Selasa, 06 Januari 2015

Jual Buku Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat / M. Fadjroel Rahman

Jual Buku Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat, M. Fadjroel Rahman, Koekoesan,
Judul : Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat
Penulis : M. Fadjroel Rahman .Harga : Rp.55,000 TERJUAL
Cetakan :
Penerbit : Koekoesan
Terbit 2007
Tebal : 364 halaman
ISBN :
Kondisi : Stok lama ,Bagus

Deskripsi :
Seolah-olah kaum demokrat dengan lembaga demokrasi dan kaum anti demokrat dengan lembaga anti demokrasi itu sama saja. Tidak ada bedanya Soeharto, pengikut, dan lembaga politik yang menopang kediktatoran fasis Orde baru dengan kaum demokrat yang menggulingkannya. Seolah-olah tidak ada pertarungan politik (political struggle) bahkan perang demokrasi berkepanjangan (protracted democratic war) yang harus dimenangkan, yang melibatkan gagasan (ideas), kekuatan (forces), dan relasi kekuasaan. Seolah-olah gagasan demokrasi terlepas dari upaya membangun, memperjuangkan kekuatan dan relasi kekuasaan demokrasi. Seolah-olah tahap otoriter-totaliter, tahap transisi demokrasi dan tahap sistem demokrasi yang diperluas dan diperdalam itu, ilusi demokrat radikal saja. Sudut pandang buku ini, tegas membedakan bahwa kaum demokrat dan lembaga demokrasi itu berbeda secara distingtif dengan lawannya. Sebab, setelah reformasi total bergulir, signifikansi antara pro demokrasi dan anti demokrasi makin penting dan menemukan makna baru. Adalah ilusi jika kita mengira dapat membangun dan mempertahankan demokrasi tanpa kaum demokrat…

“Dalam keliaran dan kejenakaan berpikir serta berbahasa, Fadjroel berusaha membantah bahwa tidak ada lagi problem transisi demokrasi setelah Soeharto—yang pernah memenjarakan Fadjroel—mengundurkan diri. Hampir semua bagian buku ini “dikunci” dengan konsep-konsep kuat berupa demokrasi partisipatif, sosialisme partisipatif, ekonomi partisipatif serta dua jenis emansipasi pokok; emansipasi individual dan emansipasi sosial. Kemenangan politik-simbolik Golongan Putih (Baru) digunakannya sebagai simbol-simbol kemenangan sementara dari gerakan perlawanan ini. Ya, melawan, karena transisi demokrasi kita ternyata lebih banyak berjalan di sisi yang menimbulkan badai kekecewaan di masyarakat setelah hampir sembilan tahun gerakan reformasi total dilambungkan ke angkasa oleh para demonstran dan aktivis 1998, yang karena terpaksa kemudian diamini oleh para politik waktu itu…” (Effendi Gazali, Koordinator Program Master Komunikasi Politik Universitas Indonesia, alumnus Cornell & Radboud University)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar