Rabu, 23 April 2014

Jual Buku Epistemologi Kiri Dalam Kawah Candradimuka: Sebuah Prolog /LISTIYONO SANTOSO

Jual Buku Epistemologi Kiri Dalam Kawah Candradimuka: Sebuah Prolog, Penulis  :LISTIYONO SANTOSO, Penerbit:Ar-Ruzz Media Judul : Buku Epistemologi Kiri Dalam Kawah Candradimuka: Sebuah Prolog
Harga Rp 59.000 off dari 70.000
Penulis  :LISTIYONO SANTOSO
Penerbit:Ar-Ruzz Media
ISBN  :979-3417-10-2
Bahasa  : Indonesia
Tahun Terbit:2009
Kondisi Baru


Secara garis besar buku ini seperti buku saku filsafat. Buku ini lebih menyerupai rangkuman pemikiran-pemikiran filsuf “kiri”. Nietzche, Gramsci, Marx, Freire, Derrida adalah beberapa nama yang pemikirannya dibahas dalam buku ini. Mereka adalah orang-orang “nakal”, yang memiliki pemikiran nyeleneh. Mereka membuat perlawanan terhadap teori-teori besar yang telah diakui pada masa itu. Itulah mengapa mereka disebut “golongan kiri”. Mereka memberontak dari sistem.

Buku ini membahas pemikiran 13 tokoh filsuf “kiri”. Pada tiap bahasan tentang pemikiran tokohnya memang tidak mendalam. Saya sangat merasa bahwa tiap pembahasannya masih pada tataran permukaan saja. Saya yakin tidaklah mungkin merangkum pemikiran filsuf-filsuf besar itu dalam beberapa halaman saja. Tapi overall, buku ini banyak memberikan pengetahuan baru kepada saya. Buku ini juga menarik dan cocok untuk kalangan pemula seperti saya karena bahasa yang digunakan tidak “filsafat” banget. Memang dalam membacanya beberapa kali saya harus mengerutkan dahi, berpikir, membaca ulang untuk memahami maksud kalimatnya. Tapi sejauh ini masih bisa dicerna oleh orang awam yang tidak terlalu cerdas seperti saya.

Ada pemikiran 13 tokoh yang dituangkan dalam buku ini. Karena tiap bab membahas tokoh filsafat yang berbeda-beda, saya bebas memilih membaca buku ini dari bab keberapa. Masing-masing bab berdiri sendiri, tidak saling bertautan. Saya pribadi memang tidak membaca buku ini sampai akhir. Lompat-lompat. Tapi sekitar 80% sudah saya baca. Saya memilih untuk membaca pemikiran filsuf yang saya anggap keren. Tokoh yang ada disini memang punya pemikiran yang sama-sama istimewa. Tapi boleh dong saya memiliki preferensi sendiri sesuai standar saya? :P

Saya tidak akan bercerita semua. Baca aja sendiri! Hehehe. Dari 13 tokoh yang ada saya sangat menyukai pemikiran Paulo Freire. Mungkin karena pemikirannya banyak bicara tentang kajian pendidikan, dan saya mencintai itu. Freire adalah satu dari segelintir pahlawan yang memperjuangkan kebebasan bagi orang-orang miskin dengan pendidikan. Pendidikan menurutnya adalah suatu bentuk humanisasi. Pendidikan mampu membuka mata manusia dan melahirkan kekuatan untuk mengubah dunia. Saya melihat sisi pendidikan yang sangat unik disini.

Pendidikan bagi sebagian orang mungkin hanya sekedar untuk memperolah pekerjaan. Lalu selesai. Lewat Freire saya sadar bahwa pendidikan adalah satu-satunya alat untuk menjadi manusia yang bebas. Mengembangkan diri. Pendidikan adalah fondasi hidup yang paling fundamental: berpikir. Penindasan bagi Freire menurut pemahaman saya adalah pembodohan masyarakat. Pemerintahan yang menindas adalah pemerintahan yang sistem pendidikannya justru membodohkan rakyatnya. Pembodohan adalah suatu bentuk penindasan. Mereka mendehumanisasi masyarakat. Membenamkan mereka pada budaya bisu (submerged in the culture of silence). Mereka dibungkam, dirampas hak asasinya hanya karena satu alasan: MEREKA BODOH!

Freire adalah filsuf yang pertama kali menyadarkan saya bahwa saya kuliah bukan untuk bekerja. Saya belajar untuk menjadi manusia yang merdeka. Setelah membaca artikel tentang Mbah Freire ini, saya sangat setuju jika PENDIDIKAN adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib bangsa Indonesia. SBI, RSBI memang secara koseptual bagus. Tapi pada tataran operasional, saya rasa pelaksanaanya menghianati prinsip-prinsip pendidikan. Institusi mengajarkan mereka untuk mengejar target: kelulusan setara ujian Cambridge atau universitas terkenal lainnya. Lalu mereka lupa bahwa prinsip fundamental pendidikan adalah menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Merangsang rasa keingintahuan siswa, lalu mereka akan belajar tentang banyak hal dengan sendirinya.

Tokoh ini sangat inspiratif. Pemikirannya menggebrak dunia. Memaksa pembacanya untuk berpikir ulang tentang makna pendidikan yang dijalaninya. Di Indonesia mungkin masih menjadi mimpi, tapi saya yakin suatu saat akan terwujud.(halidamutiah.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar