SEJARAH AGAMA-AGAMA DI INDONESIA MENGUNGKAP PROSES MASUK dan PERKEMBANGANNYA
Harga Rp 42.000
Penulis Djenar Respati
Penerbit: ARASKA PUBLISHER
Terbit: 2014
Tebal : 208 halaman
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Berat : 0.34 kilogram
No.ISBN: 978-602-300-038-8
BARU SEGEL PENERBIT
Sikap mengahargai tehadap suku, ras dan agama yang menjadi kunci dalam menja Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kewajiban bagi setiap warga. Terlepas dari pewacanaan suku dan ras, setiap warga negara Indonesia yang beragama layak mengetahui sejarah tentang agama-agama resmi di Indonesia., yakni Hindu, Islam, Buddha, Kristen, Katolik, dan Khong Hu cu.
Melalu buku ini, diharapkan pembaca bisa membangkitkan spirit kebinekaan di negeri yang tersohor sebagai bangsa pluralis. Anda juga tidak hanya akan mengetahui perihal sejarah ( proses) masuk dan berkembangnya agama-agama resmi di Indonesia, tetapi juga akan mengenal berdasarkan fakta historis mengenai kehidupan agama-agama tersebut di tanah kelahirannya.
Sedia dan Jual Buku Referensi Skripsi.:Thesis dan Research Bidang: Filsafat.Sosiologi.Antropologi.Pemerintahan.Hubungan Internasional. Politik.Komunikasi.Psikologi.Sejarah.Hukum.Pendidikan.Sastra Budaya dan Bahasa.
Rabu, 30 Desember 2015
PEMBALASAN TUHAN (Kebangkitan Agama - Agama Samawi di Dunia Modern) (Judul Asli The Revenge Of God) Penulis Gilles Kepel
Buku PEMBALASAN TUHAN (Kebangkitan Agama - Agama Samawi di Dunia Modern)
(Judul Asli The Revenge Of God)
Penulis Gilles Kepel Harga Rp 70.000
Penerjemah Masdar Hilmy
Penerbit Pustaka Hidayah
Terbit Cetakan I 1997
Tebal 299 Hlm
Kondisi : sampul bersih, isi utuh lengkap
Dekade 1970-an merupakan dekade ketika agaa islam, kristen dan yahudi menemukan kembali sebuah pendekatan keagamaan baru yang tidak lagi bertujuan menyesuaikan diri pada nilai-nilai sekular, tetapi lebih pada penemuan kembali suatu landasan suci bagi organisasi kemasyarakatan, dengan mengubah masyarakat,jika perlu. Sejak saat itu fenomena ini terus menyebar ke sleuruh duni. Ia muncul dalam bernagai peradaban yang berbeda, baik dalam akar kulturalnya maupun dalam tingkat perkembangannya. Namun dimana pun ia muncul, ia mengukuhkan dirinya melawan krisis dalam masyarakat, mengklaim telah menemukan sebab-sebab krisis itu di luar gejala ekonomi, politik dan kultural yang menjadi penyebabnya.
Dari kairo atau Aljir hingga Praha, dari penginjil amerika hingga para pengikut setia Gush Emunim, dari militan islam hingga krismatik kaatolik, dari Lubavtch sampai Communion and Liberation, buku ini merupaka sebuah upaya mendeteksi sebagian ciri utama gerakan - gerakan yang berkembang, yang secara sekilas tampaknya sulit dianalisis. Buku ini bertujuan membahas hanya tiga agama ibrohimi - islam, kristen dan yahudi - sekalipun perkembangan terakhir dalam paham hindhu dan shinto, sekedar mengambil dua contoh lain, juga menghadirkan kemiripan-kemiripan dengan apa yang tengah terjadi pada ketiga " agama samawi " itu. Diantara yang menarik untuk disimak adalah bahwa pada ketiga agama itu selalu ada dua arah gerakan : " dari atas dan dari bawah ". Dua arah gerakan inilah yang menjadi ciri utama fenomena kebangkitan kembali agama-agama samawi di dunia modern - yang oleh penulisnya diistilahkan sebagai "Pembalasan Tuhan".
(Judul Asli The Revenge Of God)
Penulis Gilles Kepel Harga Rp 70.000
Penerjemah Masdar Hilmy
Penerbit Pustaka Hidayah
Terbit Cetakan I 1997
Tebal 299 Hlm
Kondisi : sampul bersih, isi utuh lengkap
Dekade 1970-an merupakan dekade ketika agaa islam, kristen dan yahudi menemukan kembali sebuah pendekatan keagamaan baru yang tidak lagi bertujuan menyesuaikan diri pada nilai-nilai sekular, tetapi lebih pada penemuan kembali suatu landasan suci bagi organisasi kemasyarakatan, dengan mengubah masyarakat,jika perlu. Sejak saat itu fenomena ini terus menyebar ke sleuruh duni. Ia muncul dalam bernagai peradaban yang berbeda, baik dalam akar kulturalnya maupun dalam tingkat perkembangannya. Namun dimana pun ia muncul, ia mengukuhkan dirinya melawan krisis dalam masyarakat, mengklaim telah menemukan sebab-sebab krisis itu di luar gejala ekonomi, politik dan kultural yang menjadi penyebabnya.
Dari kairo atau Aljir hingga Praha, dari penginjil amerika hingga para pengikut setia Gush Emunim, dari militan islam hingga krismatik kaatolik, dari Lubavtch sampai Communion and Liberation, buku ini merupaka sebuah upaya mendeteksi sebagian ciri utama gerakan - gerakan yang berkembang, yang secara sekilas tampaknya sulit dianalisis. Buku ini bertujuan membahas hanya tiga agama ibrohimi - islam, kristen dan yahudi - sekalipun perkembangan terakhir dalam paham hindhu dan shinto, sekedar mengambil dua contoh lain, juga menghadirkan kemiripan-kemiripan dengan apa yang tengah terjadi pada ketiga " agama samawi " itu. Diantara yang menarik untuk disimak adalah bahwa pada ketiga agama itu selalu ada dua arah gerakan : " dari atas dan dari bawah ". Dua arah gerakan inilah yang menjadi ciri utama fenomena kebangkitan kembali agama-agama samawi di dunia modern - yang oleh penulisnya diistilahkan sebagai "Pembalasan Tuhan".
Dari Daulat Tuanku Ke Daulat Rakyat Penulis: Sri-Edi Swasono
Jual buku: Politik Pembangunan, Pemikiran ke Arah Demokrasi Ekonomi Editor: Didik J. Rachbini
Judul buku: Politik Pembangunan, Pemikiran ke Arah Demokrasi Ekonomi
Editor: Didik J. Rachbini
Harga Rp 49.000
Pengantar: Sjahrir
Penerbit: LP3ES
Tahun: 1990
Halaman: xiv + 244 hal.
Kondisi: Baik
Catatan halaman belakang:
Isu demokrasi ekonomi rupanya telah menjadi isu yang laten dalam kehidupan ekonomi-politik di negeri ini. Dari waktu ke waktu, isu ini berulang kali muncul dan tenggelam searus dengan dinamika perkembangan masalah perekonomian kita. Pasang naiknya seolah menjadi pertanda dari ketimpangan ekonomi dan isyarat-isyarat kegelisahan para pemikir ekonomi untuk mengaktualisasikan cita-cita keadilan dan pemerataan.
Sejalan dengan munculnya isu konglomerasi nasional, isu demokrasi ekonomi sekarang mencuat lagi, kali ini dengan dimensi baru. Satu hal yang perlu dicatat adalah, bahwa pencarian bentuk penerapan atas demokrasi ekonomi untuk latar Indonesia kontemporer, masih saja terus berlangsung di dalam silang-debat mengenai problematik institusionalnya. Buku ini adalah salah satu rekamannya, menghimpun tulisan-tulisan: Emil Salim, Frans Seda, Nurcholish Madjid, Umar Juoro, Anwar Nasution, Sritua Arief, dan lain-lainnya.
Daftar Isi:
Pengantar
Bagian kesatu: Pendahuluan
Bagian kedua: Politik Pembangunan
Bagian ketiga: Dimensi keadilan sosial dalam proses demokratisasi ekonomi
Bagian keempat: Membangun kelembagaan ekonomi
Sumber-sumber tulisan
Index
Editor: Didik J. Rachbini
Harga Rp 49.000
Pengantar: Sjahrir
Penerbit: LP3ES
Tahun: 1990
Halaman: xiv + 244 hal.
Kondisi: Baik
Catatan halaman belakang:
Isu demokrasi ekonomi rupanya telah menjadi isu yang laten dalam kehidupan ekonomi-politik di negeri ini. Dari waktu ke waktu, isu ini berulang kali muncul dan tenggelam searus dengan dinamika perkembangan masalah perekonomian kita. Pasang naiknya seolah menjadi pertanda dari ketimpangan ekonomi dan isyarat-isyarat kegelisahan para pemikir ekonomi untuk mengaktualisasikan cita-cita keadilan dan pemerataan.
Sejalan dengan munculnya isu konglomerasi nasional, isu demokrasi ekonomi sekarang mencuat lagi, kali ini dengan dimensi baru. Satu hal yang perlu dicatat adalah, bahwa pencarian bentuk penerapan atas demokrasi ekonomi untuk latar Indonesia kontemporer, masih saja terus berlangsung di dalam silang-debat mengenai problematik institusionalnya. Buku ini adalah salah satu rekamannya, menghimpun tulisan-tulisan: Emil Salim, Frans Seda, Nurcholish Madjid, Umar Juoro, Anwar Nasution, Sritua Arief, dan lain-lainnya.
Daftar Isi:
Pengantar
Bagian kesatu: Pendahuluan
Bagian kedua: Politik Pembangunan
Bagian ketiga: Dimensi keadilan sosial dalam proses demokratisasi ekonomi
Bagian keempat: Membangun kelembagaan ekonomi
Sumber-sumber tulisan
Index
Sabtu, 26 Desember 2015
Islam dan Politik: Teori Belah Bambu - Masa Demokrasi Terpimpin, 1959-1965 by Ahmad Syafi'i Maarif
Islam dan Politik: Teori Belah Bambu - Masa Demokrasi Terpimpin, 1959-1965
by Ahmad Syafi'i Maarif
Harga Rp 70.000 LANGKA
Islam and political conditions during the 1959-1965 period in Indonesia.
KERTAS : Paperback, TEBAL 218 pages
TERBIT 1996 by Gema Insani Press
KONDISI STOK LAMA, BAGUS SEPERTI BARU
by Ahmad Syafi'i Maarif
Harga Rp 70.000 LANGKA
Islam and political conditions during the 1959-1965 period in Indonesia.
KERTAS : Paperback, TEBAL 218 pages
TERBIT 1996 by Gema Insani Press
KONDISI STOK LAMA, BAGUS SEPERTI BARU
Buku Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik Penulis : Dr. H. Achmad Patoni, M.Ag
Judul Buku : Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik
Penulis : Dr. H. Achmad Patoni, M.Ag
Harga 39.000
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : I Agustus 2007
Tebal : XVI + 212 Halaman
Peresensi : Sungatno*
Dewasa ini, walaupun pemilihan calon presiden (capres) dan Wakil Presiden (cawapres) masih lama, sekitar bulan Juli 2009, banyak diantara para petinggi-petinggi pengurus partai politik (parpol) yang secara tidak langsung mencuri start untuk berkampanye mensosialisasikan atau memantapkan visi dan misi parpolnya kepada massa pendukung atau calon pendukung suatu parpol.
Bisa dilihat ketika ada berbagai jenis warna maupun wajah label, simbol, pernak-pernik atau bendera suatu parpol dan beberapa ‘obrolan” yang membuntuti gerak langkah berlangsungnya suatu acara atau bencana. Semisal, di hari-hari libur maupun cuti bersama, para petinggi-petinggi atau orang-orang parpol berlomba-lomba mengadakan suatu acara yang beraroma bakti sosial, pengajian, Open House atau sekedar menjadi sponsor terselenggaranya suatu acara atau bantuan secara gratis kepada masyarakat yang tertimpa musibah.
Dalam konteks ini, sosialisasi suatu parpol tidak lagi memperhitungkan situasi dan kondisi. Setiap masyarakat, jikalau bertepatan pada situasi dan kondisi yang dianggap cocok untuk dibidik oleh orang-orang dari parpol, maka saat itulah orang-orang dari parpol untuk melancarkan aksi sosialisasi partainya dengan harapan mampu memberi kesan dan pesan terhadap publik, supaya dikemudian hari mau pemilih parpol yang dielu-elukan. Sehingga tidak menutup kemungkinan aktor-aktor yang berperan dari parpol itu bermunculan dari orang yang akan dinobatkan sebagai capres dan cawapres, tokoh-tokoh politik, masyarakat, kiai bahkan orang-orang yang kita anggap sama sekali tidak memiliki kepandaian maupun kepiawaian dalam ranah percaturan politik.
Kehadiran buku yang berjudul Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik ini, mencoba turut mengisi, mengapresiasi dan berperan dalam gencarnya parpol yang sedang mencari arah dan harapan ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang dililit berbagai krisis, dekadensi moral dan berbagai jenis bencana alam yang saling berurutan. Buku yang ditulis H Achmad Patoni ini, menelaah berbagai kiprah para Kiai pesantren selama ini dalam gelanggang percaturan parpol, motivasi, harapan dan tantangan serta pembelotan langkah-langkah mereka yang menyebabkan predikat ke-Kiai-an mereka luntur bahkan mencoreng keindahan nama baik agama yang dipeluknya.
Dalam lika-liku perjalanan sejarah di Indonesia mulai sebelum era kemerdekaan hingga sekarang, peran para Kiai tidak bisa dinafikan secara cuma-cuma. Ini bisa ditelusuri melalui catatan-catatan arsip sejarah bahwa para kiai pesantren maupun kiai masyarakat ikut berperan aktif dalam mengusir dan mempertahankan kedaulatan republik Indonesia dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik, yang muncul dari dalam (laten) maupun luar negeri. Dengan berbagai cara dan atribut serta simbol-simbol khas ala Islam, mereka juga turut berkecimpung dalam menata, mengolah dan memantapkan visi dan misi kedaulatan republik Indonesia.
Tetapi, dewasa ini para Kiai, khususnya Kiai pesantren, dihadapkan pada keadaan yang sulit dalam mewujudkan rasa cintanya terhadap bangsa (hubbul wathan). Keadaan ini terbentuk ketika para Kiai pesantren yang dianggap 'gagal' dalam mensukseskan peran ganda mereka selama dalam lingkaran parpol yang selalu menuntut jadwal kesibukan. Dilain sisi mereka harus tetap mempertahankan status ke-Kiai-an mereka sebagai pembimbing dan menjadi panutan santri, disisi yang lain pula, mereka harus memperhatikan keluarga dan jadwal kesibukan yang berlipat-lipat serta "tikungan-tikungan syetan" dari dunia perpolitikan.
Sehingga, tidak jarang apabila ada seorang kyai pesantren yang hendak turut berkiprah dalam dunia partai politik, terlebih dahulu dihantui rasa kekhawatiran dari dirinya pribadi dan para santri mereka, walupun akhirnya dienyahkan.
Peran Kiai dalam Parpol
Menurut penulis, yang berangkat dari penelitian didaerah Kediri, Jawa Timur, peran Kiai dalam partai politik diklasifikasikan dalam tiga bagian. pertama, Kiai berperan sebagai aktor. Dalam hal ini, Kiai berperan sebagai anggota tim sukses sekaligus juru kampanye partai tertentu.
Kedua,
Kiai berperan sebagai pendukung. Yakni, Kiai mendukung partai tententu, namun tidak berada pada garis depan dalam memperjuangkan keberhasilan partai yang didukungnya. Ketiga, Kiai berperan sebagi partisipan. Pada peran ini Kiai hanya memberikan restu terhadap calon tertentu, dan tidak terlibat dalam aksi dukungan atau menjadi tim sukses.
Dari ketiga bagian diatas, yang paling rentan terhadap pertaruhan antara 'nama' sekaligus agama Islam adalah bagian yang pertama. Ketika seorang Kiai berperan sebagai aktor, secara tidak langsung mereka memikul beban moral lebih berat dari pada bagian yang lain. Karena sedikit saja diantara mereka salah langkah dalam menentukan keputusan, maka 'bencana' yang timbul tidak hanya pada diri pribadi Kiai yang bersangkutan. Melainkan, semua santri dan pengikut-pengikutnya akan 'tercoreng' dan tidak menutup kemungkinan meluber dan menciderai nama Agama yang dipeluk. Semisal, adanya kasus korupsi (sendiri maupun berjamaah) baik secara terang-terangan (keadaan sadar) maupun tipu daya para lawan politik yang bertujuan merusak reputasi.
Buku yang hadirnya lebih dini didalam mengawal para Kiai pesantren yang berkeinginan berjuang melalui jalur struktural ini, selain mengajak pembaca untuk melakukan refleksi bersama atas 'kegagalan-kegagalan' para Kiai dalam mengemban tugas ganda, juga berusaha menyadarkan anggapan bahwa politik tidak selamanya –dalam bahasa yang ekstrim- menjijikkan, tergantung aktor yang memerankannya. Perlu diingat, adanya agama Islam sampai pada kita ternyata tidak lepas dari sentuhan-sentuhan politik, yang dalam hal ini dekat dengan aspek kepemimpinan. ***
* Peresensi adalah Aktivis pada Scriptorium Lintang Sastra yogyakarta.
Penulis : Dr. H. Achmad Patoni, M.Ag
Harga 39.000
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : I Agustus 2007
Tebal : XVI + 212 Halaman
Peresensi : Sungatno*
Dewasa ini, walaupun pemilihan calon presiden (capres) dan Wakil Presiden (cawapres) masih lama, sekitar bulan Juli 2009, banyak diantara para petinggi-petinggi pengurus partai politik (parpol) yang secara tidak langsung mencuri start untuk berkampanye mensosialisasikan atau memantapkan visi dan misi parpolnya kepada massa pendukung atau calon pendukung suatu parpol.
Bisa dilihat ketika ada berbagai jenis warna maupun wajah label, simbol, pernak-pernik atau bendera suatu parpol dan beberapa ‘obrolan” yang membuntuti gerak langkah berlangsungnya suatu acara atau bencana. Semisal, di hari-hari libur maupun cuti bersama, para petinggi-petinggi atau orang-orang parpol berlomba-lomba mengadakan suatu acara yang beraroma bakti sosial, pengajian, Open House atau sekedar menjadi sponsor terselenggaranya suatu acara atau bantuan secara gratis kepada masyarakat yang tertimpa musibah.
Dalam konteks ini, sosialisasi suatu parpol tidak lagi memperhitungkan situasi dan kondisi. Setiap masyarakat, jikalau bertepatan pada situasi dan kondisi yang dianggap cocok untuk dibidik oleh orang-orang dari parpol, maka saat itulah orang-orang dari parpol untuk melancarkan aksi sosialisasi partainya dengan harapan mampu memberi kesan dan pesan terhadap publik, supaya dikemudian hari mau pemilih parpol yang dielu-elukan. Sehingga tidak menutup kemungkinan aktor-aktor yang berperan dari parpol itu bermunculan dari orang yang akan dinobatkan sebagai capres dan cawapres, tokoh-tokoh politik, masyarakat, kiai bahkan orang-orang yang kita anggap sama sekali tidak memiliki kepandaian maupun kepiawaian dalam ranah percaturan politik.
Kehadiran buku yang berjudul Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik ini, mencoba turut mengisi, mengapresiasi dan berperan dalam gencarnya parpol yang sedang mencari arah dan harapan ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang dililit berbagai krisis, dekadensi moral dan berbagai jenis bencana alam yang saling berurutan. Buku yang ditulis H Achmad Patoni ini, menelaah berbagai kiprah para Kiai pesantren selama ini dalam gelanggang percaturan parpol, motivasi, harapan dan tantangan serta pembelotan langkah-langkah mereka yang menyebabkan predikat ke-Kiai-an mereka luntur bahkan mencoreng keindahan nama baik agama yang dipeluknya.
Dalam lika-liku perjalanan sejarah di Indonesia mulai sebelum era kemerdekaan hingga sekarang, peran para Kiai tidak bisa dinafikan secara cuma-cuma. Ini bisa ditelusuri melalui catatan-catatan arsip sejarah bahwa para kiai pesantren maupun kiai masyarakat ikut berperan aktif dalam mengusir dan mempertahankan kedaulatan republik Indonesia dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik, yang muncul dari dalam (laten) maupun luar negeri. Dengan berbagai cara dan atribut serta simbol-simbol khas ala Islam, mereka juga turut berkecimpung dalam menata, mengolah dan memantapkan visi dan misi kedaulatan republik Indonesia.
Tetapi, dewasa ini para Kiai, khususnya Kiai pesantren, dihadapkan pada keadaan yang sulit dalam mewujudkan rasa cintanya terhadap bangsa (hubbul wathan). Keadaan ini terbentuk ketika para Kiai pesantren yang dianggap 'gagal' dalam mensukseskan peran ganda mereka selama dalam lingkaran parpol yang selalu menuntut jadwal kesibukan. Dilain sisi mereka harus tetap mempertahankan status ke-Kiai-an mereka sebagai pembimbing dan menjadi panutan santri, disisi yang lain pula, mereka harus memperhatikan keluarga dan jadwal kesibukan yang berlipat-lipat serta "tikungan-tikungan syetan" dari dunia perpolitikan.
Sehingga, tidak jarang apabila ada seorang kyai pesantren yang hendak turut berkiprah dalam dunia partai politik, terlebih dahulu dihantui rasa kekhawatiran dari dirinya pribadi dan para santri mereka, walupun akhirnya dienyahkan.
Peran Kiai dalam Parpol
Menurut penulis, yang berangkat dari penelitian didaerah Kediri, Jawa Timur, peran Kiai dalam partai politik diklasifikasikan dalam tiga bagian. pertama, Kiai berperan sebagai aktor. Dalam hal ini, Kiai berperan sebagai anggota tim sukses sekaligus juru kampanye partai tertentu.
Kedua,
Kiai berperan sebagai pendukung. Yakni, Kiai mendukung partai tententu, namun tidak berada pada garis depan dalam memperjuangkan keberhasilan partai yang didukungnya. Ketiga, Kiai berperan sebagi partisipan. Pada peran ini Kiai hanya memberikan restu terhadap calon tertentu, dan tidak terlibat dalam aksi dukungan atau menjadi tim sukses.
Dari ketiga bagian diatas, yang paling rentan terhadap pertaruhan antara 'nama' sekaligus agama Islam adalah bagian yang pertama. Ketika seorang Kiai berperan sebagai aktor, secara tidak langsung mereka memikul beban moral lebih berat dari pada bagian yang lain. Karena sedikit saja diantara mereka salah langkah dalam menentukan keputusan, maka 'bencana' yang timbul tidak hanya pada diri pribadi Kiai yang bersangkutan. Melainkan, semua santri dan pengikut-pengikutnya akan 'tercoreng' dan tidak menutup kemungkinan meluber dan menciderai nama Agama yang dipeluk. Semisal, adanya kasus korupsi (sendiri maupun berjamaah) baik secara terang-terangan (keadaan sadar) maupun tipu daya para lawan politik yang bertujuan merusak reputasi.
Buku yang hadirnya lebih dini didalam mengawal para Kiai pesantren yang berkeinginan berjuang melalui jalur struktural ini, selain mengajak pembaca untuk melakukan refleksi bersama atas 'kegagalan-kegagalan' para Kiai dalam mengemban tugas ganda, juga berusaha menyadarkan anggapan bahwa politik tidak selamanya –dalam bahasa yang ekstrim- menjijikkan, tergantung aktor yang memerankannya. Perlu diingat, adanya agama Islam sampai pada kita ternyata tidak lepas dari sentuhan-sentuhan politik, yang dalam hal ini dekat dengan aspek kepemimpinan. ***
* Peresensi adalah Aktivis pada Scriptorium Lintang Sastra yogyakarta.
Jumat, 25 Desember 2015
Pembasmian KEMISKINAN perspektif Sosiologi Antropologi oleh Dr Swis Tantoro
Rabu, 23 Desember 2015
Selasa, 22 Desember 2015
GEREJA DAN POLITIK dari Orde Baru ke Reformasi oleh J Soedjati Jiwandono
Sabtu, 19 Desember 2015
Berani Mengubah Penulis Pandji Pragiwaksono
Judul Berani Mengubah
Penulis Pandji Pragiwaksono
Harga Rp 35.000
Penerbit Bentang Pustaka
Tanggal terbit Desember - 2012
Jumlah Halaman 212
Berat Buku 500 gr
Jenis Cover Soft Cover
Ada orang yang skeptis bisa mengubah Indonesia.
Ada yang optimis.
Saya sebenarnya tipe yang kedua, tetapi alasan saya ingin mengubah Indonesia adalah karena saya gerah.
Saya gerah karena pemudanya mempertanyakan kemajuan bangsanya. Padahal, sejarah jelas menyatakan perubahan dibawa oleh pemudanya. Para pemuda tadi seharusnya melempar pertanyaan tersebut kepada dirinya sendiri.
Saya gerah, tetapi saya tidak menyerah.
Setelah NASIONAL.IS.ME dan Merdeka dalam Becanda, Pandji kembali mengusik "ketenangan" kita untuk terus gelisah dan berpikir tentang perubahan. Jika Anda memiliki kegerahan yang sama, mari bergandengan tangan demi menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Penulis Pandji Pragiwaksono
Harga Rp 35.000
Penerbit Bentang Pustaka
Tanggal terbit Desember - 2012
Jumlah Halaman 212
Berat Buku 500 gr
Jenis Cover Soft Cover
Ada orang yang skeptis bisa mengubah Indonesia.
Ada yang optimis.
Saya sebenarnya tipe yang kedua, tetapi alasan saya ingin mengubah Indonesia adalah karena saya gerah.
Saya gerah karena pemudanya mempertanyakan kemajuan bangsanya. Padahal, sejarah jelas menyatakan perubahan dibawa oleh pemudanya. Para pemuda tadi seharusnya melempar pertanyaan tersebut kepada dirinya sendiri.
Saya gerah, tetapi saya tidak menyerah.
Setelah NASIONAL.IS.ME dan Merdeka dalam Becanda, Pandji kembali mengusik "ketenangan" kita untuk terus gelisah dan berpikir tentang perubahan. Jika Anda memiliki kegerahan yang sama, mari bergandengan tangan demi menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Dimensi Mistik Dalam Islam / Oleh : Annemarie Schimmel
Dimensi Mistik Dalam Islam / Oleh : Annemarie Schimmel;penerjemah Sapardi Joko Damono dan Achadiati aIkram
Harga Rp 90.000
Pengarang Schimmel, Annemarie
Penerjemah Damono, Sapardi Djoko
Ikram, Achadiati
Penerbit Pustaka Firdaus
Tahun Terbit 1986
Tempat Terbit Jakarta
Deskripsi Fisik xii, 502 hlm.; 21 cm.
Harga Rp 90.000
Pengarang Schimmel, Annemarie
Penerjemah Damono, Sapardi Djoko
Ikram, Achadiati
Penerbit Pustaka Firdaus
Tahun Terbit 1986
Tempat Terbit Jakarta
Deskripsi Fisik xii, 502 hlm.; 21 cm.
Menjadi Pemenang Seperti Bangsa Jepang oleh Aulia Fadhli
Menjadi Pemenang Seperti Bangsa Jepang
oleh Aulia Fadhli
Harga Rp 30.000
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Pinus Book
Halaman : 164
Dimensi : 120 mm x 195 mm
Kondisi Stok lama, limited, bagus
Deskripsi:
Mengapa bangsa Jepang yang lebih berhasil dan maju dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya? Keberhasilan Jepang bangkit dari kehancuran dan meraih kesuksesan tidak dapat dilepaskan dari konsep dasar baik itu secara normatif maupun secara praktis. Secara normatif Jepang memiliki watak dan kepribadian yang mendukung, saling menghargai, etos kerja tinggi, juga memiliki kemauan keras menguasai ilmu pengetahuan. Sementara secara praktis mereka menerapkan prinsip Kaizen (kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas, dan penciptaan ide serta implementasinya). Prinsip inilah yang menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis. Buku ini akan menyingkap perjalanan penting bangsa Jepang dalam meraih kesuksesan dan mengupas secara tuntas bagaimana menjadi pemenang seperti bangsa Jepang.
oleh Aulia Fadhli
Harga Rp 30.000
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Pinus Book
Halaman : 164
Dimensi : 120 mm x 195 mm
Kondisi Stok lama, limited, bagus
Deskripsi:
Mengapa bangsa Jepang yang lebih berhasil dan maju dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya? Keberhasilan Jepang bangkit dari kehancuran dan meraih kesuksesan tidak dapat dilepaskan dari konsep dasar baik itu secara normatif maupun secara praktis. Secara normatif Jepang memiliki watak dan kepribadian yang mendukung, saling menghargai, etos kerja tinggi, juga memiliki kemauan keras menguasai ilmu pengetahuan. Sementara secara praktis mereka menerapkan prinsip Kaizen (kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas, dan penciptaan ide serta implementasinya). Prinsip inilah yang menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis. Buku ini akan menyingkap perjalanan penting bangsa Jepang dalam meraih kesuksesan dan mengupas secara tuntas bagaimana menjadi pemenang seperti bangsa Jepang.
Jumat, 18 Desember 2015
KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh Dorodjatun Kuncoro Jakti ||LANGKA|
Jumat, 11 Desember 2015
Konfigurasi Politik dan Kekuasaan Kehakiman oleh Benny K Harman
Konfigurasi Politik dan Kekuasaan Kehakiman
Benny K Harman Harga Rp 75.000
Tebal 513hlm
Kondisi Bekas, Halaman utuh lengkap, sampul cukup bersih
Buku ini mengkaji model konfigurasi politik pada masa orde lama dan orde baru yang masing-masing mempunyai andil dalam membentuk karakteristik kekuasaan kehakiman. Ternyata dimasa periode dua rezim kekuasaan politik yang berbeda itu mempunyai prinsip yang sama, yaitu sama-sama berprinsip otoriter. Maka kedudukan dan fungsi kekuasaan kehakiman di dalam sistem politik yang otoriter itu menjadi tidak otonom dari kekuasaan pemerintah negara. Di bawah rezim politik Demokrasi Terpimpin, kekuasaan kehakiman ditempatkan sebagai bagian dari eksekutif atau penasihat pemerintah. Begitu pula yang terjadi di mas periode rezim politik Orde Baru, kekuasaan kehakiman diikat oleh eksekutif melalui Undang-Undang. Di bawah kedua rezim ini pula kekuasaan kehakiman tidak dapat mengatur dirinya sendiri secara organisatorial (self-governance) karena pemerintah (departemen kehakiman) juga mengatur dalam urusan administrasi dan finansial.
Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan merdeka, yang artinya terlepas dari seluruh pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan hal itu harus diadakan suatu jaminan dalam Undang-Undang tentang kedudukan para hakim.
Selain menemukan persamaan, ditunjukkan juga perbedaan dari kedua rezim. Di bawah rezim politik Demokrasi Terpimpin, presiden diberi kemungkinan oleh undang-undang untuk melakukan intervensi dalam bentuk campur tangan terhadap kekuasaan yudikatif yang sedang melaksanakan tugas yudisialnya, sedangkan di bawah rezim politik Orde Baru kemungkinan itu tidak diberlakukan. Sedangkan Kekuasaan kehakiman pada masa rezim Orde Lama tidak diberi kewenangan untuk melakukan judicial review baik terhadap UU ataupun peraturan-peraturan di bawah undang-undang. Sedangkan pada rezim politik Orde Baru, kekuasaan kehakiman diberi kewenangan untuk melakukan judicial review meskipun hanya terbatas terhadap produk perundangan di bawah undang-undang. Namun kewenangan yang terbatas itu secara riil tidak dapat dilakukan karena para hakim terikat sumpah harus tunduk pada setiap produk hukum dari pemerintah.
Jika kita melihat UUD 1945 hasil amandemen, terlihat bahwa selain adanya lembaga Mahkamah Agung, disebutkan ada juga Mahkamah Konstitusi serta lembaga Komisi Yudisial yang menjalankan fungsi yudikatif. Terjadi pembagian tugas yang lebih kompleks di yudikatif agar tidak gampang terinvensi oleh pihak luar. Perubahan pasal dan bagian kekuasaan kehakiman memperlihatkan adanya perbaikan rumusan pasal yang mempunyai tujuan untuk menjadikan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka dengan tujuan menegakkan hukum dan keadilan.
Buku ini disajikan layaknya analisis dalam bentuk jurnal, penelitian ilmiah yang dibukukan. Topik setiap bab nya disajikan berdasarkan variabel dari judul besar buku yaitu Konfigurasi Politik dan Kekuasaan Kehakiman di Indonesia. Meski akibatnya seringkali terjadi debat pembahasan yang berulang-ulang dan menjadi monoton. namun kemudian dijumpai banyak kata-kata dan istilah yang belum dipahami, misalnya manipol/USDEK, yang terkadang tidak ada penjelasannya. Tetapi dari segi isi, saya rasa buku ini cukup mewakili untuk kita mengetahui bagaimana hubungan DPR, Presiden, dan MA pada saat periode sebelum era reformasi.
Catatan Hukum Saldi Isra - Kekuasaan dan Perilaku Korupsi oleh Saldi Isra
Catatan Hukum Saldi Isra - Kekuasaan dan Perilaku Korupsi
oleh Saldi Isra
Harga Rp 55.000
ISBN13 : 9789797093983
Tanggal Terbit : Januari 2009
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Halaman : 252
Kondsi Bagus, Bekas
Deskripsi:
karya Saldi Isra ini merupakan kumpulan esai yang dihimpun dari Harian Kompas. Berisi tiga bab, buku ini membahas persoalan Uang dan Merintis Kekuasaan, Kekuasaan yang Kebablasan, serta Nalar Antikorupsi. Saldi Isra dikenal mampu menguraikan dengan bahasa sederhana dan gamblang, perihal persoalan korupsi yang begitu rumit, menggurita, dan melibatkan segala segi kekuasaan. Argumennya cerdas dengan didukung data yang kuat. Oleh karena itu, pembaca akan mudah memahami betapa hebatnya kampanye dan politik uang, sepak terjang hakim tindak pidana korupsi, mafia peradilan, hingga suara lembut dari Istana. Membaca buku ini, kita bisa merasakan segala kerisauan penulis yang adalah kerisauan seluruh warga bangsa juga, menyaksikan semakin merajalelanya korupsi di Tanah Air. Sistem politik di Era Upaya Reformasi itulah yang membuka sebesar-besarnya peluang bagi multiplikasikan laku korupsi hingga ke tingkat patologis, yang ibarat bumerang balik mengancam bukan hanya bangunan sistemik yang merupakan sumber dan pembiaknya, melainkan eksistensi Republik kita sendiri, di mana bangunan sistemik itu tegak. (Mochtar Pabottingi)
Perempuan Pemicu Perang oleh Imas Kurniasih
Perempuan Pemicu Perang
oleh Imas Kurniasih
Harga Rp 25.000
ISBN : 29
Tanggal Terbit : April 2008
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Pinus Book
Deskripsi:
Perempuan merupakan sosok makhluk yang memiliki daya pikat paling sempurna. Melalui kecantikan, kelembutan, dan kehalusan merupakan kekuatan ampuh untuk menghancurkan lawan. Sementara dari kelemahan terselinap suatu kekuatan untuk mengorbankan peperangan. "perempaun pemicu perang" adalah kisah dari perempuan-perempuan dunia yang tangguh. Dan perempuan yang mampu memanfaatkan dirinya menjadi perempuan pemicu perang . Seperti kisah Helena dan Dewi shinta, hingga menyebabkan para ksatria rela berperang. Kemudian keberanian Aisyah yang berperang demi menegakkan kebenaran. Cut Nyak Dien memimpin perang mewujudkan kemerdekaan bangsanya. Margaret Thatcher yang mampu menunjukkan kekuasaannya kepada dunia dengan mengomando tentaranya untuk berperang hingga memeperoleh kemenangan, Begitu pula dengan Dyah Pitaloka yang rela mempersembahkan nyawanya dalam perang demi mempertahankan kehormatan negerinya yang berdaulat. Buku ini hendak menguak dibalik kisah perempuan-perempuan tangguh pemicu perang. Para perempuan yang mampu memanfaatkan kelebihan dirinya dan memehami kekurangan dirinya menjadi kekuatann dalam peperangan. Selain itu buku ini akan membuka mata kita terhadap kekuatan perempuan yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
oleh Imas Kurniasih
Harga Rp 25.000
ISBN : 29
Tanggal Terbit : April 2008
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Pinus Book
Deskripsi:
Perempuan merupakan sosok makhluk yang memiliki daya pikat paling sempurna. Melalui kecantikan, kelembutan, dan kehalusan merupakan kekuatan ampuh untuk menghancurkan lawan. Sementara dari kelemahan terselinap suatu kekuatan untuk mengorbankan peperangan. "perempaun pemicu perang" adalah kisah dari perempuan-perempuan dunia yang tangguh. Dan perempuan yang mampu memanfaatkan dirinya menjadi perempuan pemicu perang . Seperti kisah Helena dan Dewi shinta, hingga menyebabkan para ksatria rela berperang. Kemudian keberanian Aisyah yang berperang demi menegakkan kebenaran. Cut Nyak Dien memimpin perang mewujudkan kemerdekaan bangsanya. Margaret Thatcher yang mampu menunjukkan kekuasaannya kepada dunia dengan mengomando tentaranya untuk berperang hingga memeperoleh kemenangan, Begitu pula dengan Dyah Pitaloka yang rela mempersembahkan nyawanya dalam perang demi mempertahankan kehormatan negerinya yang berdaulat. Buku ini hendak menguak dibalik kisah perempuan-perempuan tangguh pemicu perang. Para perempuan yang mampu memanfaatkan kelebihan dirinya dan memehami kekurangan dirinya menjadi kekuatann dalam peperangan. Selain itu buku ini akan membuka mata kita terhadap kekuatan perempuan yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
JEJAK LANGKAH PAK HARTO~ JILID III, PERIODE 27 MARET 1973 - 23 MARET 1978
JEJAK LANGKAH PAK HARTO~ JILID III, PERIODE 27 MARET 1973 - 23 MARET 1978
Harga Rp 125.000
PENULIS : TIM DOKUMENTASI PRESIDEN RI
Editor : G. Dwipayana & Nazaruddin Syamsudin
Penerbit : PT Citra Kharisma Bunda
Cetakan : Ketujuh, 1996
Halaman : xxiii + 627
Ukuran : 13,5 x 21 cm
Sampul : Hard Cover/HVS
Kondisi : Bukan Bekas, stok lama,sampul dan jaket sampul Bagus, kertas lilinen 85gram/M2, ada bercak cokalt dipojok atas
Harga Rp 125.000
PENULIS : TIM DOKUMENTASI PRESIDEN RI
Editor : G. Dwipayana & Nazaruddin Syamsudin
Penerbit : PT Citra Kharisma Bunda
Cetakan : Ketujuh, 1996
Halaman : xxiii + 627
Ukuran : 13,5 x 21 cm
Sampul : Hard Cover/HVS
Kondisi : Bukan Bekas, stok lama,sampul dan jaket sampul Bagus, kertas lilinen 85gram/M2, ada bercak cokalt dipojok atas
Kamis, 10 Desember 2015
Psikologi Naratif, Membaca Manusia sebagai Kisah Oleh : Bagus Takwin
Psikologi Naratif, Membaca Manusia sebagai Kisah
Oleh : Bagus Takwin
Harga : Rp 41.200
Penerbit : Jalasutra
Cetakan : 2015
Tebal : 163 hlm
Berat : 350gram
Kondisi Baru
Buku pertama ini memiliki kekhasan pada cara pandang yang dekat dengan aliran pemikiran Psikologi Positif yang dalam konteks ini dibingkai dalam tawaran teoritis Psikologi Naratif. Kajian Psikologi Naratif merupakan perluasan dari kajian sastra menjadi kajian tentang kehidupan manusia. Narasi ternyata adalah suatu hal vital dalam kehidupan manusia, terutama berkaitan dengan bagaimana manusia bisa menjalani hidup di dunianya. Perpaduan yang unik antara sastra dan psikologi membuat buku ini memiliki kekuatan tersendiri, yang bisa memberi kontribusi baik bagi peminat sastra maupun psikologi.
Psikologi Naratif: Membaca Manusia sebagai Kisah mencoba menghadirkan sebuah pembacaan atas dunia dan manusia di dalamnya dengan cara yang lebih jernih. Ia hanya melihat manusia dalam kemenampakan Kisahnya apa adanya dan bukan membingkai manusia-manusia dalam kebenaran yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Buku ini bisa menjadi sebuah buku yang penting untuk dibaca siapa pun yang ingin melihat dunianya secara lebih jernih.
Daftar Isi
----
Daftar Isi v
Pengantar Penulis vii
Prolog: Membaca Manusia sebagai Kisah 1
1. Apa itu Cerita dan Penceritaan 19
2. Sekilas Psikologi Naratif 31
3. Zaman Pemaknaan: Dunia di Era Komputer 51
4. Penceritaan dan Knowledge Management 59
5. Logoterapi, Makna Hidup, dan Terapi Naratif 65
6. Menjalin Cerita Diri dengan Buku 81
7. Keterkaitan Seluruh Alam sebagai Dasar dari Penggunaan Dongeng dalam Perolehan Pengetahuan 91
8. The Catcher in the Rye dan Dunia Batin Para Pembunuh 97
9. Buku dan Komunitas 103
10. Zen dan Naratif 119
11. Efek Pygmalion: Kisah tentang Harapan dan Bagaimana Orang Menanggapinya 139
Epilog: Mengembangkan 'Psikologi Kita' dengan Dasar Psikologi Naratif 147
Daftar Pustaka dan Bacaan Lebih Lanjut 157
Indeks 161
Oleh : Bagus Takwin
Harga : Rp 41.200
Penerbit : Jalasutra
Cetakan : 2015
Tebal : 163 hlm
Berat : 350gram
Kondisi Baru
Buku pertama ini memiliki kekhasan pada cara pandang yang dekat dengan aliran pemikiran Psikologi Positif yang dalam konteks ini dibingkai dalam tawaran teoritis Psikologi Naratif. Kajian Psikologi Naratif merupakan perluasan dari kajian sastra menjadi kajian tentang kehidupan manusia. Narasi ternyata adalah suatu hal vital dalam kehidupan manusia, terutama berkaitan dengan bagaimana manusia bisa menjalani hidup di dunianya. Perpaduan yang unik antara sastra dan psikologi membuat buku ini memiliki kekuatan tersendiri, yang bisa memberi kontribusi baik bagi peminat sastra maupun psikologi.
Psikologi Naratif: Membaca Manusia sebagai Kisah mencoba menghadirkan sebuah pembacaan atas dunia dan manusia di dalamnya dengan cara yang lebih jernih. Ia hanya melihat manusia dalam kemenampakan Kisahnya apa adanya dan bukan membingkai manusia-manusia dalam kebenaran yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Buku ini bisa menjadi sebuah buku yang penting untuk dibaca siapa pun yang ingin melihat dunianya secara lebih jernih.
Daftar Isi
----
Daftar Isi v
Pengantar Penulis vii
Prolog: Membaca Manusia sebagai Kisah 1
1. Apa itu Cerita dan Penceritaan 19
2. Sekilas Psikologi Naratif 31
3. Zaman Pemaknaan: Dunia di Era Komputer 51
4. Penceritaan dan Knowledge Management 59
5. Logoterapi, Makna Hidup, dan Terapi Naratif 65
6. Menjalin Cerita Diri dengan Buku 81
7. Keterkaitan Seluruh Alam sebagai Dasar dari Penggunaan Dongeng dalam Perolehan Pengetahuan 91
8. The Catcher in the Rye dan Dunia Batin Para Pembunuh 97
9. Buku dan Komunitas 103
10. Zen dan Naratif 119
11. Efek Pygmalion: Kisah tentang Harapan dan Bagaimana Orang Menanggapinya 139
Epilog: Mengembangkan 'Psikologi Kita' dengan Dasar Psikologi Naratif 147
Daftar Pustaka dan Bacaan Lebih Lanjut 157
Indeks 161
Selasa, 08 Desember 2015
KAJIAN PEREMPUAN: Kodrat Perempuan, Perempuan dan Politik, Membina Keluarga, Kekerasan terhadap Perempuan (Bundel)
Politik Perburuhan Era Demokrasi Liberal 1950an Jafar Suryomenggolo
Politik Perburuhan Era Demokrasi Liberal 1950an
Jafar Suryomenggolo
ISBN 978-979-1260-52-7
178 + x hlm.; 14 x 20,3 cm.
Rp 50.000,-
Diterbitkan dengan kerjasama Pusat Studi dan Dokumentasi Sejarah Indonesia (PSDSI) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Dekade 1950an adalah masa penting dalam proses dekolonisasi Indonesia yang sayangnya masih kurang banyak dibahas dalam historiografi. Negara mulai giat menyusun wadah negara pasca kemerdekaan dengan membangun lembaga-lembaga penyokong dan mengatur perikehidupan masyarakat umum dalam koridor demokrasi liberal. Secara umum muncul harapan bahwa negara yang baru merdeka ini akan berbeda dan menjadi lebih baik daripada negara kolonial sebelumnya. Termasuk di bidang perburuhan.
Saat itulah, serikat-serikat buruh banyak menggelar pemogokan untuk menuntut pelaksanaan hak-hak yang sebagiannya terus kita nikmati sampai saat ini, misalnya: tuntutan untuk tidak membedakan gaji pekerja perempuan dan laki-laki, tuntutan hak cuti haid dan hamil untuk pekerja perempuan, serta kewajiban pengusaha memberikan Tunjangan Hari Raya (THR). Namun masa-masa itu juga ditandai dengan dimulainya campur tangan militer dalam penyelesaian perselisihan perburuhan--sesuatu yang juga masih terwariskan hingga kini.
Buku menarik ini juga membahas bagaimana serikat buruh saat itu ikut terpolarisasi dalam arus Perang Dingin, sebagaimana tercontohkan dalam sosok Koesna Poeradiredja, pemimpin Persatuan Buruh Kereta Api (PBKA) yang menerima Hadiah Ramon Magsaysay 1962.
Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda Ernst H. Gombrich
Judul Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda
Ernst H. Gombrich Harga Rp93.000
Penerjemah: Elisabeth Soeprapto-Hastrich
ISBN 978-979-1260-50-3
368 + xxii hlm.; 14 x 20,3 cm.
Sebuah karya yang tak lekang dimakan zaman, membawa pembaca menyusuri sejarah panjang dan berliku umat manusia. Dicekal oleh rezim Nazi Jerman pada zamannya, buku ini terus memukau pembaca muda dan dewasa dari generasi ke generasi dan telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh bahasa.
Tidak sulit untuk melihat mengapa buku ini begitu populer. Gombrich berhasil memadatkan lebih dari 5.000 tahun sejarah ke dalam 300an halaman. Banyak buku sejarah untuk anak-anak bercerita soal dinosaurus atau orang Romawi, tapi berapa banyak yang mencoba menjelaskan kemunculan abjad dan angka, lahirnya demokrasi di Athena, atau Renaisans? Ringkas kata, buku ini menunjukkan betapa memukau, inspiratif, dan komprehensif kisah sejarah yang ditulis dengan baik. Bukan hanya untuk anak-anak, buku ini patut
dibaca oleh sebanyak mungkin orang.
The Historical Association
Dengan hadirnya buku ini, bakal ada banyak generasi sejarawan di masa datang yang akan menyebutnya sebagai pemicu minat mereka akan sejarahdan akan kebenaran. The Times
Bukan sekadar kumpulan data yang kering. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sejarah dan menjadikannya persuasif dengan mengusik repons subjektif pembaca. Sebuah olah seni bercerita yang sungguh menghibur. Cassone
Ernst H. Gombrich Harga Rp93.000
Penerjemah: Elisabeth Soeprapto-Hastrich
ISBN 978-979-1260-50-3
368 + xxii hlm.; 14 x 20,3 cm.
Sebuah karya yang tak lekang dimakan zaman, membawa pembaca menyusuri sejarah panjang dan berliku umat manusia. Dicekal oleh rezim Nazi Jerman pada zamannya, buku ini terus memukau pembaca muda dan dewasa dari generasi ke generasi dan telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh bahasa.
Tidak sulit untuk melihat mengapa buku ini begitu populer. Gombrich berhasil memadatkan lebih dari 5.000 tahun sejarah ke dalam 300an halaman. Banyak buku sejarah untuk anak-anak bercerita soal dinosaurus atau orang Romawi, tapi berapa banyak yang mencoba menjelaskan kemunculan abjad dan angka, lahirnya demokrasi di Athena, atau Renaisans? Ringkas kata, buku ini menunjukkan betapa memukau, inspiratif, dan komprehensif kisah sejarah yang ditulis dengan baik. Bukan hanya untuk anak-anak, buku ini patut
dibaca oleh sebanyak mungkin orang.
The Historical Association
Dengan hadirnya buku ini, bakal ada banyak generasi sejarawan di masa datang yang akan menyebutnya sebagai pemicu minat mereka akan sejarahdan akan kebenaran. The Times
Bukan sekadar kumpulan data yang kering. Menyajikan gambaran peristiwa-peristiwa sejarah dan menjadikannya persuasif dengan mengusik repons subjektif pembaca. Sebuah olah seni bercerita yang sungguh menghibur. Cassone
Jumat, 04 Desember 2015
Meretas Perdamaian dalam konflik pilkada langsungJudul Buku : Meretas Perdamaian dalam Konflik Pilkada Langsung
Buku Meretas Perdamaian dalam konflik pilkada langsungJudul Buku : Meretas Perdamaian dalam Konflik Pilkada Langsung
Penulis : A.A Gde Febri Purnama Putra
Harga Rp 35,000
Tema besar dalam buku ini adalah permasalahan pilkada yang tengah hangat hangatnya berkembang yang mengambil kasus Pilkada Langsung Bupati di Gianyardan Buleleng. Disebutkan bahwa pilkada yang seharusnya menjadi langkah pembaharuan politik daerah, ternyata malah menimbulkan permasalahan baru dengan munculnya konflik konflik didalamnya. Kekacauan di Gianyar timbul disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap hasil perhitungan yang ditetapkan oleh KPUD Gianyar, dimana hal tersebut menuai protes karena dinilai terdapat berbagai kecurangan bahkan sempat diajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Denpasar (hal 5-6), bahkan sempat terdapat riak riak massa untuk berbuat anarkis. Sedangkan di Kabupaten Buleleng tidak berbeda jauh dengan di gianyar, disini konflik sudah terjadi sejak penetapan calon terpilih akan tetapi pada saat verifikasi bakal calon Bupati, yang kemudian konflik berlanjut kekeputusan yang dikeluarkan oleh KPUD buleleng, massa menuntut KPUD membatalkan hasil PIilkada langsung yang sebelumnya telah dilaksanakan. Perbuatan anarkis justru terjadi secara besar besaran pada Pilkada Langsung Bupati di Buleleng, dimana terjadi aksi pembakaran meskipun tidak separah kerusuhan pada mei 1998
Penulis : A.A Gde Febri Purnama Putra
Harga Rp 35,000
Tema besar dalam buku ini adalah permasalahan pilkada yang tengah hangat hangatnya berkembang yang mengambil kasus Pilkada Langsung Bupati di Gianyardan Buleleng. Disebutkan bahwa pilkada yang seharusnya menjadi langkah pembaharuan politik daerah, ternyata malah menimbulkan permasalahan baru dengan munculnya konflik konflik didalamnya. Kekacauan di Gianyar timbul disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap hasil perhitungan yang ditetapkan oleh KPUD Gianyar, dimana hal tersebut menuai protes karena dinilai terdapat berbagai kecurangan bahkan sempat diajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Denpasar (hal 5-6), bahkan sempat terdapat riak riak massa untuk berbuat anarkis. Sedangkan di Kabupaten Buleleng tidak berbeda jauh dengan di gianyar, disini konflik sudah terjadi sejak penetapan calon terpilih akan tetapi pada saat verifikasi bakal calon Bupati, yang kemudian konflik berlanjut kekeputusan yang dikeluarkan oleh KPUD buleleng, massa menuntut KPUD membatalkan hasil PIilkada langsung yang sebelumnya telah dilaksanakan. Perbuatan anarkis justru terjadi secara besar besaran pada Pilkada Langsung Bupati di Buleleng, dimana terjadi aksi pembakaran meskipun tidak separah kerusuhan pada mei 1998
Langganan:
Postingan (Atom)