Judul : Mengungkap Politik Kartel
Harga Rp 70.000. BOOKED MLG
Penulis :Kuskridho Ambardi
ISBN :9789799102034
Penerbit:KPG
Ukuran :135 x 200 mm
Tebal :424 halaman
Era reformasi tidak serta-merta membuat sistem kepartaian di Indonesia makin kompetitif. Sebaliknya, yang muncul adalah sistem kepartaian yang terkartelisasi. Itulah sistem di mana partai-partai cenderung bertindak sebagai satu kelompok, permisif dalam membentuk koalisi, ideologi partai memudar, dan oposisi absen.
Pada masa kampanye partai-partai saling bersaing sengit, namun begitu Pemilu usai segala pertentangan seolah lenyap disapu angin dan berganti dengan kerjasama. Koalisi-koalisi yang terbentuk pun menjadi aneh dan tidak bersifat ideologis.
Apa penyebab utama munculnya sistem kepartaian yang terkartelisasi? Adakah sistem ini berhubungan dengan perburuan rente di pemerintahan dan DPR? Jika benar, dana negara mana yang menjadi sasaran? Bujeter atau nonbujeter? Bagaimana liku-liku perburuannya? Adakah perburuan rente itu berhubungan dengan “perburuan” jabatan menteri dan ketua komisi, bahkan Ketua DPR? Buku ini menjawab semua pertanyaan tersebut.
SEMENJAK reformasi bergulir pasca kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, partai-partai politik di Indonesia cenderung membentuk sistem kepartaian yang mirip kartel. Bukti-bukti yang terkumpul menunjukkan adanya lima ciri kartel dalam sistem kepartaian di Indonesia, yakni: (1) Hilangnya peran ideologi partai sebagai faktor penentu perilaku koalisi partai; (2) Sikap permisif dalam pembentukan koalisi; (3) Tiadanya oposisi; (4) Hasil-hasil pemilu hampir-hampir tidak berpengaruh dalam menentukan perilaku partai politik; dan (5) Kuatnya kecenderungan partai untuk bertindak secara kolektif sebagai satu kelompok. Kelima ciri tersebut, khususnya yang kelima, berlawanan dengan sifat umum sistem kepartaian yang kompetitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar