Minggu, 08 November 2015

Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan oleh Peter L. Berger

Jual Buku Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan  oleh Peter L. BergerTafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan
oleh Peter L. Berger & Thomas Luckmann
Tebal: 258 halaman
Harga: Rp. 60.000 disc jadi Rp 56.000
Penerbit: LP3ES

Buku ini dimaksudkan sebagai suatu pembahasan teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan. Oleh sebab itu ia tidak dimaksudkan untuk menyajikan suatu tinjauan historis mengenai perkembangan disiplin ini, atau untuk menjelaskan dan menafsirkan pelbagai tokoh dalam perkembangan ini atau itu dalam teori sosiologi, atau bahkan untuk menunjukkan bagaimana suatu sintesa bisa dicapai antara tokoh-tokoh dan perkembangan-perkembangan itu. Begitu pula tidak dikandung maksud untuk melibatkan diri dalam sesuatu polemik. Ulasan-ulasan kritis mengenai pendirian-pendirian teoritis lain hanya diberikan (tidak di dalam teks melainkan dalam catatan kaki) sejauh hal itu dapat memperjelas argumen buku ini.

Inti argumen itu akan dijumpai dalam Bagian-bagian Dua dan Tiga ("Masyarakat sebagai Kenyataan Objektif" dan "Masyarakat sebagai Kenyataan Subjektif"); yang pertama menyajikan pemahaman dasar kami mengenai berbagai masalah sosiologi pengetahuan, dan yang kedua menerapkan pemahaman ini kepada tingkat kesadaran subjektif dan dengan itu membangun sebuah jembatan teoritis ke masalah-masalah psikologi sosial. Bagian Satu memuat apa yang paling tepat dapat dilukiskan sebagai prolegomena filosofis bagi argumen inti, dari segi suatu analisa fenomenologis mengenai kenyataan kehidupan sehari-har ("Dasar-dasar Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-hari"). Pembaca yang hanya menaruh minat kepada argumen sosiologis semata mungkin akan tergoda untuk melompati saja bagian ini, akan tetapi ia kiranya perlu diingatkan bahwa konsep-konsep kunci tertentu yang digunakan dalam keseluruhan argumen itu didefinisikan dalam Bagian Satu ini.

Meskipun minat kami tidak terletak dalam segi historisnya, kami merasa berkewajiban untuk menjelaskan apa sebabnya dan dengan cara bagaimana konsepsi kami mengenai sosiologi pengetahuan berbeda dengan apa yang pada umumnya dipahami hingga kini oleh disiplin ini. Penjelasan ini terdapat dalam Pendahuluan. Di bagian akhir buku ini, kami sajikan beberapa catatan penutup untuk menunjukkan apa yang kami anggap sebagai "buah hasil" upaya kami ini bagi teori sosiologi pada umumnya dan bagi bidang-bidang tertentu dalam penelitian empiris.

Logika argumen kami menyebabkan bahwa sampai tingkat tertentu kami mau tak mau harus mengulang-ulang. Demikianlah, maka beberapa masalah ditinjau di dalam "tanda kurung" fenomenologis dalam Bagian Satu, kemudian masalah-masalah itu dibahas kembali dalam Bagian Dua, kali ini tanpa "tanda kurung", dan dengan perhatian tertuju kepada asal-usul (genesis) empirisnya, lalu untuk ketiga kalinya masalah-masalah itu dibahas lagi dalam Bagian Tiga pada tingkat kesadaran subjektif. Kami telah berusaha agar buku ini bisa dibaca semudah mungkin, tetapi tanpa melanggar logika dalamnya, dan kami berharap bahwa pembaca akan memaklumi mengapa pengulangan-pengulangan tertentu tidak dapat dielakkan.

Ibn al 'Arabi, mistikus besar Islam, berseru di dalam salah satu syairnya "Selamatkan kami, ya Allah, dari lautan nama-nama!" Seruan ini sering kami ulangi selama kami sendiri belajar sosiologi. Karena itu kami telah memutuskan untuk meniadakan semua nama dari argumen kami yang di sini. Argumen itu lalu bisa dibaca sebagai suatu penyajian yang bersinambung dari pendirian kami sendiri, tanpa setiap saat diselingi dengan ungkapan-ungkapan -ungkapan seperti "Durkheim berkata begini", "Weber berkata begitu", "Dalam hal ini kami sependapat dengan Durkheim tapi tidak dengan Weber", "Kami kira Durkheim telah disalahtafsirkan dalam hal ini", dan sebagainya. Bahwa posisi kami tidaklah muncul dari keadaan kosong (ex nihilo) sudah jelas dalam setiap halaman; tetapi kami ingin agar posisi ini dinilai atas dasar baik-buruknya sendiri, tidak dari segi aspek-aspek penjelasan atau pensitesaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar