945, diakui kemerdekaannya oleh dunia internasional Desember 1949, kecuali wilayah Irian Barat yang masih dikuasai Belanda sampai tahun 1962)..
Herlina pun bergabung dengan pasukan RPKAD (Kopassus sekarang) bersama Letnan dr. Ben Mboy dan Letnan Benny Moerdhani. Dan Herlina Kasim adalah pasukan cewek pertama yang terjun di hutan belantara Irian Barat, mungkin dekat dengan kota Merauke sekarang…
Atas keberanian Herlina Kasim, sepulang Herlina ke Jakarta, Presiden RI Ir. Soekarno pun memberinya hadiah berupa emas yang berbentuk seperti “kendi kecil” yang disebut “pending” yang beratnya sekitar 1-2 kg (untuk jelasnya berapa berat pending emas tersebut, tanyalah pada ahlinya). Sejak itu, namanya menjadi “Herlina Kasim, si Pending Emas”..
Herlina waktu mudanya juga cantik jelita, raut mukanya antara Cici Paramida dengan Sabria Kono di jaman sekarang : yaitu putih, cantik, dengan dagu yang seperti lebah menggantung. Bahkan waktu saya SD, wajah Herlina Kasim dijadikan wajah salah satu mata uang kertas rupiah yang berwarna merah menyala, tapi saya lupa nilai nominalnya. Seingat saya sih kalau nggak Rp 100 ya Rp 1000 (sorry ya, sulit ngingatnya, soalnya mata uang kita nilainya suka naik turun nggak karuan)..
Demikian tambahan cerita bagi si Pending Emas. Kalau nggak salah, di tahun 1970an Herlina Kasim sudah tidak jadi tentara wanita lagi alias sudah pensiun. Sempat mendirikan klub sepakbola peserta Galatama di akhir 1970an dan awal 1980an yang bernama “Karina” (benarkah ?) yang bermarkas di Cijantung…
Kalau saat ini di tahun 2009 sudah ada Kowad yang berpangkat Brigadir Jenderal, ada Kowal yang berpangkat Brigadir Jenderal, dan ada Wara yang berpangkat Brigadir Jenderal, dan ada Kapolda Banten yang Polwan dengan pangkat Brigadir Jenderal, tentulah itu berkat perjuangan RA Kartini dan mungkin oleh “role model” yang dijalani oleh Herlina Kasim… triwahjono.wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar