Quo Vadis Demokrasi Indonesia
Penulis : Riswandha Imawan
Harga Rp 65.000
Penerbit : POLGOV UGM
Kondisi : Baru
Berat : 500gram
Tahun : 2015
Dalam politik, konflik hanya sebatas perbedaan visi, bukan pribadi. BOleh : saja kita berbeda pendapat, pandangan. Namun tidak berarti menghapus sama sekali persamaan yang ada diantara kita. Apalagi kita menganut konsep kekeluargaan dalam bernegara. Kita dibentuk Oleh : penderitaan yang sama, menghadapi tantangan yang sama, menghirup udara dan meminum air yang sama. Maka seharusnya tingkat toleransi manusia Indonesia menempati rangking tertinggi diantara bangsa-bangsa di muka bumi ini. Bagi Ilmuwan politik, ketidakmampuan ini bisa dimaklumi. Mayoritas aktor politik kita adalah politisi karbitan. Mereka hadir dan dibesarkan dibawah payung popularitas orang lain. Liat saja penggunaan vote getter ataupun para artis untuk menarik massa. Itu artinya aktor yang henak mewakili rakyat, tidak memiliki kemampuan minimal sama dengan para vote getter atau bahkan artis. Politik praktis itu berurusan dengan konflik kepentingan dan pengerahan massa. Untuk mengolahnya dibutuhkan ilmu dan seni. Itu sebabnya hanya mereka yang laihr dan terlibat langsung dalam dinamika sosial yang memiliki kemampuang memadai untuk mengendalikan konflik sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar