Judul : Buku Epistemologi Kiri Dalam Kawah Candradimuka: Sebuah Prolog
Harga Rp 59.000 off dari 70.000
Penulis :LISTIYONO SANTOSO
Penerbit:Ar-Ruzz Media
ISBN :979-3417-10-2
Bahasa : Indonesia
Tahun Terbit:2009
Kondisi Baru
Secara garis besar buku ini seperti buku saku filsafat. Buku ini lebih
menyerupai rangkuman pemikiran-pemikiran filsuf “kiri”. Nietzche,
Gramsci, Marx, Freire, Derrida adalah beberapa nama yang pemikirannya
dibahas dalam buku ini. Mereka adalah orang-orang “nakal”, yang memiliki
pemikiran nyeleneh. Mereka membuat perlawanan terhadap teori-teori
besar yang telah diakui pada masa itu. Itulah mengapa mereka disebut
“golongan kiri”. Mereka memberontak dari sistem.
Buku ini
membahas pemikiran 13 tokoh filsuf “kiri”. Pada tiap bahasan tentang
pemikiran tokohnya memang tidak mendalam. Saya sangat merasa bahwa tiap
pembahasannya masih pada tataran permukaan saja. Saya yakin tidaklah
mungkin merangkum pemikiran filsuf-filsuf besar itu dalam beberapa
halaman saja. Tapi overall, buku ini banyak memberikan pengetahuan baru
kepada saya. Buku ini juga menarik dan cocok untuk kalangan pemula
seperti saya karena bahasa yang digunakan tidak “filsafat” banget.
Memang dalam membacanya beberapa kali saya harus mengerutkan dahi,
berpikir, membaca ulang untuk memahami maksud kalimatnya. Tapi sejauh
ini masih bisa dicerna oleh orang awam yang tidak terlalu cerdas seperti
saya.
Ada pemikiran 13 tokoh yang dituangkan dalam buku ini.
Karena tiap bab membahas tokoh filsafat yang berbeda-beda, saya bebas
memilih membaca buku ini dari bab keberapa. Masing-masing bab berdiri
sendiri, tidak saling bertautan. Saya pribadi memang tidak membaca buku
ini sampai akhir. Lompat-lompat. Tapi sekitar 80% sudah saya baca. Saya
memilih untuk membaca pemikiran filsuf yang saya anggap keren. Tokoh
yang ada disini memang punya pemikiran yang sama-sama istimewa. Tapi
boleh dong saya memiliki preferensi sendiri sesuai standar saya? :P
Saya
tidak akan bercerita semua. Baca aja sendiri! Hehehe. Dari 13 tokoh
yang ada saya sangat menyukai pemikiran Paulo Freire. Mungkin karena
pemikirannya banyak bicara tentang kajian pendidikan, dan saya mencintai
itu. Freire adalah satu dari segelintir pahlawan yang memperjuangkan
kebebasan bagi orang-orang miskin dengan pendidikan. Pendidikan
menurutnya adalah suatu bentuk humanisasi. Pendidikan mampu membuka mata
manusia dan melahirkan kekuatan untuk mengubah dunia. Saya melihat sisi
pendidikan yang sangat unik disini.
Pendidikan bagi sebagian
orang mungkin hanya sekedar untuk memperolah pekerjaan. Lalu selesai.
Lewat Freire saya sadar bahwa pendidikan adalah satu-satunya alat untuk
menjadi manusia yang bebas. Mengembangkan diri. Pendidikan adalah
fondasi hidup yang paling fundamental: berpikir. Penindasan bagi Freire
menurut pemahaman saya adalah pembodohan masyarakat. Pemerintahan yang
menindas adalah pemerintahan yang sistem pendidikannya justru
membodohkan rakyatnya. Pembodohan adalah suatu bentuk penindasan. Mereka
mendehumanisasi masyarakat. Membenamkan mereka pada budaya bisu
(submerged in the culture of silence). Mereka dibungkam, dirampas hak
asasinya hanya karena satu alasan: MEREKA BODOH!
Freire adalah
filsuf yang pertama kali menyadarkan saya bahwa saya kuliah bukan untuk
bekerja. Saya belajar untuk menjadi manusia yang merdeka. Setelah
membaca artikel tentang Mbah Freire ini, saya sangat setuju jika
PENDIDIKAN adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib bangsa
Indonesia. SBI, RSBI memang secara koseptual bagus. Tapi pada tataran
operasional, saya rasa pelaksanaanya menghianati prinsip-prinsip
pendidikan. Institusi mengajarkan mereka untuk mengejar target:
kelulusan setara ujian Cambridge atau universitas terkenal lainnya. Lalu
mereka lupa bahwa prinsip fundamental pendidikan adalah menumbuhkan
minat siswa untuk belajar. Merangsang rasa keingintahuan siswa, lalu
mereka akan belajar tentang banyak hal dengan sendirinya.
Tokoh
ini sangat inspiratif. Pemikirannya menggebrak dunia. Memaksa pembacanya
untuk berpikir ulang tentang makna pendidikan yang dijalaninya. Di
Indonesia mungkin masih menjadi mimpi, tapi saya yakin suatu saat akan
terwujud.(halidamutiah.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar