Jumat, 16 Januari 2015

Jual Buku Gila Gus Dur: Wacana Pembaca Abdurrahman Wahid / Ahmad Syafi`i Ma'arif, Franz Magnis-Suseno

Jual Buku Gila Gus Dur: Wacana Pembaca Abdurrahman Wahid, Penulis: Ahmad Syafi`i Ma'arif, Franz Magnis-Suseno
Judul Buku Gila Gus Dur: Wacana Pembaca Abdurrahman Wahid,
Harga Rp 65.000
Penulis: Ahmad Syafi`i Ma'arif, Franz Magnis-Suseno, Andree Feillard, dkk.
Penerbit: LKiS, Yogyakarta
Terbit : 2000
Tebal: 230hlm
Kondisi: Stok lama, bagus
Stok 1

Kontroversial, mungkin kata atau isltilah yang sangat pas untuk disematkan pada profil seorang gus dur. mungkin saja kekontroversialnya nampak dikarenakan banyaknya kekuatan yang dimilikinya, hingga sosok gus dur jadi tidak lazim untuk mereka yang cuma menguasai satu disiplin pengetahuan saja.

gus dur juga dikenal sebagai sosok yang nyleneh. ini dikarenakan banyak ide, pemikiran serta ucapan yang dilontarkan gus dur tidak lazim sebagaimana tokoh besar yang senantiasa melindungi serta mengonsep kata-katanya sebelum saat diucapkan. apa yang menurut gus dur benar, tersebut yang dikatakan. tidak hiraukan ucapannya itu melawan arus atau apalagi jadi kritikan beberapa orang. dikarenakan itu, gus dur hampir tidak dulu sepi dari konflik serta kontroversi. namun dari ketidak laziman tersebut, nama gus dur semakin menjulang serta ketokohannya semakin berkibar.

didalam pandangan penulis, gus dur sekurang-kurangnya mempunyai tiga muka yang menonjol, yakni sebagai tokoh agama, budayawan, serta politisi. ketiga peran itu dimainkannya dengan bergantian didalam kurun waktu yang sama. ketikaa ada di komune nu, gus dur bertindak sebagai ulama, saat ada di dewan kesenian jakarta ( dkj ), dia bertindak sebagai budayawan, namun saat bersua dengan soeharto, megawati, b. j. habibie atau tokoh politik lain, maka waktu itu gus dur bisa dikatakan memainkan peran politisi.

jarang sekali kita mempunyai tokoh agama layaknya beliau, hingga amat lumrah seandainya dikira sarat dengan kontroversi. di banding nurcholis madjid, beberapa langkah yang di ambil gus dur tambah lebih berani serta apalagi mungkin lebih nekad. ia dikira kontroversial bukan sekedar oleh penduduk di luar komune nu, namun juga oleh orang nu sendiri. gu dur lebih menentukan langkah zig-zag apalagi melompat-lompat. yang lebih kronis lagi yaitu saat pingin berbelok ke kanan atau ke kiri, gus dur tidak berikan tanda apa-apa, hingga yang jalan di belakang jadi kebingungan serta ajukan pertanyaan, dapat kemana orang ini ?

nyaris seluruh orang yang kebetulan memberitakan komentar tentang gus dur, baik didalam suara ilmiah akademis atau kenangan pribadi, menyebut satu pokok masalah, yakni ada banyak hal yang sukar dipahami didalam diri gus dur. tidak seluruh tindakan gus dur sukar dipahami memanglah, apalagi beberapa besar darinya justru membentuk satu rangkaian yang serba logis serta koheren. namun menginginkan koherensi yang seutuhnya bulat didalam seluruh tindakan gus dur, juga jelas tidak mungkin.

tersebut penyebab, ada beberapa orang yang awal mulanya menyimpan hormat serta kekaguman, tiba-tiba mesti menunda sesaat kekagumannya itu, serta jadi gemas. kegemasa itu penulis tengok pada tulisan pdt. eka darmaputera didalam buku ini, yakni “tokoh kontroversial, isu kontroversial”. ia gemas, dikarenakan gus dur mau-maunya terlibat segera didalam urusan politik praktis, dengan terima tawaran jadi presiden. tentunya, ia lebih pas berdiri netral serta bebas dari ikatan serta posisi politik layaknya itu.

meminjam kata-kata pdt. eka, “mencalonkannya gus dur lantas presiden yaitu seperti memaksakan benda bernilai masuk ke karung yang terlampau kecil. dikarenakan benda itu terlampau besar, ia dapat lecet atau apalagi pecah. perihal inilah yang lantas tindakan gus dur sulit untuk dipahami oleh orang lain. tentunya, bila koherensi semua tindakan gus dur akan dipertahankan dengan utuh, idealnya gus dur terus ada pada posisi netral di luar pemerintahan, untuk jadi sejenis penjaga moral. dengan jadi “pemain” yang terlibat segera didalam sesuatu permainan, gus dur pastinya dapat kehilangan netralitas. ini yang bikin orang layaknya pdt eka jadi gemas.

tindakan-tindakan gus dur yang beberapa dapat dipahami serta beberapa tidak, ini bikin penulis teringat ada kelompoksasi yang dibikin ulama klasik tentang ayat-ayat al-qur’an. didalam ilmu-ilmu tentang al-qur’an, dikenal pembedaan pada ayat yang muhkamat serta mutasyabihat. ayat muhkamat yaitu yang pengertiannya tidak memiliki kandungan satu ambiguitas dikarenakan sudah jelas, hingga tidak dibutuhkan satu penafsiran untuk dapat dipahami oleh orang banyak. sebaliknya ayat yang mutasyabihat yaitu ayat yang pengertiannya penuh dengan ambiguitas.

didalam diri gus dur, ada tindakan-tindakan yang logis serta koheren, gampang dipahami dan terang benderang di mata siapa lalu saja. namun didalam diri gus dur juga ada segi-segi yang janggal, yang sangat gelap di mata orang biasa. tanpa mesti memasukkan gus dur dengan al-qur’an, penulis pingin menggambarkan dua cii-ciri didalam tindakan-tindakan gus dur didalam term al-qur’an tersebut. ada tindakan-tindakan gus dur yang masuk ke didalam kelompok “muhkamat”, yakni tindakan yang logis serta koheren, namun juga ada tindakan-tindakannya yang sulit untuk dipahami serta bisa dikategorikan sebagai mutasyabihat.

sesungguhnya, tindakan gus dur yang logis serta koheren semakin banyak jumlahnya daripada yang ‘ambigu” serta sulit dipahami. namun, dikarenakan yang ambigu ini lebih jadi bahan pemberitaan media, maka kesan yang ditangkap oleh umum yaitu bahwa semua tindakan gus dur dikira kontroversial dan sukar dipahami. kontroversialitas selanjutnya dikira sebagai ciri utama didalam tindakan-tindakan gus dur serta juga jadi “merk” untuk gus dur.

gus dur memanglah sesuatu “buku yang terbuka” yang tak lagi dulu dapat dipahami dengan total. penafsiran-penafsiran yang dikemukakan sebanyak orang bisa lantas benar, bisa lantas tidak. sekian tulisan didalam buku ini adalah buah hasil penafsiran sebagian orang pada tindakan kontroversi gus dur. bahwa seluruh tindakan gus dur bisa ditafsirkan serta diterangkan, dapat diangkat dari keadaan “historis”nya yang bisa lantas penuh cacat serta menyebalkan ke step kebermaknaan.

sebagaimana ditunjukan oleh ubahor buku ini, penjelasan atau kritik tentng gus dur dapat segera hingga pada titik jenuhnya sendiri. bukankah selanjutnya dapat terus ada segi-segi yang tidak terungkapkan pada diri gus dur. sesudah sekian lama jadi penafsir gus dur saat kembali untuk menjelaskan kontroversinya seorang cuma dapat berkata “gus dur. titik. ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar